MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO
Card image
Diposting oleh - Paul J. Andjelicus, Pada 27 September 2021

Paul J. Andjelicus

Perencana Muda Dinas Parekraf  Provinsi NTT

Anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) NTT

 

    Labuan Bajo menggeliat, bertumbuh dan bergerak cepat setelah ditetapkan menjadi kawasan wisata super prioritas dengan segmentasi premium bersama Danau Toba, Candi Borobudur,  Mandalika dan Manado-Bitung-Likupang yang masuk dalam Rencana Pembangunan 10 Kawasan Bali Baru. Labuan Bajo juga sudah ditetapkan menjadi tuan rumah pertemuan KTT G-20 dan ASEAN Summit 2023. Sejumlah pembangunan di kawasan Labuan Bajo terus dilaksanakan khususnya  percepatan pembangunan infrastruktur pariwisata seperti pengembangan Bandara Komodo, penataan kawasan kota lama  dan pelayanan kebutuhan air bersih kota.

   Untuk pengembangan Kawasan Labuan Bajo, maka Presiden Jokowi telah menginstruksikan  7 langkah penanganan yang harus dilakukan yaitu: penataan kawasan, infrastruktur, SDM, legalitas lahan, ketersediaan air baku, keamanan wisatawan dan promosi. Hal ini untuk memastikan Labuan Bajo menjadi Destinasi Wisata Super Prioritas Segmentasi Premium  dalam arti pelayanan jasa pariwisata yang berkualitas, mengedapankan privasi dan ketenangan, selaras dengan upaya menjaga keberlanjutan dan membentuk pengalaman wisata terbaik yang didapat dari hal unik dan otentik.

 

Menuju  Kota Pariwisata

    Kota Labuan Bajo  (LB) sangat strategis karena merupakan gerbang masuk dan keluar bagian barat Flores menuju kawasan wisata TN Komodo dan  kawasan wisata lainnya di Flores seperti Wae Rebo di Manggarai, Danau Tiga Warna Kelimutu di Ende sampai ujung Timur Flores. Posisi ini menempatkan LB sebagai titik kumpul wisatawan dan menjadi tempat transisi sebelum dan atau sesudah melakukan perjalanan wisata dengan mengisi waktu luang dengan berbagai aktivitas. Kunjungan wisatawan (wisman dan wisnus) ke Labuan Bajo terus meningkat yang semula sekitar 61.000 tahun 2017 menjadi sekitar 187.000 pada tahun 2019, kecuali tahun 2020 yang menurun drastis.

   Penyediaan fasilitas perkotaan dan penyediaan produk wisata kota untuk mendorong kegiatan pariwisata sangat penting guna meningkatkan lama tinggal wisatawan.  Semakin tumbuhnya sektor pariwisata diharapkan akan menumbuhkan lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan sekitar. Melihat hal ini maka LB punya  peluang menjadi kota pariwisata (urban tourism)  dengan membangun kotanya menuju kota modern yang berkelanjutan, humanis dan memiliki ciri khas  dan identitas yang kuat seperti Singapura, Paris, Barcelona, dan New York.

    Mari kita belajar dari pengalaman Kabupaten Banyuwangi yang merancang sejumlah fasilitas kota dan produk wisata untuk meningkatkan daya tarik sektor pariwisata  daerah ini agar mampu  bersaing dengan Bali. Kolaborasi arsitek nasional dan arsitek setempat merancang sejumlah bangunan dan fasilitas publik mulai dari Pendopo Kabupaten, Hotel, Bandara, GOR dan Kampus Politeknik serta ruang terbuka publik lainnya. Konsep lokalitas Banyuwangi menjadi prioritas pada bangunan dan lingkungan yang menjadi pembeda dengan kota dan daerah lain. Ketersediaan sarana dan prasarana kota yang lengkap untuk melayani berbagai pengunjung yang datang baik wisatawan maupun pengunjung lainnya merupakan syarat mutlak  sehingga membuat pengunjung bisa berlama-lama menghabiskan waktu di  LB karena mendapatkan pengalaman wisata terbaik dari hal unik dan otentik seperti Bali dan Banyuwangi.  

    Namun perlu diperhatikan prinsip – prinsip dalam pembangunan pariwisata kota antara lain keterlibatan masyarakat setempat sehingga tercipta adanya keseimbangan antara kebutuhan masyarakat dan wisatawan,  bersifat multiflier effect bagi sektor lain dan  yang penting  pariwisata kota menjamin keberlanjutan khususnya terkait penggunaan sumber daya alam. Citra kota LB yang masih menampilkan sejumlah masalah seperti sampah, kekurangan air bersih, tata kota yang semrawut harus segera ditangani. Karena citra kota menjadi karakter  kota  yang menjadi kekuatan sebuah kota sebagai  merek / brand yang melekat di hati masyarakat.

