MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG
Card image
Diposting oleh - Dinas Parekraf Provinsi NTT, Pada 23 November 2021

MAXIMIANUS LIARIAN ETO, A.Md.Par

ASN Bidang Industri Parekraf Dinas Parekraf Provinsi NTT


Kabupaten Kupang merupakan salah satu daerah tujuan wisata Provinsi  Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan  kultur sosial dan budaya yang beraneka ragam serta didukung keadaan geografis yang menunjang kepariwisataan. Hal ini  dibuktikan dengan peningkatan jumlah wisatawan baik lokal dan asing yang berkunjung ke sejumlah  destinasi wisata Kabupaten Kupang. Kabupaten Kupang setidaknya memiliki 40 obyek wisata yang terdiri dari wisata bahari, alam, budaya dan sejarah. Di samping itu,  Kabupaten Kupang memiliki  potensi  pelaku-pelaku ekonomi kreatif (ekraf) binaan yang menjadi mata rantai keunikan dari destinasi wisata di Kabupaten Kupang. Pelaku-pelaku ekraf ini sangat membantu pemerintah dalam promosi budaya lewat hasil kreasi produk ekraf masing-masing yang menjadi ciri khas sendiri dalam produknya.

 

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT saat ini sedang melakukan pendataan usaha ekonomi kreatif di Provinsi NTT.  Ekonomi Kreatif (ekraf) sendiri memiliki 17 sub sektor, yaitu : Aplikasi; game; arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; fashion; film animasi, dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; penerbitan; periklanan; seni pertunjukan; seni rupa; dan televisi & radio. Arah kebijakan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT terkait pembangunan ekonomi kreatif saat ini antara lain mengembangkan SDM pelaku ekonomi kreatif, mengadakan pelatihan peningkatan kompetensi yang dilanjutkan dengan sertifikasi pelaku ekonomi kreatif, Pendukungan sertifikasi HKI (Hak atas Kekayaan Intelektual)  dan menjembatani pembentukan kota-kota kreatif di Provinsi NTT. Hal ini tentu perlu didukung dengan ketersediaan data potensi usaha ekonomi kreatif yang ada di NTT.

 

         Beberapa produk ekraf yang sudah terkenal menjadi kekuatan selama ini antara lain Kerupuk Ubi Baumata, produk tenun ikat, Sei Baun, Kue Cucur Oesao dan usaha kerajinan alat musik Sasando. Pendataan industri ekraf yang dilakukan saat ini bertujuan untuk mengumpulkan produk usaha ekonomi kreatif yang selanjutnya akan menjadi potensi untuk dikembangkan dan dilindungi melalui hak paten (sertiifkasi HKI).

 

KERUPUK UBI BAUMATA

          Kerupuk Ubi Baumata merupaka salah satu jajanan/kuliner yang cukup dikenal di kalangan kabupaten Kupang maupun Kota Kupang.  Kerupuk ubi ini banyak dijual oleh masyarakat lokal disekitar objek wisata Kolam Renang Baumata. Terbuat dari bahan utama singkong yang diolah menjadi suatu krupuk yang rasanya enak dan renyah sewaktu dimakan. Biasanya wisatawan yang berkunjung ke Kolam Renang Baumata membawa pulang krupuk ini sebagai oleh-oleh bagi keluarga di rumah. Berdasarkan informasi dari Kelompok Ekraf Kuliner Kerupuk Ubi Baumata memiliki omset yang diperoleh hampir Rp 3 juta lebih sebulan per keluarga. Dengan bahan pokok yang diambil langsung dari kebun sendiri sehinga usaha ekraf ini sangat membantu perekonomian masyarakat Baumata. Di daerah Baumata sendiri pelaku ekraf Kerupuk Ubi Baumata memiliki anggota 30 orang yang kebanyakan terdiri dari ibu-ibu rumah tangga.

 

USAHA KOLAM PANCING IKAN NUNNEO

Wisata kolam pancing ikan Nunneo adalah sebuah obyek wisata yang berada di Buraen Kecamatan  Amarasi Selatan Kabupaten Kupang.  Untuk sampai ke lokasi ini dapat menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan akses jalan menuju lokasi yang cukup baik, tentunya memudahkan para pengunjung untuk sampai di wisata Kolam Pancing Nunneo. Wisata Kolam Pancing Nunneo ini merupakan obyek wisata yang baru dibuka pada tahun 2019, obyek wisata yang memiliki pesona alam yang menarik dengan nuansa alam yang ditumbuhi pepohonan di sekitar lokasi area obyek wisata. Hal ini menambah kesejukan dan keindahan di area obyek wisata.

