WELCOME LABUAN BAJO
Card image
Diposting oleh - Paul J. Andjelicus, Pada 27 September 2022

SELAMAT DATANG   LABUAN BAJO

Paul J. Andjelicus

Perencana Ahli Muda Dinas Parekraf Provinsi NTT

Anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) NTT


    Presiden Joko Widodo dalam kunjungan yang ke - 4 di Labuan Bajo, Manggarai Barat 21 - 22 Juli 2022 lalu, meresmikan sejumlah fasilitas di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo. Fasilitas tersebut adalah Penataan Kawasan Marina Labuan Bajo dan Taman Komodo di Pulau Rinca serta infrastruktur penunjang yaitu Perluasan Bandara Komodo, Sistem Pengelolaan Sampah Warloka dan SPAM Waemese II. Ini melengkapi sejumlah fasilitas seperti Kawasan Puncak Waringin dan Kawasan Batu Cermin yang sudah diresmikan pada tanggal 14 Oktober 2021  lalu. Wajah Nusa Tenggara Timur khususnya Labuan Bajo telah berubah. Target tinggi pun dipasang. KSPN Labuan Bajo ditargetkan dapat mencapai 1 juta wisatawan sehingga fasilitas wisata yang telah dibangun dapat bermanfaat dan memberikan nilai tambah bagi ekonomi masyarakat.

 

 

Keunggulan Labuan Bajo

    KSPN Labuan Bajo memiliki daya tarik wisata tersendiri karena Keragaman jenis daya tarik wisatanya baik daya tarik wisata alam, budaya dan buatan. Hewan Komodo purba yang berada di Taman Nasional (TN) Komodo sebagai ikon kawasan ini, ditambah sejumlah daya tarik wisata lainnya yang luar biasa. Terdapat 42 lokasi penyelamatan dan 15 lokasi tracking yaitu 9 di Pulau Komodo, 2 di Pulau Padar dan 4 di pulau Rinca . Pemandangan alam dan pantai yang indah   di Pulau Padar, Pantai Pink, Pulau Pasir Putih atau Taka Makassar dan beberapa spot diving menarik di Pulau Sebayur seperti castle rock , batu Bolong dan cristal rock . 

 

   Fasilitas wisata baru adalah  Taman Komodo di Pulau Rinca yang menawarkan atraksi komodo ala Jurasic Park . Taman ini dilengkapi bangunan pusat informasi, souvenir, kantor pengelola, penginapan untuk tamu dan ranger . Kehadiran fasilitas ini tentu akan membuat wisatawan merasa aman dan nyaman dalam berpetualang alam liar purba di TN Komodo . Sementara yang berada di Labuan Bajo sendiri adalah daya tarik wisata buatan seperti Marina Labuan Bajo, Puncak Waringin dan juga Gua Batu Cermin. Masih ditambah beberapa daya tarik wisata di sekitar Labuan Bajo dan Kabupaten Manggarai Barat secara keseluruhan.

 

   Hadirnya Marina Labuan Bajo dengan konsep waterfront city menjadi ruang terbuka publik yang dapat menjadi tempat berbagai aktivitas yang menarik wisatawan seperti aktvitas seni budaya, seni pertunjukan , pameran dan lainnya. Marina Labuan Bajo menjadi ikon baru sekaligus landmark kota. Kehadiran berbagai kapal - kapal wisata dari segala penjuru dunia di sekitar marina dapat menjadi atraksi yang menarik. Labuan Bajo siap menerima kehadiran 1 juta wisatawan dan diharapkan mengalir dan menyebar ke daya tarik wisata lainnya di Flores dan NTT secara keseluruhan.

 

 

Bersiap menuju  Kota Pariwisata 

    Labuan Bajo menjadi kota yang sangat strategis karena merupakan gerbang masuk dan keluar bagian barat Flores menuju kawasan wisata Taman Nasional (TN) Komodo dan kawasan wisata lainnya di Flores seperti Wae Rebo di Manggarai, Danau Tiga Warna Kelimutu di Ende sampai ujung Timur Flores. Posisi ini menempatkan Labuan Bajo sebagai titik kumpul wisatawan dan tempat transisi sebelum dan atau sebelum melakukan perjalanan wisata dengan mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas. Kunjungan wisatawan (wisman dan wisnus) ke Labuan Bajo terus meningkat dari semula sekitar 61.000 tahun 2017 menjadi sekitar 250.000 pada tahun 2019, kecuali tahun 2020 yang menurun drastis karena pandemi Covid-19 . Tahun 2021 lalu mulai naik mencapai angka 60.000 wisatawan yang didominasi wisatawan nusantara.

