Buat pengunjung yang ingin mencari tempat liburan yang tak biasa namun alamnya sangat mempesona, bisa datang ke Kabupaten Alor- Provinsi NTT. Di sana banyak objek wisata pantai yang indah, salah satu yang wajib dikunjungi yaitu Pantai Mali.

Pantai Mali berlokasi di Desa Kabola, Kecamatan Teluk Mutiara yang berjarak 10 (sepuluh) Kilometer dari Kota Kalabahi, Ibukota Kabupaten Alor. Untuk menuju Pantai Mali, anda dapat menggunakan kapal laut dari Kota Kupang yang ditempuh kurang lebih selama 16 (enambelas) jam. Namun jika ingin lebih cepat sampai di pulau Alor, maka anda dapat menggunakan pesawat dari Kota Kupang, perjalanan yang ditempuh menggunakan pesawat kurang lebih sekitar 1 jam. Sedangkan dari pusat Kota Kalabahi dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua dan roda empat selama 20 menit.

Destinasi wisata Pantai Mali berada tak jauh dari Bandara Mali, yang merupakan pintu gerbang Kabupaten Alor melalui transportasi udara. Pantai Mali juga sebagai pintu masuk jika pengunjung ingin berwisata Pengamatan Dugong. Putri Duyung merupakan jenis ikan yang termasuk satwa langka.  Operator wisata yang tersedia di sekitar Pantai Mali merupakan operator yang sangat berpengalaman dan siap melayani dengan pelayanan prima untuk melihat dugong. Berlibur di pantai ini, pengunjung dapat memanjakan mata dengan sajian air laut yang tenang, berpadu indah dengan hamparan luas pasir putih. Bahkan para pecinta keindahan alam bawah laut, bisa terpuaskan dengan melakukan snorkeling atau diving.

Pantai Mali memiliki air yang tenang dengan indahnya hamparan pasir putih dan taman wisata laut yang sangat menarik untuk dikunjungi. Destinasi wisata pantai ini sangat cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan matahari terbit. Pantai Mali merupakan salah satu spot terbaik  bagi wisatawan untuk menikmati sunrise di Kabupaten Alor. Pohon kelapa yang banya menjadikan suasana disana sangat asri dan sejuk. Masih ada lagi daya tarik lain dari Pantai Mali, yaitu berupa pemandangan alam yang ditawarkan disekitar pantai yang menyuguhkan view Pulau Sika yang sangat menawan. Kurang lebih berjarak 3 kilometer dari Pantai Mali, wisatwan bisa mencapai Kawasan hutan dengan pemandangan alam yang luar biasa cantiknya, menawarkan keasrian alam dan terdapat mata air yang sejuk di bawah rimbunan pepohonan kenari dan cendana. Setiap wisatawan yang berkunjung di hutan tersebut, akan ditawarkan untuk menanam anakan pohon pada kawasan wisata, dan diberikan kesempatan untuk menuliksan nama pada anakan pohon yang ditanam tersebut. Wisata Pantai Mali dapat diandalkan menjadi destinasi tempat wisata favorit untuk dikunjungi bersama keluarga, hal ini karena adanya mamalia laut atau dugong yang sering menarik minat wisatawan. Pantai wisata Mali dipenuhi oleh pengunjung pada hari libur untuk berekrasi bersama keluarga. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai lokasi pertemuan MICE (meeting), pameran (exebition) maupun aktifitas outbound lainnya bagi siapa saja yang ingin melaksanakan kegiatan di tempat tersebut. 

Dari keindahan alam dan ciri khasnya, merupakan modal dasar Pantai Mali sebagai objek yang sangat potensial untuk dijadikan daerah tujuan wisata yang terkenal. Selain untuk kesejahteraan para pelaku wisata, pendapatan dari objek wisata tersebut juga meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Alor. Untuk kelancaran pengembangan pariwisata diperlukan beberapa pendorong yang penting antara lain seperti sarana dan prasarana yang sangat diperlukan untuk menarik wisatawan untuk mengunjungi suatu objek wisata. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang disediakan disuatu objek wisata akan membuat wisatawan nyaman dan betah menikmati objek wisata tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Alor sebagai pengelola wisata alam pantai Mali perlu memperhatikan aksesbilitas yang baik, transportasi dan akomodasi yang mudah sebagai sarana penting dalam pengembangan pariwisata.

