MOTIF KAIN TENUN ADAT NTT UNTUK FASAD BANGUNAN
Paul J. Andjelicus
Perencana Madya Spasial Dinas Parekraf NTT
Anggota IAI Provinsi NTT
Penggunaan motif kain tenun adat pada karya arsitektur merupakan salah satu upaya pelestarian kain tenun daerah khususnya terkait informasi motif dan makna / simbol dari motif tersebut yang merepresentasikan perkembangan budaya suku dan atau daerah tertentu. Kekayaan motif kain tenun adat NTT sangat banyak dan bervariasi yang tercatat sekitar 737 ragam motif tenun (Dekranasda NTT,2022). Namun begitu penggunaan motif kain adat dalam desain bangunan khususnya sebagai bagian eksterior bangunan dan atau fasad bangunan belum begitu meluas. Fasad bangunan adalah muka bangunan yang yang umumnya menghadap arah jalan yang terdiri dari komponen meliputi dinding, jendela, pintu, atap, entrance bangunan dan ornamen. Selama ini motif tenun adat banyak dipakai utuk kebutuhan interior bangunan seperti yang selalu hadir di hotel, restoran, bahkan rumah tinggal sebagai unsur hiasan dan point interest ruangan.
Kemudian dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan motif kain tenun adat NTT untuk fasad bangunan mulai dipakai. Penggunan dilakukan melalui pembuatan motif pada dinding melalui teknik cat atau dilukis. Adapula dibentuk dari plesteran semen. Teknik lain adalah penggunaan panil dinding dekoratif bermotif kain tenun adat yang ditempel pada dinding. Panil ini juga dapat berfungsi sebagai secondary skin (kulit kedua bangunan).
Penulis baru-baru ini melakukan penelitian awal terhadap sejumlah bangunan kantor pemerintah di Kota Kupang yang telah mengunakan motif kain tenun adat NTT pada fasad bangunan. Aspek yang diamati adalah jenis motif, penempatan, fungsi dan penggunaan material untuk aplikasi motif pada fasad bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian motif kain tenun adat NTT yang ditemukan pada fasad bangunan kantor yang ada saat ini masih sebatas untuk unsur dekoratif saja. Temuan lainnya adalah makna atau simbol dari setiap kain tenun adat dapat dipergunakan sebagai bagian perkuatan karakter bangunan sesuai fungsi bangunan tersebut.
Penggunaan untuk unsur dekoratif
Penggunaan motif pada fasad bangunan cukup bervariasi. Motif yang paling banyak dipergunakan adalah motif geometris, kemudian motif flora. Kebanyakan motif yang dipakai merupakan motif pengembangan dari motif kain tenun yang dipilih namun tetap tidak meninggalkan bentuk aslinya. Hal ini dilakukan agar menyesuaikan dengan material dan teknik pembuatan yang dilakukan.
Penempatan ornamen motif pada fasad bangunan paling banyak di bagian depan bangunan yang menghadap langsung ke jalan dan tidak untuk keseluruhan bidang bangunan lainnya (samping dan belakang). Bagian depan bangunan merupakan bagian yang pertama kali dilihat pengunjung, yaitu meliputi bagian kanopi entrance bangunan, bidang sisi kiri dan kanan serta bidang dinding bagian atas kanopi entrance. Pemasangan juga tidak hanya pada dinding masif namun juga pada bagian bukaan (jendela) bangunan.
Fungsi penggunaan motif pada fasad bangunan paling banyak untuk dekoratif atau hiasan, sementara ada juga beberapa bangunan (Gedung KPP Pratama Kupang dan Gedung UPTD Labkes Provinsi NTT), yang panil dinding motif dipakai sebagai pengatur sinar matahari (sun shading) sehingga menciptakan kulit bangunan kedua (secondary skin). Pola fasad yang ditampilkan dari bangunan kantor yang diamati adalah termasuk fasad bangunan dengan penampilan estetik. Sementara karakter yang diciptakan secara umum adalah karakter netral. Namun terdapat bangunan kantor yang mengunakan fasad dengan motif kain tenun untuk menciptakan karakter kuat seperti Gedung DPD NTT di Jl. Polisi Militer.
Sementara dari penggunaan material, sangat bervariasi. Pada bangunan yang dibangun 10 tahun atau lebih, penggunaan motif dilakukan dengan sistem cat langung pada bidang tembok atau dengan pembuatan motif timbul dari plesteran semen. Kemudian pembuatan motif dari bahan kayu dan multipleks untuk dinding motif yang terlindung atap. Seiring dengan kemajuan teknologi material konstruksi dan teknik pembuatan, beberapa bangunan baru yang diamati telah mengunakan material plat baja dengan pembuatan motif dengan teknik laser cutting. Bahan lainnya adalah papan fabrikasi (seperti papan GRC / glass reinforced cement) yang tahan terhadap cuaca sehingga menjadi dinding eksterior bangunan.
Penggunaan untuk memperkuat karakter bangunan
Karakter bangunan sesuai fungsi bangunan yang dimaksudkan adalah setiap bangunan memiliki fungsi seperti untuk bangunan perkantoran, sarana ibadah, pelayanan kesehatan, pendidikan, penginapan, bangunan fungsi rekreasi dan lainnya. Secara umum bangunan untuk fungsi perkantoran menampilkan kesan formil dan kenyamanan dalam memberikan pelayanan yang terbaik, maka motif yang dapat dipakai adalah motif pola geometris seperti garis dan bidang segiempat. Motif – motif ini bisa ditemukan di beberapa kain tenun seperti motif geometris pada kain tenun Buna dari Insana Kabupaten TTU atau Motif Boti dari Kabupaten TTS.
