Keunggulan - Lokasi
Fulan Fehan merupakan
Kawasan lembah di bawah kaki Gunung Lakaan dengan padang sabana yang luas. Kawasan
Lembah ini berada di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Provinsi
NTT, dengan jarak sekitar 28 Km dari Kota Atambua, ibukota Kabupaten Belu.
Aksesibilitas
Akesis yang dapat
ditempuh untuk mencapai Kawasan ini bisa melalui Desa Dirun dan Desa Maudemu.
Dari dua desa ini pengunjung bisa menuju Fulan Fehan dengan berjalan kaki atau langsung
menikmati jalur hiking menuju ttik tertinggi di Kawasan Fulan Fehan. Kawasan
wisata ini masih dalam tahap perencanaan pengembangan, sangat diharapkan bisa
proses Pembangunan segera dimulai. Kelompok pecinta alam akan menjadi target
pasar pengunjung yang diharapkan datang kesana. Dari tempat ini kita dapat
mendaki Gunung
Lakaan yang berada di bagian barat dan rangkaian
pegunungan yang termasuk wilayah Timor Leste di
bagian timur dan selatan. Dengan keindahan alamnya yang unik, tempat ini
mempunyai potensi yang besar untuk diproyeksikan sebagai salah satu objek
wisata alam unggulan.
Potensi dan
Keunggulan
Kawsan lembah Fulan
Fehan hamper Sebagian besar merupakan wilayah padang rumput sejauh mata
memandang. Kuda dan sapi yang bebas berkeliaran pada hamparan padang nan luas
tersebut. Satu hal yang sangat menarik di Kawasan wisata Fulan Fehan yaitu
terdapat tumbuhan kaktus yang tumbuh liar di beberapa tempat. Kaktus di atas
gunung? Kaktus bisa tumbuh di dalam cuaca dingin? Unik sekali bukan?
Pada beberapa sudut
Lembah ini terdapat objek bersejarah lainnya yang menjadi satu kesatuan paket
yang menjadi pendukung daya tarik wisata ini, seperti Benteng Ranu Hitu atau Benteng Lapis Tujuh yang
berada di puncak Bukit Makes, di bagian sudut lainnya
berdiri Gunung
Lakaan yang menjulang tinggi, Bukit Batu Maudemu di Desa Maudemu, yang di puncaknya terdapat beberpa
peninggalan bersejarah berupa desa dan kuburan-kuburan bangsa Melus.
Di ujung Timur
lembah ini ada situs bersejarah Kikit Gewen yaitu kuburan tua yang sangat
sakral dan dihormati Masyarakat setempat, juga terdapat dua air terjun berair
jernih dan segar yakni Air Terjun Sihata Mauhale di
antara Desa Aitoun serta Air Terjun Lesu Til di
Weluli, Ibu Kota Kecamatan Lamaknen.
Terdapat juga
benteng lain di dalam padang Fulan Fehan. Benteng ini adalah benteng utama
Kerajaan Dirun pada waktu itu, bernama Benteng Ranu Hitu atau yang biasa
dikenal orang-orang lokal sebagai Benteng Lapis 7, benteng perang tradisional
ketika dulu di pedalaman Timor masih marak terjadi perang antar suku. Di
benteng ini terdapat lapisan-lapisan pertahanan yang dimulai dari awal pintu
masuk hingga akhirnya ke lapisan terakhir dimana terdapat sebuah area bulat
dari batu membentuk sebuah tempat pertemuan, tempat dimana raja-raja waktu dulu
berkumpul. Susunan bangku ruang pertemuan dari batu tersebut masih terlihat
asli dan alami. Di tengah tempat pertemuan terdapat dua buah batu besar dan
kecil yang konon dulu dipergunakan untuk menaruh kepala musuh mereka.
Terdapat satu spot yang begitu indah
terletak di pinggir tebing. Dari situ sobat parekraf bisa melihat hampir
keseluruhan area di Kabupaten Belu. Bahkan dari kejauhan terdapat gunung-gunung
tinggi yang merupakan bagian dari Timor Leste. Karena letaknya di tepi tebing,
sobat parekraf harus berhati-hati agar tidak terpeleset atau bahkan tertiup
oleh angin. Maklum, lembah tersebut curam sekali karena lokasi Fulan Fehan yang
begitu tinggi.
Bentangan Padang
Rumput Hijau yang luas dan indah. Sangat disarankan bagi wisatawan yang ingin
berkunjung bisa datang pada Bulan Juni, bulan tersebut merupakan musim sejuk
dingin. Berkabut tebal di pagi dan sore hari. Bulan Oktober, sangat panas dan
berubah jadi padang savana. Jika wisatawan beruntung, bisa melihat kawanan kuda
sedang mencari makan. Berjalanlah hingga sampai ujung kawasan, wisatawan bisa
menikmati lembah nan yang indah.
Untuk berwisata di Kawasan
padang Fulan Fehan, terdapat beberapa peraturan yang harus sobat parekraf
taati. Peraturan itu seperti, pertama tidak boleh membuang sampah
sembarangan. Hal ini agar bisa menjaga kebersihan, keindahan dan keasrian Fulan
Fehan. Kedua, tidak boleh menganggu hewan ternak. Ketiga, sobat parekraf dilarang
mengucapkan kata-kata kotor dan harus bersikap sopan selama berada di Kawasan
tersbeut. Masyarakat setempat masih memiliki kepercayaan yang kuat terhadap
leluhur, dan penunggu tempat tersebut, sehingga wisatawan yang datang harus
bersikap sopan dan dilarang mengucapkan kata-kata kotor karena Fulan Fehan
merupakan tempat yang mistis.
Nah, untuk kamu
kaum milenial, Fulan Fehan patut masuk list tempat yang harus kamu kunjungin
dong. Spot-spot foto yang bagus dan aesthetic cocok untuk masuk feed instagram
kamu.
Fasilitas - Objek wisata Fulan
Fehan sudah tersedia sarana dan prasarana seperti lopo-lopo untuk tempat
beristirahat yang dilengkapi dengan kamar mandi dan juga WC serta terdapat beberapa
spot-spot foto yang sangat instagramable. Terdapat juga pos jaga yang sekaligus
berfungsi sebagai pos tiket karcis untuk masuk ke Kawasan Wisata Fulan Fehan.
Buat sobat parekraf
yang tidak pernah menunggangi kuda dan ingin mencoba menungganginya, pengelola
Kawasan Fulan Fehan menyediakan jasa untuk berfoto dengan menunggangi kuda, dan
sobat parekraf bisa merasakan sensasi berkuda di padang Fulan Fehan. Tarif
menyewa kuda sekitar Rp50.000.