Fasilitas rekreasi yang ditawarkan bagi pengunjung di Pantai Mali cukup lengkap bagi yaitu Kafe, swafoto, kano, gazebo, 5 (lima) unit perahu bebek, 1 (satu) unit perahu wisata pengamatan dugong dan panggung hiburan. Pantai Wisata Mali merupakan salah satu spot foto terbaik untuk mengabadikan indahnya moment matahari terbit (sunrise) khusus bagi para pecinta fotografi. 

PANTAI SEBANJAR – KABUPATEN ALOR

                   Menjelajahi Kabupaten Alor seakan tak habisnya dengan menikmati keindahan wisata pantai yang terbentang di pesisir tanah seribu Moko. Salah satu keindahan pantai yang layak dinikmati oleh wisatawan yaitu Pantai Sebanjar yang terletak 20 Km dari Kota Kalabahi, Ibu Kota Kabupaten Alor dengan jarak tempuh selama 30 menit. Pantai Sebanjar berlokasi di Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut. Sementara itu jika dari Bandara Mali – Alor, jaraknya 34 KM dengan lama berkendara sekitar 1 (satu) jam. Fasilitas jalan menuju Pantai Sebanjar saat ini sangat baik sehingga memudahkan wisatawan menuju ke tempat tersebut dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

                   Pantai Sebanjar memiliki daya tarik seperti pasir putih, air laut yang bersih dan terumbu karang yang unik serta menawan. Pantai ini juga menjadi destinasi bagi pecinta olahraga air karena Sebanjar merupakan salah satu lokasi menyelam terbaik di dunia untuk melakukan free diving maupun snorkeling. Keunggulan lain yang dimiliki oleh Pantai Sebanjar adalah menawarkan panorama sunset (Matahari terbenam). Keindahan pantai sebanjar cukup menarik karena berada persis di depan gugusan beberapa pulau yaitu antara lain Pulau Pantar, Pura, Kerewang, Ternate dan Buaya.

 Pantai sabanjar di Kabupaten Alor menyediakan beberapa fasilitas untuk para pengunjung yaitu bungalow dan cafe. Tersedia juga penginapan di sekitar pantai Sebanjar yaitu Homestay, villa dan hotel. Terdapat juga tempat parkir yang luas untuk kendaraan pengunjung dan kamar mandi/toilet yang dapat digunakan oleh pengunjung. Fasilitas olahraga air yaitu penyewaan peralatan snorkeling, scuba diving, dan jet ski. Untuk mencoba diving atau snorkeling di pantai ini, wisatawan harus ada pendamping atau guide dari pengelola tempat ini. Agar sebelum berkegiatan, kita mendapatkan gambaran situasi daerah yang sebenarnya demi menjaga keselamatan. Sebab pantai Sebanjar terkenal dengan arusnya yang cukup kuat meski di area tepi pantai. Pesona Pantai Sebanjar juga sangat bagus untuk objek para pecinta fotografi yang bernuansa alam. Apalagi destinasi ini merupakan salah satu spot foto terbaik untuk mengabadikan indahnya sunset dan keindahan pantai.

Kalabahi, Kabupaten Alor merupakan salah satu dari 22 Kabupaten/kota yang berada dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pulau Nusa Kenari, sebutan populer untuk Kabupaten Alor memiliki Destinasi Wisata yang unik dan beragam, baik Wisata Budaya, Wisata Religi, Wisata Sejarah maupun Wisata Alam Pegunungan dan Wisata Alam Bahari. Untuk wisata alam bahari bawa laut, Taman Laut Selat Pantar Alor sangat unik. Keunikan inilah yang membuat Kabupaten Alor menjadi salah satu tujuan utama wisatawan baik wisatawan manca negara maupun wisatawan lokal. Lokasi obyek Wisata ini terletak dalam Wilayah Administrasi beberapa Desa/Kelurahan dan Kecamatan yaitu Desa Ampera Alor kecil, Alor Besar, Wolwal, Pulau Buaya, Pulau Pura dan Pulau Pantar, dan Kecamatan Alor Barat Laut, Alor Barat Daya, Pulau Pura dan Pulau Pantar. 