 

Bagi wisatawan yang ingin berwisata memancing di obyek wisata ini sudah tersedia 15 kolam pancing dengan ukuran kolam yang berbeda-beda dan di dalam kolam terdapat jenis ikan nila dan ikan lele. Fasilitas untuk memancing sudah tersedia dan juga disediakan beserta umpan pancingnya, adapun biaya per kilogram ikan yang berhasil dikail sebesar Rp. 75.000. Usaha Wisata Kolam Pancing Nunneo masuk dalam usaha Ekraf dalam bidang Kuliner, karena di tempat ini tersedia makanan dan minuman lokal yang menjadi ciri khas daerah dan juga arsitektur bangunan lopo juga sangat indah sehingga menjadi daya tarik wisatawan yan mau berkunjung.

 

KUE CUCUR OESAO

Kue Cucur merupakan makanan kesukaan masyarakat lokal maupun tamu nusantara. Para wisatawan bila berkunjung ke NTT maka tempat ini merupakan tempat persinggahan karena kue Cucur rasanya enak untuk dinikmati. Berlokasi di jalan Trans Timor Oesao, Kue Cucur banyak dijual oleh masyarakat lokal di sekitar Oesao,dengan harga Rp. 20.000 per piring. Omset lebih dari Rp 20 juta per bulan menjadikan kawasan ini menjadi surga destinasi bagi para pengunjung yang menjadikan tempat melepas lelah setelah perjalanan panjang dari arah Atambua. Di daerah Oesao sendiri pelaku ekraf Kue Cucur Oesao memiliki anggota 12 orang, dengan masing-masing memiliki pondok dan setiap pondok memiliki 3-4 pekerja . Rata-rata  pengunjung lebih dari 100/hari orang membuat usaha ini banyak peminatnya.

 

DAGING SE’I BABI BAUN OM BA’I

Daging Se’i di Baun merupakan daging idaman masyarakat NTT, bahkan tamu-tamu dari luar daerah juga biasa mampir di tempat ini karena daging Se’i ini memiliki rasa khas, enak dan sedap, dibandingkan dengan daging Se’i yang ada di Kota Kupang. Secara tradisional daging ini diproses melalui cara di panggang atau di asap yang ditutupi dengan Daun Kusambi, sehingga warna dagingnya menjadi lebih merah. Usaha daging Se’i ini sudah ditekuni oleh Om Ba’i sejak tahun 2003 sampai sekarang dan sudah menjadi salah satu ikon dari wisata kuliner di Kabupaten Kupang. Usaha Ekraf Daging Se’i Babi Om Ba’i memiliki 28 orang pekerja dengan omset lebih dari Rp 200 juta per bulan dan sudah memiliki sertifikat HKI.

 

PENJUAL MAKANAN DI PANTAI LIMAN

Hasil survey di Kawasan Pantai L[man Semau Kupang, terdapat 4 pedagang atau penjual berbagai produk kuliner seperti madu batu Semau, aneka minuman dan aneka kue-kue buatan sendiri. Khusus untuk produksi Madu Batu Semau masih secara alamiah/tradisional. Hal ini terlihat dari  belum ada tempat penakaran sehingga untuk kemasannya masih menggunakan botol bekas minuman dan belum memiliki label produksi. Kehadiran para penjual ini sangat membantu para pengunjung yang datang ke Pantai Liman yang sangat jauh dari fasilitas-fasilitas seperti warung dan kios. Para pedangan ini jika dibina dan diberi pelatihan secara berkala dapat menjadi pelaku ekraf yang sukses.

 

RUMAH SASANDO

Sasando merupakan alat musik tradisional NTT yang  sudah tidak asing lagi bagi telinga banyak orang dan identitas Nusa Tenggara Timur. Alat musik petik yang terbuat dari daun lontar, batang bambu dan  dipadu dengan sinar gitar itu sudah banyak dijumpai di beberapa galeri di kota Kupang. Salah satunya adalah Rumah Sasando yang  terletak di jalan Trans Timor Desa  Oebelo Kabupaten Kupang.

 

Rumah Sasando  didirikan oleh sang Maestro pembuat dan pemetik Sasando, Almarhum Jeremias A. Pah, yang saat ini dilanjutkan usahanya oleh salah seorang anak almarhum yaitu Jitron Pah. Almarhum Jeremias juga menularkan kepada keenam anak lelakinya agar piawai memainkan alat musik petik tradisional asli Kabupaten Rote Ndao ini. Selain Jitron Pah, anak keempat, Berto Pah pernah menghiasi layar kaca dalam kontes mencari bakat di stasiun televisi swasta nasional. Disamping menjual alat musik Sasando dalam berbagai bentuk, juga  menyajikan alunan musik Sasando bagi para pengunjung yang datang. Usaha Ekraf Rumah Sasando juga memiliki outlet kerajinan tangan berupa sarung, patung dan berbagai kerajinan lainya yang diproduksi langsung di Rumah Sasando yang dikerjakan oleh 4 pekerja.

