Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata
Card image
Diposting oleh - Dinas Parekraf Provinsi NTT, Pada 01 March 2022

KARYA  ARSITEKTUR  SEBAGAI  DAYA TARIK  WISATA

 

Paul J. Andjelicus
Perencana Muda Dinas Parekraf Provinsi NTT
Anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi NTT


    Desain Istana Negara di Ibu Kota Negara (IKN) Baru yang diberi nama  Nusantara telah selesai dan siap dibangun. Karya Nyoman Nuarta ini menimbulkan polemik di jagat raya dunia arsitektur Indonesia. Banyak dipuja dan sekaligus banyak dikritik. Terlepas dari polemik tersebut, rancangan  Istana Negara berbentuk burung Garuda (rencana mulai dibangun 2022) akan menjadi ikon nasional dan berpotensi menjadi magnet baru bagi dunia pariwisata. Menurut Nyoman Nuarta dalam berbagai wawancara, Kawasan Istana Negara sendiri dirancang pada areal seluas 32 Ha dan akan dikembangkan menjadi 100 Ha dan bangunan istana sendiri berada pada lahan seluas  4 Ha dengan  rencana 9 lantai.  Kawasan ini juga dilengkapi Plaza Nusantara seluas 10 Ha  dan beberapa bangunan penunjang termasuk taman dan kebun raya. Kawasan ini akan  menjadi simbol identitas bangsa dan ikon nasional yang akan menjadi ikon dunia.

 

    Desain Istana Negara ini melengkapi desain Kawasan Inti Pusat Pemerintahan seluas kurang lebih 6000 Ha dengan tema Nagara Rimba Nusa hasil Sayembara Gagasan Desain  IKN Baru tahun 2019 lalu. Kedua karya arsitektur ini telah  berupaya menggali dan menampilkan ciri budaya dan jati diri bangsa. Tak dapat dipungkiri arsitektur dapat berperan sebagai pembawa pesan yang dapat menginformasikan peradaban masa lampau, yang dapat berperan dalam melandasi pengembangan kebudayaan nasional dan kepribadian bangsa. Dari perwujudan arsitektur, dapat ditelusuri citra, jati diri, identitas budaya suatu bangsa, baik dalam keadaan masa lalu, masa kini, dan kecenderungannya di masa mendatang.

 

Karya Arsitektur dan Pariwisata

   Karya arsitektur telah cukup signifikan berkontribusi bagi pembangunan pariwisata. Arsitektur sebagai salah satu sektor dalam ekonomi kreatif  dan arsitek adalah stakeholder yang sangat penting bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Sektor pariwisata tidak mungkin berkembang tanpa karya arsitektur yang memiliki nilai kegunaan, kekuatan, keindahan, dan estetika. Gedung atau ikon arsitektur juga bisa menjadi  daya tarik wisata. Contoh Menara Eiffel  Paris, Gedung Opera Sydney House dan Marina Bay Sands Singapura, adalah sederet contoh karya arsitektur yang berkontribusi besar bagi dunia pariwisata. 

 

    Pariwisata dan arsitektur merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangannya. Arsitektur memegang peranan penting dalam mengatur dan menjaga suatu kawasan pariwisata agar tetap dapat memberikan citra visual yang indah. (Mill dan Morrison, 1985). Karya – karya arsitektur terutama yang ikonik dijadikan sebagai atraksi dalam dunia pariwisata dan  ada dua peran  arsitektur yaitu Menjadikan karya arsitektur sebagai objek atraksi dan disain arsitektur untuk mewadahi kegiatan pariwisata. Memperhatikan komponen industri pariwisata 5 A (attraction, accessibility, amenity, accommodation, awarness),  maka karya arsitektur  berkontribusi untuk 3 komponen yaitu  Attraction: menghadirkan destinasi wisata buatan dalam wujud kawasan/bangunan ikonik, Amenity: bangunan restoran, cafe, pusat informasi pariwisata, museum dan accommodation: bangunan hotel, resort, home stay.

 

   Keanekaragaman budaya di Indonesia khususnya arsitektur tradisional dan ditunjang   keindahan alam nusantara  menjadi modal berharga bagi dunia pariwisata jika mampu dikelola dengan baik. Di tengah era modern, keberanian mengangkat nilai-nilai kearifan lokal dengan kepedulian tinggi terhadap lingkungan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Apalagi di masa pandemi ini, tren berwisata lebih mengutamakan wisata alam terbuka, menghindari keramaian, butuh keamanan dan privasi yang tinggi serta mencari  pengalaman dan tantangan baru.