Taman Laut Selat Pantar ini dikatakan unik karena perairannya terdiri dari perpaduan antara dua iklilm dari dua negara berbeda yaitu perairan Australia yang dingin dan perairan Indonesia yang hangat, iklim perairan seperti ini yang menjadikan Taman Laut Selat Pantar Alor memiliki berbagai bentuk terumbu karang dan isinya seperti biota laut.

Potensi dan keunggulan destinasi Taman Laut Selat Pantar yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Alor dan Surga bagi mereka yang memiliki hobi menyelam adalah Diving, Snorkling dan Pancing Mania serta keindahan Panorama Alam bawa Laut  Selat Pantar. Aksesibilitas yang mendukung potensi yang ada seperti jalan raya, pelataran parkir kendaraan, transportasi laut dan jaringan telekomunikasi. Untuk kita yang ingin menikmati keindahan bawa laut di perairan Nusa Tenggara Timur, datanglah ke Selat Pantar di Kabupaten Alor  

Bukan hanya sebuah isapan jempol belaka, alasan utama mengapa kawasan nan indah ini menjadi surga bagi para penyelam, hal ini karena terdapatnya spot-spot diving yang banyak serta memiliki kualitas  yang patut untuk di ancungi jempol. Dari 26 titik yang bisa diselami ketika berada di taman laut ini ada beberapa titik pilihan yang paling terkenal dan sering disinggahi oleh para penyelam yaitu titik diving seperti Half Moon Baeylon The Pacth, Peter”s Priza, Crocodile Rook, Shark Close, Fallt Line, Cave Point, Nite Delht, Kal”s Dream dan lain-lainnya. Nama-nama titik penyelaman ini muncul dalam bahasa inggris  karena penyelam dari luar negeri yang terlebi dahulu melakukan penyelaman dan menjadi akrap dengan Selat Pantar.

Dalam Kawasan Taman Laut Selat Pantar terdapat cukup banyak biota laut, tak heran apabila terdapat beberapa jenis ikan hingga terumbu karang, juga sederetan tumbu-tumbuhan  laut  berwarna ungu, hijau,  kuning, cokelat, merah, abu-abu, jingga dan putih di kawasan taman laut ini yang memanjakan setiap mata para penyelam

Kawasan Taman Laut Selat Pantar terletak tidak jauh dari Pulau Alor. Hal ini mempermuda para wisatawan bisa pilih menggunakan Pesawat dari Jakarta menuju ke Bandara El Tari Kota Kupang terlebi  dahulu, kemudian dari Kota Kupang dengan pesawat lagi menju ke  Bandara Mali Kalabahi Kabupaten Alor. Bisa juga dengan menggunakan jasa penyebrangan laut dengan menumpangn Kapal Pelni, Kapal Feri ASDP maupun Kapal Feri Cepat menuju Pelabuhan Kalabahi yang membutuhkan waktu kurang lebih 12 hingga 13 jam perjalanan jika cuaca baik. Jika cuaca sedang tidak bagus, maka waktu yang ditempu bisa mencapai 16 samapi 20 jam. Dengan menggunakan Jasa Penyebrangan Laut ini biayanya bisa mencapai 450 ribu rupiah saja.