 

Kami disambut dengan alunan petikan Sasando yang dimainkan langsung oleh Jitron Pah saat mulai melakukan pendataan. Sangat terasa sekali perbedaan nuansa dan suasananya dibandingkan mendengar musik sasando dari kaset, mp3, cd ataupun sekadar menonton di YouTube. Seperangkat alat musik sasando, gong dan gendang dirangkai dengan mixer dan pengeras suara juga disiapkan agar suara yang dihasilkan terdengar merdu di telinga para pengunjung. Dari buku tamu yang berada di meja, para pengunjung juga datang dari luar negeri seperti  Australia, Timor Leste, Amerika, Italia, Jerman, New Zeland, Prancis, Brazil, Inggris,Portugal, Norwegia, Portugal.

 

KERAJINAN TENUNAN

Tenun ikat asal Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini sudah tersohor sampai ke nasional dan manca negara yang tampak dari beberapa tokoh ternama dunia yang kerap kali menggunakan busana bermotif tenun NTT. Motif yang beragam pada setiap lembar kain memiliki keunikan dengan ceritanya masing-masing. Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri di mata para pecinta tenun NTT.

 

Para pengrajin tenunan di Kabupaten Kupang biasanya tergabung dalam kelompok tenunan di tiap desa sehingga hampir semua kecamatan (24 kecamatan,177 desa ) yang ada di Kabupaten Kupang memiliki sentra pengrajin Kain Tenunan . Produk – produk yang dihasilkan biasanya disesuaikan dengan kearifan corak suku masing-masing yang terdapat di Kabupaten Kupang seperti Suku Amarasi, Suku Helong,Suku Amfoang,  Kearifan corak dari tiap suku yang ada di Kabupaten Kupang membuat produk tenunan dari Kabupaten Kupang sangat digemari dan laku keras di pasar.

 


Pendataan ini nantinya diharapkan mampu untuk menyusun Directory Profil Usaha/Perusahaan Ekonomi Kreatif NTT 2021 khususnya di 7 kabupaten yang menjadi lokasi awal kegiatan pendataan. Profil ini diharapkan  dapat memberikan gambaran tentang profil usaha/perusahaan ekonomi kreatif yang mencakup   potensi dan kendala-kendala yang dihadapi para pelaku usaha ekonomi kreatif. 


Keterangan gambar:

beberapa usaha industrik kreatif yang sudah ada dan yang baru mulai bertumbuh di Kabupaten Kupang yang dikunjungi selama proses pendataan.

Sumber; Dokumentasi pribadi,2021 



Artikel Lainnya


PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA

PENTINGNYA PERIZINAN BANGUNAN GEDUNG DALAM USAHA PARIWISATA

TREND KE DEPAN, ARSITEKTUR SEBAGAI DAYA TARIK PARIWISATA BAGAIMANA POTENSI DAN PELUANG NTT?

MENATA KAWASAN LELOGAMA, LEMBANGNYA NTT

WISATA TEMATIK DAN DAYA SAING DTW

RESTORASI TERUMBU KARANG DI KAWASAN EKOWISATA PANTAI OESINA KABUPATEN KUPANG

MOTIF KAIN TENUN ADAT NTT UNTUK FASAD BANGUNAN

PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA

MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE

Kota Kreatif

Lomba Geowisata Goes to School

URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT

Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024

Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan

Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata

Menulis Buku Bagi ASN Perencana

Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory

Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang

Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia

Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide

SALAM GEOWISATA

TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?

DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT

RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA

PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026

BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023

MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN

SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK

DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023

BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II

PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH

Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA

Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia

Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat

PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT

PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA

Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG

DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG

EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA

MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK

Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT

BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI

Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional

Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka

Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)

FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO

Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE

Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya

Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022

JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN

WELCOME LABUAN BAJO

Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN

KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA

AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022

Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs

KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG

Kampung Seni Flobamorata Kupang

Lasiana Beach

KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?

Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT

Standar Pelayanan Publik

Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT

DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES

IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Wisata Aman Bencana di NTT

Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi

KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023

Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas

RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF

RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022

SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023

Buku Database 2021

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE

Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata

Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR

DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA

Outlook Parekraf 2022

Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang

PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA

Semauku Indah

WISATA KOTA, KOTA WISATA

NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai

KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF

PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !

Regional Calender Tourism Events 2022

RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT

KENYAMANAN RUANG HOMESTAY

SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE

MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO

KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT

Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang

PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI

DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?

Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao

Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT

MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA

Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata

Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT

PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA

Catatan Perjalanan ke Liman

Wisata Langit Gelap “Lelogama”

TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI

Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT

Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya

Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur

Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT

Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT

Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT

Kunjungan Bupati Malaka

Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana

Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT

Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende

Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur

Literasi Kabupaten Alor

Literasi Lamalera

Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)

MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO

EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM

Tourism Event 2022

WORKSHOP ARSITEK

DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT

MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG

DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT

Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles

Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang

Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT

Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT

FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025

Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT

Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo

Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT

Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik

Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi


MEDIA SOSIAL DAN KONTAK


| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT


Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555