 

    Arsitek memiliki peranan penting untuk menciptakan arsitektur berkualitas yang mencerminkan ciri khas Indonesia seperti bangunan hotel, restoran, galeri, hingga museum. Ide kreatif arsitek bisa mengangkat suatu lokasi menjadi daya tarik wisata yang memiliki daya saing internasional. Melalui  karya arsitektur ikonik yang memenuhi ekspektasi  dan imajinasi wisatawan, menjadi garansi wisatawan untuk kembali berkunjung dan menjadi agen informasi dan publikasi dengan kekuatan media sosial.


   Beberapa arsitek nasional seperti Yori Antar, Popo Danes dan lainnya telah banyak merancang bangunan atau fasilitas wisata yang indah, ikonik dan karyanya dinikmati wisatawan termasuk wisatawan mancanegara serta mendapatkan penghargaan arsitektur. Karya arsitektur tersebut dirancang dalam balutan keindahan budaya dan tradisi setempat, merupakan faktor penting dalam membangun fasilitas wisata seperti hotel dan kawasan rekreasi wisata lainnya. Ini sesuai dengan pendekatan perencanaan suatu destinasi wisata agar memiliki daya tarik dan tingkat kebetahan yang harus memilki:

           Sense of places : adanya hasil interaksi manusia dengan ruang hidupnya.

           Place attachment: terdapat hubungan emosional antara manusia dengan tempat yang dibangun untuk mendukung aktivitas tertentu.

           Place identity: kegiatan yang cocok dan menciptakan identitas atau keunikan tertentu.

 

   Berbagai upaya telah dilakukan untuk  menjadikan arsitektur nusantara menjadi tuan rumah di negeri sendiri seperti kegiatan  Indonesia Architecture Creative Forum (IACF) tahun 2019 di Bali. Tema yang diangkat adalah  “Collaborative Innovation: The Role of Architecture in the Development of Creative Industry and Tourism in Indonesia” yang diharapkan dapat membuka wawasan bagi banyak pihak, mengenai peran penting ekosistem inovasi industri kreatif dan arsitektur sebagai infrastruktur untuk membangun kota kreatif di Indonesia.

 

   Kegiatan lain adalah  kegiatan Sayembara Desain Arsitektur Nusantara yang dilakukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang didukung oleh sebuah produsen cat. Kegiatan sayembara ini dilakukan secara berkesinambungan sejak  tahun 2013 - 2019 dengan beragam tema yang terkait dengan kepariwisataan seperti tema Rumah Budaya Nusantara  untuk tahun 2013 sampai tema Pusat Informasi Pariwisata untuk tahun 2019. Tujuan dari kegiatan ini untuk mencari dan menggali potesi arsitekrur tradisional yang mampu menjadi sebuah gagasan dalam melestarikan, mengkinikan dan menduniakan  arsitektur nusantara.

 

    Arsitektur menjadi salah satu sub sektor unggulan ekonomi kreatif, karena tak hanya menjadi sub sektor tetapi mampu mendukung infrastruktur fisik bagi subsektor industri kreatif lainnya melalui desain bangunan yang menarik. Desain arsitektur yang ikonik dan mengangkat budaya lokal juga dapat menjadi identitas kota/kabupaten, bahkan menjadikannya sebagai daya tarik utama pariwisata, terutama bagi daerah yang potensi sumber daya alamnya minim.

 

Peran Arsitek

    Arsitek sebagai salah satu profesi tidak hanya  mendesain gedung saja seperti yang selama ini dipersepsikan masyarakat. Arsitek  sejatinya merancang lingkungan binaan untuk mewadahi aktivitas manusia. Arsitek juga ikut merancang lingkungan sekitar bangunan. Bangunan dan lingkungan sekitarnya menjadi satu kesatuan. Menurut UU Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek, Arsitek adalah seseorang yang melakukan Praktik Arsitek yaitu penyelenggraan kegiatan untuk menghasilkan karya arsitektur meliputi perencanaan, perancangan, pengawasan  dan/atau pengkajian untuk bangunan dan lingkungannya serta terkait dengan kawasan dan kota. Praktik Arsitek meliputi aspek perencanaan dan pengawasan pelaksanaan konstruksi serta dapat dilakukan secara bersama dengan profesi lain meliputi perencanaan kota dan tata guna lahan, manajemen proyek dan konstruksi, pendampingan masyarakat dan/atau konstruksi lainnya (perencanaan konstruksi monumen, patung dan jembatan).

 

   Sebagai salah satu profesi yang menggeluti  usaha kreatif,  arsitek memiliki peran penting dan strategis, karena itu perlu dibina dan dikembangkan secara sistematis untuk mendukung industri kreatif. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek, telah mengatur tahapan untuk menjadi arsitek dan sarjana  arsitektur lulusan perguruan tinggi tidak  dapat  langsung berpraktek sebagai Arsitek. Seorang sarjana arsitektur  harus menempuh pendidikan profesi, magang dan lulus ujian kompetensi baru mendapat Surat Tanda Registrasi Arsitek  (STRA) dan lisensi untuk berpraktek sebagai Arsitek.  Selanjutnya  seorang yang akan berpraktek sebagai Arsitek juga harus menjadi anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sebagai asosiasi resmi profesi arsitek.