Dari Pelabuhan Kalabahi wisatawan bisa menyewa  jasa transportasi Perahu Motor dengan tarif 300 ribu hingga 600 ribu rupiah, hasil kesepekatan tawar menawar dan bisa menyinggahi beberapa tujuan, termasuk diving di Selat Pantar menikmati panorama alam bawa laut sebelum ke Pulau Pantar

Taman Laut Selat Pantar merupakan Taman Laut terindah nomor 2 di dunia setelah Taman Laut Selat Karibia dan merupakan Taman Laut terindah di Indonesia adalah destinasi yang mempesona dan menarik untuk dikunjungi. Beragam jenis terumbu karang serta komunitas ikan kecil dengan berbagai warna menjadi sajian yang memanjakan mata para para wisatawan yang melakukan diving menikmati panorama alam bawa laut, Taman Laut Selat Pantar Alor, Kalabahi, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Lokasi

Fulan Fehan merupakan Kawasan lembah di bawah kaki Gunung Lakaan dengan padang sabana yang luas. Kawasan Lembah ini berada di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu, Provinsi NTT, dengan jarak sekitar 28 Km dari Kota Atambua, ibukota Kabupaten Belu.

Aksesibilitas

Akesis yang dapat ditempuh untuk mencapai Kawasan ini bisa melalui Desa Dirun dan Desa Maudemu. Dari dua desa ini pengunjung bisa menuju Fulan Fehan dengan berjalan kaki atau langsung menikmati jalur hiking menuju ttik tertinggi di Kawasan Fulan Fehan. Kawasan wisata ini masih dalam tahap perencanaan pengembangan, sangat diharapkan bisa proses Pembangunan segera dimulai. Kelompok pecinta alam akan menjadi target pasar pengunjung yang diharapkan datang kesana. Dari tempat ini kita dapat mendaki Gunung Lakaan yang berada di bagian barat dan rangkaian pegunungan yang termasuk wilayah Timor Leste di bagian timur dan selatan. Dengan keindahan alamnya yang unik, tempat ini mempunyai potensi yang besar untuk diproyeksikan sebagai salah satu objek wisata alam unggulan.

Potensi dan Keunggulan

Kawsan lembah Fulan Fehan hamper Sebagian besar merupakan wilayah padang rumput sejauh mata memandang. Kuda dan sapi yang bebas berkeliaran pada hamparan padang nan luas tersebut. Satu hal yang sangat menarik di Kawasan wisata Fulan Fehan yaitu terdapat tumbuhan kaktus yang tumbuh liar di beberapa tempat. Kaktus di atas gunung? Kaktus bisa tumbuh di dalam cuaca dingin? Unik sekali bukan?

Pada beberapa sudut Lembah ini terdapat objek bersejarah lainnya yang menjadi satu kesatuan paket yang menjadi pendukung daya tarik wisata ini, seperti Benteng Ranu Hitu atau Benteng Lapis Tujuh yang berada di puncak Bukit Makes, di bagian sudut lainnya berdiri Gunung Lakaan yang menjulang tinggi, Bukit Batu Maudemu di Desa Maudemu, yang di puncaknya terdapat beberpa peninggalan bersejarah berupa desa dan kuburan-kuburan bangsa Melus.

Di ujung Timur lembah ini ada situs bersejarah Kikit Gewen yaitu kuburan tua yang sangat sakral dan dihormati Masyarakat setempat, juga terdapat dua air terjun berair jernih dan segar yakni Air Terjun Sihata Mauhale di antara Desa Aitoun serta Air Terjun Lesu Til di Weluli, Ibu Kota Kecamatan Lamaknen.

Terdapat juga benteng lain di dalam padang Fulan Fehan. Benteng ini adalah benteng utama Kerajaan Dirun pada waktu itu, bernama Benteng Ranu Hitu atau yang biasa dikenal orang-orang lokal sebagai Benteng Lapis 7, benteng perang tradisional ketika dulu di pedalaman Timor masih marak terjadi perang antar suku. Di benteng ini terdapat lapisan-lapisan pertahanan yang dimulai dari awal pintu masuk hingga akhirnya ke lapisan terakhir dimana terdapat sebuah area bulat dari batu membentuk sebuah tempat pertemuan, tempat dimana raja-raja waktu dulu berkumpul. Susunan bangku ruang pertemuan dari batu tersebut masih terlihat asli dan alami. Di tengah tempat pertemuan terdapat dua buah batu besar dan kecil yang konon dulu dipergunakan untuk menaruh kepala musuh mereka.