    Branding kota berkaitan juga dengan  rencana tata kota yang dapat dijadikan strategi  kota untuk membuat positioning yang kuat terhadap kota lain, membentuk identitas kota guna memasarkan segala kegiatan dan budaya yang ada pada kota tersebut. Identitas kota dapat terbentuk oleh elemen – elemen kota yang oleh masyarakat sangat terkesan seperti jalan, tepian air, kawasan kota, monumen, pusat keramaian (Lynch, 1960).  Identitas kota terbentuk oleh kondisi, karakter, dan keunggulan kompetitif yang dimiliki kota tersebut yang unik, khas dan istimewa.

    Sejumlah langkah  telah dilakukan untuk menata kota LB sejak tahun 2018 agar punya keunggulan tersebut meliputi penataan   Kawasan Kota Lama  dengan konsep Waterfront City yang meliputi zona Bukit Pramuka, Zona Kampung Air, Zona Dermaga, Zona Pantai Marina dan Zona Kampung Ujung. Kawasan – kawasan ini  didominasi oleh ruang – ruang publik seperti plaza festival, amphitheatre,  tangga Bajo dan jalur pedestrian.   Juga penyediaan infrastruktur dasar publik kota seperti air bersih, sanitasi lingkungan,  penanganan sampah dan kelistrikan yang selama ini masih menjadi masalah kota.  Hal ini untuk meningkatkan kualitas ruang kota. Menurut pakar perkotaan M. Danisworo, kualitas ruang kota menjadi penting yang meliputi kualitas fungsional (keterkaitan, keselamatan, kenyamanan, efektif, efisien), kualitas visual (kejelasan, estetika, karakter, jati diri) dan kualitas lingkungan (iklim, ekologi, sosial).

   Penyempurnaan kembali rencana tata ruang wilayah perlu dilakukan dengan memperhatikan rencana pengembangan LB sebagai kawasan wisata super prioritas  segmentasi premium dan potensi pariwisata yang akan dikembangkan sehingga tidak terjadi konflik penggunaan ruang seperti yang terjadi selama ini dalam pembangunan kota. Termasuk  perencanaan transportasi  massal (sistem BRT dan LRT/MRT) yang sudah harus dipikirkan sejak awal karena jaringan transportasi menjadi pembentuk kota dan jumlah penduduk kota terus bertambah. Ekspansi  rencana pengembangan wilayah seperti pembangunan pelabuhan laut terpadu di Wae Klumbu dan pengembangan kawasan wisata pantai barat Golo Mori, akan melahirkan  kawasan baru di pinggiran kota  seperti perdagangan dan permukiman  yang harus diantisipasi sehingga tidak bertumbuh liar (urban sprawl). Hal ini terkait dengan  bentuk dan ukuran kota LB yang harus tetap terjaga.

 

Arsitektur Kota

    Kesan pertama pengunjung suatu kota adalah wajah kotanya dan salah satu faktor pembentuknya adalah arsitektur  bangunan / tampilan wajah bangunannya. Arsitektur bangunan dapat menjadi pembentuk wajah kota sekaligus menjadi identitas  kota karena secara fisik  kota dibentuk dengan kehadiran bangunan atau gedung. Bangunan merupakan unsur penting dalam mengisi ruang, merajut wajah kota yang berfungsi sebagai unsur pembangkit, unsur penentu ruang, sebagai titik perhatian dan landmark serta sebagai tepian dan fasada kota (Beckley,1979).  Berbagai bentuk dan dimensi, memberikan bentuk khusus sebuah kota. Bentuk bangunan yang unik dan berciri khas tertentu dapat menciptakan fasada kota yang berbeda dengan kota lainnya.

    Memperhatikan komponen industri pariwisata 5 A (attraction, accessibility, amenity, accommodation and awarness),  maka karya arsitektur  berkontribusi untuk 3 komponen yaitu  Attraction : menghadirkan destinasi wisata buatan dalam wujud gedung atau kawasan  ikonik, Amenity : bangunan restoran, cafe, pusat informasi pariwisata, museum dan Accommodation : bangunan hotel, resort, homestay. Bagaimana dengan LB? Bangunan publik seperti hotel  yang ada  masih belum kuat memberikan sentuhan ikonik nilai lokal  dan cenderung berkesan modern dari sisi eksterior bangunan sehingga mempunyai  kemiripan dengan bangunan hotel  kota lain.  Ini menjadi tantangan ke depan karena berbagai fasilitas wisata akan terus bertambah sering perkembangan industri pariwisata di LB.