 

   Dalam kaitanya dengan peran arsitek dalam pembangunan, disamping berkontribusi menciptakan lingkungan binaan yang mewadahi aktivitas manusia  dengan karya-karya  sesuai dengan perkembangan dan keperluan zaman,  arsitek juga mengemban misi untuk melestarikan warisan budaya dan sejarah arsitektur Indonesia. Para arsitek berperan dalam menjaga agar warisan budaya, khususnya dalam bentuk karya bangunan. Nilai-nilai kearifan lokal dalam bentuk bangunan-bangunan di setiap daerah yang ada tersebut perlu dijaga, dikembangkan dan dilestarikan.

Tanggung jawab arsitek untuk menjaga kearifan lokal menurut Acwin Dwijendra (2018) antara lain:

a.   Memaknai kearifan lokal melalui tipologi bentukan lama (tradisional) dan esensi ruang dan kebiasasan setempat.

b.   Mempertahankan nilai kearifan lokal dengan mempertahankan bangunan lokal setempat, pengkajian, membangun kembali sesuai tradisi, penciptaan yang baru melalui metode transformasi kearifan lokal di masa lalu dalam konteks kekinian.

c.   Menghadirkan masa lalu di masa sekarang melalui pendekatan penggunaan material, sistem struktur dan konstruksi, teknologi, iklim dan lingkungan sosial budaya.

d.   Strategi 4 tema regionalisme arsitektur: reinvigorating  tradition (penyegaran kembali tradisi), reinventing tradition (mengkombinasikan tradisi lokal), extending tradition (melanjutkan tradisi), reinpretating tradition (menginterpretasi kembali tradisi).

 

Peran arsitek dan karya arsitektur menjadi sangat vital untuk mendukung kemajuan industri kreatif dan pariwisata Indonesia. Arsitektur tak hanya menjadi identitas kota, tetapi mampu menjadi ikon pariwisata

 

Karya dan Peran Arsitek NTT

   Karya arsitek NTT juga telah menghiasi lingkungan binaan NTT. Sederet karya bangunan dan kawasan termasuk fasilitas wisata telah terbangun. Salah satu yang ikonik adalah Gedung Kantor Gubernur NTT yang berbentuk Sasando. Gedung ini hasil Sayembera Arsitektur tahun 2014 lalu, hasil kolaborasi Pemerintah Provinsi NTT dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi NTT. Sayembara Arsitektur memang sedang didorong dan digiatkan  untuk menghasilkan karya rancang bangun lingkungan binaan yang berkualitas, indah sekaligus fungsional khususnya untuk fasiltas publik yang menjadi ikonik. Beberapa instansi dan pemerintah baik nasional maupun daerah sudah mulai melaksanakan kegiatan sayembara arsitektur untuk berbagai fasilitas publik.

 

    Para arsitek yang tergabung dalam IAI Provinsi NTT siap mendukung pembangunan NTT yang menjadikan pariwisata sebagai prime mover. Hal ini diwujudkan melalui kerjasama IAI NTT dengan Dinas Pariwiwata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Tahun 2021 melalui MoU Nomor Parerkaf 55.2.2/04/III/2021 dan 020/IAI.NTT/III/2021 tanggal 15 Maret 2021. Kontribusi IAI Provinsi NTT adalah mendukung rancang bangun fasilitas pariwisata (atraksi, akomodasi dan amenitas) yang mampu menjadi wadah aktivitas berwisata dan sekaligus menjadi daya tarik wisata yang baru dengan mengangkat potensi kearifan lokal NTT. Kerjasama lainnya dilakukan dengan  Sinode GMIT dan Unika Widya Mandira Kupang dalam rangka pembangunan kembali gedung gereja pasca bencana Siklon Seroja pada  April 2021 lalu. Pada kerjasama ini IAI Provinsi NTT menyediakan tenaga profesional untuk pelatihan tukang, konstruksi dan pengawasan terhadap pembanguan beberapa pastori dan gedung gereja.