Terdapat  satu spot yang begitu indah terletak di pinggir tebing. Dari situ sobat parekraf bisa melihat hampir keseluruhan area di Kabupaten Belu. Bahkan dari kejauhan terdapat gunung-gunung tinggi yang merupakan bagian dari Timor Leste. Karena letaknya di tepi tebing, sobat parekraf harus berhati-hati agar tidak terpeleset atau bahkan tertiup oleh angin. Maklum, lembah tersebut curam sekali karena lokasi Fulan Fehan yang begitu tinggi.

Bentangan Padang Rumput Hijau yang luas dan indah. Sangat disarankan bagi wisatawan yang ingin berkunjung bisa datang pada Bulan Juni, bulan tersebut merupakan musim sejuk dingin. Berkabut tebal di pagi dan sore hari. Bulan Oktober, sangat panas dan berubah jadi padang savana. Jika wisatawan beruntung, bisa melihat kawanan kuda sedang mencari makan. Berjalanlah hingga sampai ujung kawasan, wisatawan bisa menikmati lembah nan yang indah.

Untuk berwisata di Kawasan padang Fulan Fehan, terdapat beberapa peraturan yang harus sobat parekraf taati.  Peraturan itu seperti, pertama tidak boleh membuang sampah sembarangan. Hal ini agar bisa menjaga kebersihan, keindahan dan keasrian Fulan Fehan. Kedua, tidak boleh menganggu hewan ternak. Ketiga, sobat parekraf dilarang mengucapkan kata-kata kotor dan harus bersikap sopan selama berada di Kawasan tersbeut. Masyarakat setempat masih memiliki kepercayaan yang kuat terhadap leluhur, dan penunggu tempat tersebut, sehingga wisatawan yang datang harus bersikap sopan dan dilarang mengucapkan kata-kata kotor karena Fulan Fehan merupakan tempat yang mistis.

Nah, untuk kamu kaum milenial, Fulan Fehan patut masuk list tempat yang harus kamu kunjungin dong. Spot-spot foto yang bagus dan aesthetic cocok untuk masuk feed instagram kamu.

Objek wisata Fulan Fehan sudah tersedia sarana dan prasarana seperti lopo-lopo untuk tempat beristirahat yang dilengkapi dengan kamar mandi dan juga WC serta terdapat beberapa spot-spot foto yang sangat instagramable. Terdapat juga pos jaga yang sekaligus berfungsi sebagai pos tiket karcis untuk masuk ke Kawasan Wisata Fulan Fehan.

Buat sobat parekraf yang tidak pernah menunggangi kuda dan ingin mencoba menungganginya, pengelola Kawasan Fulan Fehan menyediakan jasa untuk berfoto dengan menunggangi kuda, dan sobat parekraf bisa merasakan sensasi berkuda di padang Fulan Fehan. Tarif menyewa kuda sekitar Rp50.000.

Air Terjun Mauhalek dapat menjadi salah satu pilihan destinasi wisata bagi sobat parekraf yang sedang berkunjung ke Kabupaten Belu dan ingin menikmati suasana alam pegunungan dan panorama air tejun yang berundak-undak.

Air Terjun Mauhalek berlokasi di Timur Kabupaten Belu, tepatnya di Dusun Futumuti, Desa Raiulun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jaraknya sekitar 30 Km dari Kota Atambua (Ibukota Kab. Belu), sehingga dapat ditempuh dengan kendaraan Roda 2 dan Roda 4 dalam waktu 30 Menit – 1 Jam perjalanan.

Lokasi Air Terjun Mauhalek dapat dijangkau dengan mudah menggunakan kendaraan pribadi (Roda 2 dan Roda 4) atau kendaraan umum seperti bis dan ojek. Jalan menuju air terjun ini sudah diaspal dengan baik sehingga sangat mudah diakses oleh semua jenis kendaraan.