Sementara untuk fungsi perkantoran pemerintah sendiri dapat terbagi menjadi 3 (tiga) fungsi sesuai Konsep Trias Politika yaitu fungsi eksekutif, legislatif dan yudikatif. Untuk gedung kantor fungsi eksekutif seperti kantor dinas atau badan mempunyai fungsi dan karakter adalah memberikan pelayanan publik yang terbaik, adil dan merata, netral serta bersifat mengayomi masyarakat. Motif kain tenun adat yang dapat digunakan adalah motif ayam jantan (Sumba Timur) yang melambangkan kehidupan dan pemimpin yang selalu melindungi. Alternatif lain adalah motif tanduk rusa (Sumba Timur) yang melambangkan kebijaksanaan pemimpin yang selalu memperhatikan kehidupan masyarakatnya.
Untuk gedung kantor fungsi legislatif seperti gedung DPRD mempunyai fungsi sebagai tempat mendengar dan menampung aspirasi rakyat serta memperjuangkan aspirasi tersebut dengan produk regulasi yang bermanfaat bagi kehidupan rakyat/masyarakat. Motif kain tenun adat yang dapat digunakan antara lain Motif Lawo Gambah (Lio, Ende) dengan gambar Burung Garuda yang melambangkan Bhineka Tunggal Ika. Alternatif lainnya adalah Motif Korkase (Amarasi, Kupang) yang artinya Burung Garuda sebagai lambang negara.
Kemudian untuk gedung kantor fungsi yudikatif seperti Kantor Pengadilan mempunyai fungsi sebagai tempat mencari keadilan bagi masyarakat. Motif yang dapat dipakai adalah motif Mata Manuk (Manggarai). Motif ini artinya mata ayam yang melambangkan Tuhan yang Maha Tahu dan Maha Lihat. Perbuatan manusia tidak ada yang luput dari pengamatan Tuhan. Nilai keadilan dalam setiap putusan hukum menjadi yang utama dan Tuhan akan selalui mengawasi dan menjadi Hakim Tertinggi.
Memperhatikan perkembangan pembangunan berbagai gedung fasilitas publik, dunia arsitektur sebagai salah satu sub unsur dalam industri ekonomi kreatif dan dalam rangka pelestarian kearifan lokal sebagai ekspresi budaya bagi masyarakat dan generasi penerus, maka perlu disusun regulasi penggunaan kearifan lokal seperti kain tenun adat NTT dalam arsitektur bangunan untuk melahirkan ciri khas dan identitas Kota Kupang dan kota di Provinsi NTT, agar berbeda dengan kota lain. Kehadiran bangunan dengan ciri khas kearifan lokal dapat memberikan daya tarik wisata bagi perkembangan industri pariwisata dan ekonomi kreatif di NTT.
Artikel Lainnya
PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA
PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA
TREND KE DEPAN, ARSITEKTUR SEBAGAI DAYA TARIK PARIWISATA BAGAIMANA POTENSI DAN PELUANG NTT?
MENATA KAWASAN LELOGAMA, LEMBANGNYA NTT
WISATA TEMATIK DAN DAYA SAING DTW
RESTORASI TERUMBU KARANG DI KAWASAN EKOWISATA PANTAI OESINA KABUPATEN KUPANG
PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA
MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE
Kota Kreatif
Lomba Geowisata Goes to School
URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT
Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024
Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan
Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata
Menulis Buku Bagi ASN Perencana
Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory
Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang
Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia
Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide
SALAM GEOWISATA
TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?
DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT
RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA
PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026
BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023
MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN
SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK
DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023
BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II
PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH
Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA
Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia
Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat
PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT
PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA
Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG
DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG
EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA
MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK
Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT
BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI
Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional
Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka
Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO
Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE
Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya
Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022
JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN
WELCOME LABUAN BAJO
Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN
KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA
AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022
Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs
KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG
Kampung Seni Flobamorata Kupang
Lasiana Beach
KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?
Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT
Standar Pelayanan Publik
Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT
DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES
IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Wisata Aman Bencana di NTT
Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi
KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023
Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas
RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF
RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022
SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023
Buku Database 2021
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE
Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata
Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR
DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA
Outlook Parekraf 2022
Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang
PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA
Semauku Indah
MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG
WISATA KOTA, KOTA WISATA
NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai
KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF
PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !
Regional Calender Tourism Events 2022
RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT
KENYAMANAN RUANG HOMESTAY
SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE
MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO
KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT
Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang
PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI
DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?
Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao
Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT
MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA
Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata
Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA
Catatan Perjalanan ke Liman
Wisata Langit Gelap “Lelogama”
TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI
Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT
Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya
Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur
Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT
Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT
Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT
Kunjungan Bupati Malaka
Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana
Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT
Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende
Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur
Literasi Kabupaten Alor
Literasi Lamalera
Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)
MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO
EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM
Tourism Event 2022
WORKSHOP ARSITEK
DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT
MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG
DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT
Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles
Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang
Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT
Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT
FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025
Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT
Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo
Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT
Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik
Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi
| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555