 

      Penyediaan fasilitas perkotaan dan penyediaan produk wisata kota untuk mendorong kegiatan pariwisata sangat penting untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan. Semakin tumbuhnya sektor dan diharapkan akan menumbuhkan lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan sekitar. Melihat keunggulan dan fasilitas wisata yang sudah ada, Labuan Bajo punya peluang menjadi kota pariwisata ( urban tourism ) dengan membangun kotanya menuju kota modern yang berkelanjutan, humanis dan memiliki ciri khas dan identitas yang kuat seperti Singapura, Paris, Barcelona, ​​dan New York.

 

    Prinsip – prinsip  kota  pariwisata   perlu menjadi perhatian antara pembangunan dengan masyarakat setempat sehingga tercipta keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan wisatawan, bersifat multiplier effect bagi sektor lain dan yang penting pembangunan kota terkait dengan penggunaan sumber daya alam. Citra kota L abuan B ajo yang menampilkan sejumlah masalah seperti sampah, kekurangan air bersih, tata kota yang semrawut pelan-pelan yang ditangani. Karena citra kota menjadi karakter kota yang kekuatan menjadi sebuah kota sebagai merek/ merek yang melekat di hati masyarakat.

 

    Branding kota yang berkaitan juga dengan rencana tata kota yang dapat dijadikan strategi kota untuk membuat positioning yang kuat terhadap kota lain, membentuk identitas kota guna memasarkan segala kegiatan dan budaya yang ada pada kota tersebut. Identitas kota dapat terbentuk oleh elemen – elemen kota yang oleh masyarakat paling berkesan seperti jalan, tepian air, kawasan kota, monumen, pusat keramaian (Lynch, 1960). Labuan Bajo memiliki elemen – elemen tersebut seperti Marina Labuan Bajo dan Kawasan Puncak Waringin.

 

    Kesan pertama pengunjung suatu kota adalah wajah kotanya dan salah satu faktor pembentuknya adalah arsitektur bangunan / tampilan wajah bangunannya. Perlu dibuat kesan pertama, pengalaman visual dan ruang dalam nuansa NTT dan Manggarai Barat ketika mengunjungi Labuan Bajo , mulai dari bandara sampai ke dalam kota dengan berbagai fasilitas kota yang ada. Salah satu kendala karena belum ada regulasi yang mengatur arsitektur bangunan kota seperti yang dimiliki Bali. Untuk menyikapi hal ini maka peranan Tim Profesi Ahli ( TPA ) yang sudah ada di Manggarai Barat perlu dioptimalkan dalam persetujuan proses Bangunan Gedung (PBG). Dulu dikenal dengan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi NTT, peran tim ini sangat penting untuk memastikan arsitektur yang dibangun di Labuan Bajo mampu mengangkat potensi kearifan  lokal setempat untuk memberikan keunikan dan spesifik pembeda dari kota lain .

 

    Penyediaan infrastruktur dasar publik kota seperti air bersih, sanitasi lingkungan, penanganan sampah dan kelistrikan yang selama ini menjadi masalah kota secara perlahan-lahan mulai diatasi. Hal ini untuk meningkatkan kualitas ruang kota. Menurut pakar M. Danisworo, kualitas ruang kota penting yang memiliki kualitas fungsional (keterkaitan, keselamatan, kenyamanan, efektif, efisien), kualitas visual (kejelasan, estetika, karakter, jati diri) dan kualitas lingkungan (iklim, ekologi, sosial) .