Lokasinya tidak jauh dari pinggir jalan utama Atambua-Weluli dengan arah yang sama menuju Destinasi Fulan Fehan.

Memasuki Dusun Fatumuti (30 Menit berkendara dari Kota Atambua), sobat parekraf akan menemukan gerbang Air Terjun Mauhalek di sisi kanan jalan. Lokasi parkiran ±500 Meter dari gerbang utama air terjun. Dan dari parkiran kendaraan, sobat parekraf harus menuruni sejumlah anak tangga ±100 anak tangga untuk sampai di lokasi air terjun. Jangan khawatir, karena tangga menuju air terjun sudah dibuat dengan baik sehingga tidak menyulitkan pengunjung untuk sampai di lokasi.

Air Terjun Mauhalek dibentuk dari pertemuan dua mata air yang tidak pernah kering walaupun di musim kemarau yaitu Siata dan Mauhalek, sehingga banyak orang yang menyebut air terjun ini dengan nama “Air Terjun Siata Mauhalek”.

Bentuknya yang unik, dibentuk dari batuan yang berundak-undak atau bertingkat-tingkat dibalut oleh lumut berwarna hijau, dengan aliran air pegunungan yang sangat menyegarkan. Disini, sobat parekraf dapat menikmati segarnya air terjun dengan berendam, mandi dan bermain-main di undakan air terjun yang indah. Dijamin, sobat parekraf pasti akan tergoda untuk masuk dan bermain air di sini, jadi jangan lupa untuk menyiapkan pakaian ganti jika berencana berkunjung ke Air Terjun Mauhalek yaa.

Undakan air terjun ini juga yang memberikan landscape yang unik dan menarik dan tentunya Instagramable untuk diabadikan dalam foto atau gambar.

Selain itu, panaorama alam sekitar air terjun juga tidak kalah menarik. Hamparan sawah, kebun pinang dan kelapa yang ditanam rapi di sekitar tangga menuju dasar air terjun sangat menyejukkan mata. Bagi sobat parekraf yang setiap hari sibuk bekerja di depan komputer, ini adalah lokasi yang tepat untuk menyegarkan mata dengan pemandangan alam yang hijau, menikmati semilir angin pegunungan, gemericik air, kicauan burung dan suara alam yang menenangkan hati.

Harga tiket masuk sudah termasuk parkir kendaraan:

Roda 2: Rp 5.000

Roda 4: Rp 15.000

Roda 6: Rp 25.000

Dibuka dari jam 07.00 Wita sampai 18.00 Wita setiap hari.

Sudah terdapat fasilitas ruang ganti, juga gazebo sebagai tempat istirahat bagi pengunjung serta spot selfie dengan latar pemandangan alam yang menarik di sekitar air terjun.

Lokasi Pantai pasir putih

Pantai Pasir Putih terletak  di desa Kenebi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. Jarak Pantai Pasir Putih dari kota Atambua sekitar 30 kilometer.. Pantai ini tepat berada di tepi Jalan Raya Nasional Trans Timor. Jika di tempuh dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) RI-Timor Leste di Motain,maka Pantai ini bisa ditempuh dalam jarak 6 km. Aksesnya pun sangat mudah dengan kondisi jalan yang mulus.

Tiket masuk untuk setiap pengunjung dikenai tarif sebesar Rp.5.000.per orang.Kendaran bermotor akan dikenakan biaya tamabahan parkir sebesar Rp.5.000 per motor dan kendaraan roda empar sebesar 10.000 per kendaraan. 

Daya Tarik Pantai pasir putih

Pantai dengan pasir putih yang indah dan  membentang luas  ini  dikenal oleh masyarakat setempat dengan nama pantai Pasir Putih. Hamparan pasir putih yang membentang sangat panjang menjadi view utama yang menarik di pantai ini.Hamparan pasir putih ini menjadikan Pantai Pasir Putih memiliki keunikan tersendiri dari pantai lain,sehingga pantai ini bisa menjadi tempat wisata yang menjanjikan.Daya Tarik lain yang terdapat di Pantai ini adalah perairan laut yang tenang dan dangkal dengan kedalaman laut yang berkisar antara 50-200 M,serta memiliki panorama keindahan laut yang bersih.