 

    Untuk makin memantapkan karya dan peran arsitek NTT,  IAI Provinsi NTT telah  melaksanakan Rakerprov untuk menyusun Program Kerja 2022-2024. Ketua IAI Provinsi  NTT Robert Rayawulan,IAI menjelaskan berbagai tantangan dalam dunia kerja arsitek seperti  penyiapan lisensi praktik arsitek, kompetisi dalam dunia jasa konstruksi yang menuntut arsitek NTT harus terus mempersiapkan diri secara profesional dan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat  sehingga  arsitek juga harus beradaptasi  khususnya penguasaan  berbagai aplikasi teknologi desain arsitektur  dalam praktek arsiteknya. Terdapat serangkaian  agenda untuk menjawab tantangan dunia kerja arsitek yaitu:  Menjemput yang Tertinggal, Mengumpulkan yang Tercecer, Menguatkan yang Lemah dan Memberdayakan yang  Mampu.  Ini dilakukan untuk mewujudkan Visi IAI NTT 2021-2024 yaitu  IAI NTT Bangkit dan Semakin Mantap ( Mandiri, Terpercaya, Akuntabel dan Profesional).

 

   IAI Provinsi NTT semakin mantap untuk  ikut serta secara aktif  membantu pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur dengan melahirkan karya – karya arsitektur yang berkualitas dengan mengangkat identitas lokal, melaksanakan dan memfasilitasi kegiatan sayembara arsitektur,  melakukan kajian – kajian yang terkait bidang arsitektur seperti kajian permasalahan kota di NTT  dan masalah kebencanaan di NTT. Selanjutnya   akan dilakukan  kegiatan untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan praktek arsitek  melalui road show ke kampus – kampus yang memiliki jurusan arsitektur, peningkatan kompetensi dan professional arsitek NTT,  penyajian informasi kegiatan IAI NTT secara digital kepada masyarakat luas dan membangun kerjasama dengan mitra kerja seperti pemerintah, swasta, asosiasi profesi lainya dan masyarakat sebagai pengguna jasa arsitek. 


Referensi:

-  Dwijendra,Acwin.2018. Peran Arsitek Untuk Menjaga Kearifan Lokal Dalam Konsep Arsitektur Bangunan-Materi Presentasi Kampanye Edukasi Publik Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan. Denpasar.Bali

-     Specht, J. (2014). Architectural Tourism. Building for Urban Travel Destination. Wiesbaden, Deutch: Springer Gabler.

-     Wendyputra, I Putu Weka,dkk.2013. Arsitektur Modern Di Kawasan Pariwisata Amed. Jurnal Sains dan Seni ITS . Vol 2  (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

-     http://edukasi.kompas/Karya Arsitektur Bisa Menjadi  Daya Tarik Wisata/2012/10/29/20093085



Artikel Lainnya


PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA

PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA

TREND KE DEPAN, ARSITEKTUR SEBAGAI DAYA TARIK PARIWISATA BAGAIMANA POTENSI DAN PELUANG NTT?

MENATA KAWASAN LELOGAMA, LEMBANGNYA NTT

WISATA TEMATIK DAN DAYA SAING DTW

RESTORASI TERUMBU KARANG DI KAWASAN EKOWISATA PANTAI OESINA KABUPATEN KUPANG

MOTIF KAIN TENUN ADAT NTT UNTUK FASAD BANGUNAN

PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA

MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE

Kota Kreatif

Lomba Geowisata Goes to School

URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT

Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024

Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan

Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata

Menulis Buku Bagi ASN Perencana

Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory

Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang

Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia

Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide

SALAM GEOWISATA

TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?

DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT

RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA

PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026

BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023

MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN

SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK

DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023

BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II

PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH

Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA

Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia

Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat

PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT

PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA

Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG

DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG

EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA

MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK

Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT

BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI

Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional

Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka

Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)

FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO

Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE

Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya

Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022

JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN

WELCOME LABUAN BAJO

Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN

KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA

AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022

Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs

KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG

Kampung Seni Flobamorata Kupang

Lasiana Beach

KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?

Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT

Standar Pelayanan Publik

Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT

DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES

IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Wisata Aman Bencana di NTT

Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi

KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023

Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas

RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF

RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022

SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023

Buku Database 2021

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE

Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR

DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA

Outlook Parekraf 2022

Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang

PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA

Semauku Indah

MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG

WISATA KOTA, KOTA WISATA

NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai

KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF

PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !

Regional Calender Tourism Events 2022

RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT

KENYAMANAN RUANG HOMESTAY

SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE

MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO

KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT

Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang

PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI

DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?

Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao

Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT

MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA

Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata

Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT

PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA

Catatan Perjalanan ke Liman

Wisata Langit Gelap “Lelogama”

TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI

Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT

Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya

Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur

Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT

Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT

Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT

Kunjungan Bupati Malaka

Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana

Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT

Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende

Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur

Literasi Kabupaten Alor

Literasi Lamalera

Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)

MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO

EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM

Tourism Event 2022

WORKSHOP ARSITEK

DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT

MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG

DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT

Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles

Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang

Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT

Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT

FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025

Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT

Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo

Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT

Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik

Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi


MEDIA SOSIAL DAN KONTAK


| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT


Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555