 

  

Menjalankan  ecotourism

    Pengembangan KSPN Labuan Bajo juga mengusung prinsip pariwisata berkelanjutan. Tetap menjaga keseimbangan antara peningkatan ekonomi lewat industri pariwisata yang tumbuh dan berkembang dengan aspek konservasi lingkungan (alam dan sosial budaya). Salah satu upaya adalah menjaga dan melindungi hewan purba Komodo. Habitat komodo harus dijaga agar hewan ini tidak punah. Karena hanya satu-satunya di dunia dan ada hanya ada di Nusa Tenggara Timur. Rantai makanan dan habitat asli harus tetap lestari. Komodo berstatus VVIP.

 

    Komodo dan keaslian habitatnya di kawasan seluas 173.300 Ha ini perlu dilindungi. Unik, langka dan tak tergantikan dengan menawarkan pengalaman pembohong dan berharga menjadi magnet utama bagi pengunjung. Data Kementerian KLH menunjukkan populasi Komodo selama 5 tahun terakhir mengalami fluktuaktif dengan tren relatif stabil antara 2400-3000 ekor hingga tahun 2016 tercatat 3012 ekor dan 2017 menjadi 2762 ekor. Semangat untuk melindungi keaslian habitat Komodo menjadi prioritas utama. Hilangnya habitat Komodo, kehilangan Komodo, maka menghilangkan magnet utama kawasan ini. (Andjelicus, Paul,”Menjaga Magnet Komodo dan Labuan Bajo,” HU Victory News, 7 Oktober 2020).

 

   Pembatasan kunjungan wisatawan sudah sepatutnya dilakukan. Berdasarkan kajian daya dukung dan daya tampung wisata yang dilakukan, jumlah ideal di Pulau Komodo adalah 219.000 wisatawan dan di Pulau Padar sebanyak 39.420 wisatawan atau sekitar 100 orang per waktu kunjungan (Pos Kupang, Rabu 20 Juli 2022).


   Selanjutnya pemerintah sedang menyusun 
 harga tiket masuk  baru ke TN Komodo. Pemberlakuan tarif masuk tersebut  merupakan salah satu upaya menjaga keseimbangan antara aspek konservasi dan pengembangan industri wisata. Pada satu sisi ekonomi masyarakat yang hidup dari industri wisata selama ini harus tetap terjaga. Sementara itu upaya konservasi habitat Komodo agar lestari dan tidak terancam punah perlu dilakukan. Biaya konservasi juga ditanggung oleh wisatawan (sebagai penikmat keindahan alam dan keunikan hewan pembohong Komodo) dari biaya tiket masuk. Biaya tersebut juga dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat yang tinggal di kawasan TN Komodo.

 

   Wisatawan tidak hanya disuguhi keliaran Komodo dan keindahan alam di TN Komodo saja. Untuk meningkatkan kualitas layanan wisatawan , mendapatkan pengalaman unik dan menambah lama tinggal wisatawan, maka telah dilakukan pengembangan dan pengembangan daya tarik wisata di Labuan Bajo dan kawasan sekitarnya.   Pengembangan berbagai potensi daya tarik wisata yang ada  baik di kota Labuan Bajo sendiri dengan hadirnya Marina Labuan Bajo, maupun yang ada di luar kota Labuan Bajo dan sekitarnya seperti Bukit Sylvia atau Bukit Cinta, Gua Batu Cermin, Gua Ular, Air Terjun Cunca Wulang, Pulau Kalong sebagai habitat kelelawar raksasa, Danau Purba Sanonggoang dan Gua Rangko.

 

    Hal ini didukung variasi wisata budaya melalui beragam jenis tarian, kuliner dan kampung adat. Tarian Caci merupakan salah satu tarian terkenal yang dipersembahkan untuk menyambut tamu. Makanan khas di Manggarai Barat adalah nasi bakar atau kolo, jagung catemak dan rumpu rampe dan serta ikan kuah asam khas Labuan Bajo. Tidak ketinggalan Roti Kompiang bersama   Kopi Manggarai. Kampung Adat Melo hanya berjarak 25 km dari Kota Labuan Bajo dapat menjadi pilihan lain untuk berwisata di sekitar Labuan Bajo. Fasilitas wisata lainnya yang sedang direncanakan adalah Labuan Bajo Forest Garden di Kawasan Hutan Nggorang Bowosie seluas 400 Ha oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan pengembangan kawasan wisata pantai barat Manggarai Barat atau kawasan Golomori.