Pantai ini juga berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat setempat  karena di tempat ini tersedia berbagai usaha kuliner yang meliputi jagung bose,ikan panggang dan pisang gepeng. 

Disekitar Pantai ini tumbuh banyak pohon hijau yang bisa dijadikan pengunjung sebagai tempat berteduh sambil memandang bentangan laut yang luas. Pepohonan bakau yang tumbuh  begitu subur juga  seakan menjadi penghias pantai di sisi kiri dan kanannya.Keadaan ini tentunya dapat memberikan kesejukan kepada pengunjung meski di siang yang terik.

Dipantai pasir putih juga terdapat beberapa wahana permainan seperti ayunan yang tepat berada dibibir Pantai , dan diatas hamparan pasir putih yang lembut , sehingga pengunjung bisa bersantai dan mencoba wahana permainan yang ada. Ketika sore tiba pengunjung juga bisa menikmati indahnya sunset yang ada di Pantai ini.Sunset yang begitu menawan dan memanjakan mata para pengunjung.

Fasilitas Pantai pasir putih

Pantai pasir putih dilengkapi dengan berbagai fasilitias umum yang dapat menunjang kebutuhan pengunjung  seperti:

1.tempat parkir guna menyimpan kendaraan para wisatawan atau pengunjung.

2.lopo atau gazebo sederhana yang digunakan sebagai tempat berteduh oleh para pengunjung.

3.tempat duduk untuk santai dimana pada tempat ini pengunjung bisa duduk bersantai sambil menikmati keindahan Pantai.

4.terdapat pula beberapa wahana permaianan ayunan yang bisa digunakan oleh para pengunjung.

5.ada pula jasa sewa perahu bagi para pengunjung sehingga pengunjung dengan mudah menyusuri bentangan laut luas di  pantai pasir putih.

6.tersedia pula  fasilitas toilet yang bisa menunjang kebutuhan pengunjung.

Daya Tarik Kolam Susuk

Kolam berupa danau besar yang sangat alami ini dinamakan Kolam susuk. Kolam dengan tanah yang berwarna putih dan dapat memantulkan cahaya yang berwarna putih seperti susu. .Kolam Susuk  adalah salah satu tempat wisata di Kabupaten Belu, tepatnya di Desa Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak. Uniknya kepopuleran tempat ini juga tidak terlepas dari grup musik legendaris Koes Plus pada era 1970-an,lewat syair lagu “Kolam Susu”.

Menurut legenda, tujuh bidadari menyucikan diri di kolam susuk ini. Para bidadari ini dipercaya sebagai utusan raja Lifao dari Oecusse. Konon, Raja Lifao sengaja mengirim nyamuk untuk mengganggu tidur para bidadari agar mereka tidak diganggu oleh nyamuk dan diburu oleh para pelayan raja.Berdasarkan legenda di atas, penduduk setempat menyebut kolam ini dengan nama Kolam Susuk, yang berarti sarang nyamuk.

Dahulu, kawasan ini digunakan oleh penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti memancing ikan, udang, kepiting serta adanya budidaya ikan bandeng dan udang oleh masyarakat setempat. Pengunjung juga bisa menikmati kuliner ikan bandeng bakar karena ditempat ini tersedia ikan bandeng yang baru saja ditangkap.Tambak Susuk kini menjadi salah satu lokasi wisata tambak yang ada di Kabupaten Belu.

Kolam ini dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi yang seakan melindungi keindahan  kolam. Disamping kolam susuk tumbuh  pepohonan hijau dan hutan bakau yang membuat kolam menjadi sejuk, semilir bahkan saat matahari bersinar.

Aksesibilitas

Akses jalan menuju lokasi ini sangat mudah dijangkau.Kolam susuk dapat ditempuh dalam jarak sekitaran 17 kilometer ke utara dari kota Atambua,ibu kota kabupaten Belu.  Lama perjalanan sekitar 40 menit menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat Perjalanan menuju tempat ini bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Sedangkan jika akses perjalanan dari Pelabuhan Atapupu menuju tempat ini sekitar 16 kilometer.