     Perlu diciptakan  kesan pertama, pengalaman visual dan ruang dalam nuansa NTT dan Manggarai ketika mengunjungi LB, mulai dari bandara sampai ke dalam kota dengan berbagai fasilitas kota yang ada. Salah satu kendala karena belum ada regulasi yang mengatur arsitektur bangunan kota seperti  dimiliki Bali.   Untuk menyikapi hal ini maka peranan Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) yang sudah ada di Manggarai Barat perlu dioptimalkan. Bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Daerah NTT, peranan tim ini sangat penting untuk ikut memastikan arsitektur bangunan yang dibangun di LB mampu mengangkat potensi kearifan lokal setempat untuk memberikan keunikan dan spesifik pembeda dari kota lain.   

     Kita patut bersyukur karena upaya untuk mengangkat nilai lokal sudah mulai dilakukan. Desain KSPN Labuan Bajo untuk kawasan kota lama dari Zona Bukit Pramuka sampai Zona Kampung Ujung  telah berupaya menghadirkan sentuhan lokal budaya Manggarai seperti pada ruang publik di Zona Dermaga yang dirancang dengan motif kain Manggarai pada lantai Plaza Festival, area rotunda yang menjorok ke laut diilhami bentuk lingkaran pada pembagian areal sawah (lingko) dan terdapat patung/sculpture yang berbentuk batu sandar kapal. Hal ini bukan saja untuk memastikan kualitas ruang kota LB semakin baik tapi juga menciptakan pengalaman berwisata terbaik dari yang unik dan otentik.

 

Gambar: Pemandangan Kota Labuan Bajo, sumber: komodoshuttle.com

 

Bahan Pustaka:
1.   Mulyandari, Hestin.2011. Pengantar Arsitektur Kota. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
2.   Nirwan Luru, Marselinus. 2017. Gali! Potensi Kota Pariwisata Perkotaan Labuan Bajo. Penerbit Deepublish. Yogyakarta.
3.   --------------.2019. Rencana Pengelolaan Destinasi TN Komodo dan Destinasi Super Prioritas Labuan Bajo-Flores. Dinas Parekraf NTT. Kupang.
4.   https://www.suara.com/pressrelease/2020/02/08/010000/labuan-bajo-jadi-destinasi-super-premium/



Artikel Lainnya


PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA

PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA

TREND KE DEPAN, ARSITEKTUR SEBAGAI DAYA TARIK PARIWISATA BAGAIMANA POTENSI DAN PELUANG NTT?

MENATA KAWASAN LELOGAMA, LEMBANGNYA NTT

WISATA TEMATIK DAN DAYA SAING DTW

RESTORASI TERUMBU KARANG DI KAWASAN EKOWISATA PANTAI OESINA KABUPATEN KUPANG

MOTIF KAIN TENUN ADAT NTT UNTUK FASAD BANGUNAN

PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA

MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE

Kota Kreatif

Lomba Geowisata Goes to School

URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT

Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024

Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan

Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata

Menulis Buku Bagi ASN Perencana

Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory

Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang

Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia

Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide

SALAM GEOWISATA

TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?

DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT

RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA

PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026

BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023

MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN

SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK

DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023

BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II

PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH

Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA

Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia

Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat

PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT

PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA

Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG

DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG

EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA

MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK

Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT

BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI

Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional

Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka

Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)

FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO

Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE

Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya

Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022

JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN

WELCOME LABUAN BAJO

Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN

KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA

AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022

Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs

KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG

Kampung Seni Flobamorata Kupang

Lasiana Beach

KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?

Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT

Standar Pelayanan Publik

Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT

DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES

IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Wisata Aman Bencana di NTT

Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi

KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023

Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas

RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF

RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022

SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023

Buku Database 2021

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE

Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata

Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR

DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA

Outlook Parekraf 2022

Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang

PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA

Semauku Indah

MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG

WISATA KOTA, KOTA WISATA

NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai

KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF

PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !

Regional Calender Tourism Events 2022

RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT

KENYAMANAN RUANG HOMESTAY

SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE

KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT

Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang

PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI

DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?

Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao

Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT

MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA

Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata

Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT

PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA

Catatan Perjalanan ke Liman

Wisata Langit Gelap “Lelogama”

TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI

Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT

Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya

Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur

Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT

Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT

Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT

Kunjungan Bupati Malaka

Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana

Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT

Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende

Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur

Literasi Kabupaten Alor

Literasi Lamalera

Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)

MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO

EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM

Tourism Event 2022

WORKSHOP ARSITEK

DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT

MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG

DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT

Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles

Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang

Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT

Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT

FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025

Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT

Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo

Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT

Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik

Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi


MEDIA SOSIAL DAN KONTAK


| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT


Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555