 

 

Simpulan

   Kita patut bersyukur dengan kegiatan Pembangunan KSPN Labuan Bajo yang bukan saja membangun fasilitas namun didukung dengan infrastruktur yang sangat dibutuhkan masyarakat seperti jaringan jalan, penyediaan air bersih, sistem pengelolahan sampah, bandara, listrik dan telekomunikasi serta fasilitas lainnya. Mari kita cermati pesan dan harapan Presiden yang meminta agar kita ikut membangun pariwisata NTT dengan melakukan hal-hal yang kecil dan sederhana. Ramah terhadap wisatawan, tidak membuang sampah dan fasilitas yang dibangun dan dipelihara bersama. Welcome-nya Labuan Bajo tergantung dari kita sendiri.


   Finally, selamat menikmati wisata Labuan Bajo super premium. Menikmati keindahan, keunikan dan terpuaskan ekspektasi, khayalan imajinasi serta mendapat pengalaman unik dari kegiatan wisata di Labuan Bajo . Daya tarik wisata yang ada tetap terpelihara, unik dan autentik yang saat ini dilakukan agar menjadi pembeda Labuan Bajo dengan kawasan wisata lainnya di Indonesia dan dunia. Namun, pembangunan pariwisata tidak hanya untuk memuaskan wisatawan saja, tapi juga untuk masyarakat. Masyarakat perlu mendapatkan manfaat ekonomi melalui volume besaran pembelanjaan yang dikeluarkan wisatawan, adanya lapangan kerja dan manfaat lingkungan dari rencana 1 juta kunjungan ke Labuan Bajo. 

 




Artikel Lainnya


PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA

PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA

TREND KE DEPAN, ARSITEKTUR SEBAGAI DAYA TARIK PARIWISATA BAGAIMANA POTENSI DAN PELUANG NTT?

MENATA KAWASAN LELOGAMA, LEMBANGNYA NTT

WISATA TEMATIK DAN DAYA SAING DTW

RESTORASI TERUMBU KARANG DI KAWASAN EKOWISATA PANTAI OESINA KABUPATEN KUPANG

MOTIF KAIN TENUN ADAT NTT UNTUK FASAD BANGUNAN

PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA

MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE

Kota Kreatif

Lomba Geowisata Goes to School

URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT

Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024

Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan

Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata

Menulis Buku Bagi ASN Perencana

Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory

Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang

Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia

Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide

SALAM GEOWISATA

TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?

DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT

RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA

PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026

BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023

MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN

SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK

DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023

BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II

PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH

Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA

Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia

Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat

PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT

PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA

Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG

DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG

EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA

MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK

Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT

BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI

Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional

Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka

Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)

FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO

Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE

Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya

Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022

JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN

Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN

KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA

AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022

Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs

KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG

Kampung Seni Flobamorata Kupang

Lasiana Beach

KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?

Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT

Standar Pelayanan Publik

Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT

DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES

IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Wisata Aman Bencana di NTT

Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi

KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023

Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas

RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF

RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022

SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023

Buku Database 2021

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE

Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata

Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR

DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA

Outlook Parekraf 2022

Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang

PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA

Semauku Indah

MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG

WISATA KOTA, KOTA WISATA

NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai

KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF

PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !

Regional Calender Tourism Events 2022

RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT

KENYAMANAN RUANG HOMESTAY

SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE

MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO

KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT

Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang

PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI

DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?

Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao

Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT

MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA

Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata

Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT

PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA

Catatan Perjalanan ke Liman

Wisata Langit Gelap “Lelogama”

TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI

Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT

Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya

Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur

Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT

Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT

Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT

Kunjungan Bupati Malaka

Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana

Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT

Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende

Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur

Literasi Kabupaten Alor

Literasi Lamalera

Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)

MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO

EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM

Tourism Event 2022

WORKSHOP ARSITEK

DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT

MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG

DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT

Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles

Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang

Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT

Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT

FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025

Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT

Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo

Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT

Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik

Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi


MEDIA SOSIAL DAN KONTAK


| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT


Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555