FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO
Card image
Diposting oleh - Dinas Parekraf Provinsi NTT, Pada 06 September 2022

FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO

(Kornelis Febryanto Jerau)

            Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat khususnya di Labuan Bajo menjadi salah satu sektor yang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Kehadiran objek wisata seperti Komodo di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Pulau Padar, Pink Beach dan sejumlah objek wisata alam lain menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan asing maupun lokal untuk datang dan berkunjung ke Manggarai Barat dan Labuan Bajo. Sementara itu, Kota Labuan Bajo sendiri sudah membangun sejumlah daya tarik wisata buatan untuk menarik minat wisatawan. Kemajuan pada sektor pariwisata ini dinilai menjadi kesempatan sekaligus tantangan tersendiri bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat untuk lebih memperkenalkan sisi lain dari Tanah Manggarai atau yang sering dikenal dengan sebutan Tanah Nuca Lale.

            Event Festival Golo Koe merupakan salah satu jawaban atas upaya pemerintah dan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat untuk memperkenalkan sisi lain atau wajah lain dari tanah Manggarai Barat. Festival Golo Koe Labuan Bajo merupakan festival keagamaan pertama yang dilaksanakan di Labuan Bajo. Inti dan puncak dari festival ini adalah prosesi perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara mengelilingi Kota Labuan Bajo yang berakhir dengan pentataan di Gua Maria Golo Koe Labuan Bajo. Golo Koe adalah Bahasa Manggarai yang jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia memiliki arti gunung yang kecil atau bukit. Istilah Golo Koe ini kemudian digunakan sebagai nama tempat kebaktian umat Katolik yaitu Gua Maria Golo Koe, sekaligus dipilih sebagai lokasi akhir prosesi Festival Golo Koe Labuan Bajo.

Manggarai Barat pada umumnya dan Labuan Bajo pada khususnya tidak boleh hanya dikenal sebatas Pulau Komodo atau Pulau Padar tetapi juga harus dikenal sebagai sebuah daerah yang kaya akan nilai luhur budaya dan spiritual. Wisata yang bernuansa spiritual bisa dikatakan sebagai wajah baru dari model kepariwisataan yang dikembangkan pemerintah dan masyarakat. Kabupaten Manggarai Barat yang selama ini sekadar dikenal dengan wisata alam (ambil contoh Pulau Komodo) mencoba memberikan pengalaman berwisata yang sangat berbeda kepada masyarakat maupun wisatawan yang datang berkunjung. Dikatakan berbeda karena wisata spiritual tidak hanya menciptakan hubungan antara manusia dengan lingkungannya saja, tetapi menitikberatkan pada hubungan antara manusia dengan Tuhan Sang Pencipta.

Sebagai suatu hal yang baru dalam model kepariwisataan, wisata spiritual merupakan salah satu bentuk pengalaman perjalanan spiritual yang ditempuh seseorang untuk bertemu dan berinteraksi dengan Sang Penciptanya. Rangkaian acara dan kegiatan yang dilaksanakan memberikan kesempatan kepada masyarakat dan pengunjung untuk lebih mendalami nilai-nilai spiritual yang telah mengakar dalam berbagai aspek kehidupan harian masyarakat, khususnya masyarakat Manggarai. Selain itu Festival Golo Koe Labuan Bajo juga menjadi bukti kerukunan dan toleransi yang terjalin antar umat beragama yang ada di Kabupaten Manggarai Barat. Hal inilah yang sebenarnya ingin ditampilkan dan ditawarkan dalam seluruh rangkaian kegiatan Festival Golo Koe Labuan Bajo yang diselenggarakan pada tanggal 8 Agustus sampai 15 Agustus 2022 dan berpusat di Waterfront, Labuan Bajo.

     Festival Golo Koe Labuan Bajo digagas dan diorganisir oleh Keuskupan Ruteng, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, BPOLBF dan stakeholders terkait lainnya di sektor pariwisata. Terdapat 6 (enam) kegiatan utama pada Festival Golo Koe Labuan Bajo, yaitu acara pembukaan (opening ceremony), kegiatan pentas seni, kegiatan pameran budaya dan kuliner khas masyarakat Manggarai, kegiatan ekologis (alam) dan karitatif (sosial), kegiatan prosesi akbar perarakan patung Bunda Maria Assumpta Nusantara, dan Misa Agung Maria Assumpta Nusantara sekaligus dirangkaikan dengan malam penutupan Festival Golo Koe Labuan Bajo. Adapun beberapa acara diisi oleh beberapa pelaku seni seperti musisi lokal maupun musisi dari luar daerah.

 Masing-masing kegiatan yang diselenggarakan dalam Festival Golo Koe ini sendiri memiliki nilai-nilai yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya, terlebih khusus berpusat pada dimensi manusia, dimensi alam, dimensi budaya, dan dimensi keilahian. Cinta kasih serta karya Tuhan termanifestasi secara nyata dalam keindahan alam dan keluhuran budaya masyarakat Manggarai. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab sebagai manusia untuk terus menghidupi, menjaga dan memelihara berkat Tuhan tersebut dalam kehidupan bermasyarakat.

 Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama Festival Golo Koe Labuan Bajo memberikan gejolak yang cukup besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat setempat. Kegiatan yang berlangsung selama satu minggu ini mampu menarik animo yang sangat besar dari pengunjung khususnya yang berada di daerah Keuskupan Ruteng yang mencakup tiga kabupaten yaitu Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur. Masyarakat dan pengunjung yang hadir terlihat sangat menikmati dan hanyut dalam suasana spiritual yang dihadirkan dalam setiap kegiatan Festival Golo Koe Labuan Bajo. Selain itu pihak penyelenggara juga memberikan kesempatan kepada para penggiat atau pelaku UMKM dan industri kreatif lainnya untuk menjajakan dan menampilkan hasil usaha mereka seperti makanan, minuman, kain tenun dan beragam hasil kreatif lainnya, hal tersebut bertujuan agar Festival Golo Koe Labuan Bajo memberikan nilai guna kepada seluruh masyarakat khususnya bagi masyarakat yang selama ini mengalami kesulitan berkaitan dengan pemasaran produk hasil usaha.

Pada akhirnya tentu banyak masyarakat dan unsur-unsur terkait yang mengharapkan Festival Golo Koe Labuan Bajo ini menjadi agenda tahunan, seperti yang dikatakan langsung oleh Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, S.E. Dampak serta momentum Festival Golo Koe Labuan Bajo dinilai memberikan dampak positif dalam kehidupan ekonomi, sosial, pariwisata dan secara khusus spiritual masyarakat dan pengunjung yang menikmati dan terlibat secara langsung dalam rangkaian kegiatan Festival Golo Koe Labuan Bajo. Kehadiran pariwisata yang berbasis spiritual di Kabupaten Manggarai Barat tentu menjadi geliat dan sumbu baru bagi pertumbuhan pariwisata ke depannya. Banyaknya pilihan dan referensi wisata yang dapat ditawarkan dan diberikan kepada masyarakat maupun wisatawan dapat menjadikan Kabupaten Manggarai Barat sebagai destinasi unggulan. Oleh karena itu evaluasi, perbaikan, masukan serta kritik dari berbagai pihak tentunya sangat diharapkan dan dipandang sangat penting demi tercapainya gagasan dan semboyan Festival Golo Koe Labuan Bajo tahun 2022 yaitu pariwasata holistik: berpartisipasi, berbudaya, dan berkelanjutan.



Artikel Lainnya


PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA

PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA

TREND KE DEPAN, ARSITEKTUR SEBAGAI DAYA TARIK PARIWISATA BAGAIMANA POTENSI DAN PELUANG NTT?

MENATA KAWASAN LELOGAMA, LEMBANGNYA NTT

WISATA TEMATIK DAN DAYA SAING DTW

RESTORASI TERUMBU KARANG DI KAWASAN EKOWISATA PANTAI OESINA KABUPATEN KUPANG

MOTIF KAIN TENUN ADAT NTT UNTUK FASAD BANGUNAN

PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA

MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE

Kota Kreatif

Lomba Geowisata Goes to School

URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT

Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024

Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan

Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata

Menulis Buku Bagi ASN Perencana

Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory

Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang

Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia

Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide

SALAM GEOWISATA

TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?

DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT

RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA

PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026

BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023

MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN

SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK

DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023

BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II

PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH

Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA

Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia

Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat

PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT

PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA

Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG

DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG

EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA

MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK

Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT

BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI

Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional

Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka

Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)

Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE

Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya

Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022

JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN

WELCOME LABUAN BAJO

Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN

KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA

AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022

Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs

KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG

Kampung Seni Flobamorata Kupang

Lasiana Beach

KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?

Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT

Standar Pelayanan Publik

Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT

DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES

IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Wisata Aman Bencana di NTT

Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi

KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023

Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas

RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF

RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022

SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023

Buku Database 2021

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE

Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata

Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR

DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA

Outlook Parekraf 2022

Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang

PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA

Semauku Indah

MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG

WISATA KOTA, KOTA WISATA

NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai

KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF

PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !

Regional Calender Tourism Events 2022

RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT

KENYAMANAN RUANG HOMESTAY

SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE

MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO

KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT

Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang

PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI

DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?

Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao

Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT

MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA

Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata

Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT

PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA

Catatan Perjalanan ke Liman

Wisata Langit Gelap “Lelogama”

TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI

Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT

Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya

Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur

Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT

Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT

Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT

Kunjungan Bupati Malaka

Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana

Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT

Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende

Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur

Literasi Kabupaten Alor

Literasi Lamalera

Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)

MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO

EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM

Tourism Event 2022

WORKSHOP ARSITEK

DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT

MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG

DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT

Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles

Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang

Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT

Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT

FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025

Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT

Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo

Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT

Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik

Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi


MEDIA SOSIAL DAN KONTAK


| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT


Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555