Fasilitas tambahan

Kolam Susuk belum memiliki banyak fasilitas penunjang kebutuhan pengunjunr , tetapi terdapat beberapa  fasilitas yang sudah tersedia di tempat ini seperti:

1. terdapat pigura atau gapura besar bertuliskan  Welcome Kolam Susuk

2. terdapat pondok payung sebagai tempat istirahat dan berteduh bagi para wisatawan.

3. Terdapat juga pos keamanan

4. Fasilitas air bersih juga tersedia di lokasi.

Danau Kelimutu terletak di Desa Pemo Kecamatan Kecamatan Kelimut  pada ketinggian 1.639 meter di permukaan laut pada 8° 77′ Lintang Selatan dan 121° 82′ Bujur Timur.

Akses dapat dicapai dengan transportasi darat dari Ende mengunakan kendaraan pribadi dan umum melalui jalan trans Flores menuju Maumere dengan titik persinggahan di Desa Koanara (Moni) dengan jarak 93 km atau 3 jam perjalanan. Kemudian dari Desa Koanara menuju Puncak Danau Kelimutu sekitar 2,5 jam melalui rute jalan setapak yang sudah ada. Rute – rutenya adalah  Desa Koanara, Desa Koposili, Desa Manakuko dan Puncak Danau Kelimutu atau rute lainnya dari Desa Woloara,  Desa Koposenda, Desa Woloki, Desa Kopo  dan Puncak Danau Kelimutu.

Danau  ini berada pada sebuah perbukitan yang  dikelilingi oleh bentang vegetasi alam  yang sebagian besarnya adalah cemara, dan terdapat sebuah gunung yang dinamakan Gunung Kelimutu. dengan tiga buah kawah besar dan dalam. Ketiga danau ini memiliki  warna yang berbeda satu sama lain. Ketiga danau yang indah itu dikenal dengan nama Danau Kelimutu.

Kelimutu menurut  masyarakat Lio (masyarakat yang ada di sekitarnya) terdiri dari  gabungan dua kata yaitu “Keli” yang berarti gunung dan “Mutu” yang berarti berkumpul. Sehingga Kelimutu  artinya  gunung tempat berkumpul para arwah yang telah meninggal. Karena itu masing-masing danau memiliki nama dan arti yang berbeda.  Tiwu Ata Polo artinya danau tempat berkumpulnya arwah mereka yang memiliki kekuatan magis dan kemudian disalahgunakan atau mereka yang melakukan pelanggaran/dosa berat dalam hidupnya, Tiwu Nua Muri Ko’o Fai artinya danau tempat berkumpulnya arwah muda-mudi yang memadu kasih dan Tiwu Ata Bupu artinya danau  tempat arwah para orang tua atau orang yang telah menemukan kedamaian dan kebijaksanaan dalam hidupnya.

Yang membuat unik dan langka dari ketiga danau ini  adalah perubahan warna secara  periodik antara 4 – 6 tahun,  walaupun  dalam beberapa kesempatan  hanya bertambah terang atau gelap dari warna sebelumnya.  Oleh beberapa pendapat yang dilatarbelakangi oleh kepercayaan dinamisme yang terasimilasi oleh kebudayaan baru yang masuk ke beberapa kampung yang ada di sekitarnya, warna yang terus berubah melambangkan dinamika kehidupan yang saling terkait  antara kehidupan duniawi  dengan kehidupan akhirat. Dinamika yang menggambarkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia di dunia akan terrefleksi dengan klasifikasi sifat manusia.

Sejumlah kalangan menduga, perubahan warna air di danau itu disebabkan aktivitas Gunung Berapi Kelimutu, adanya pembiasan cahaya matahari yang terjadi karena adanya mikro biota air, atau proses pelarutan senyawa kimia zat kimia terlarut, serta akibat pantulan warna dinding dan dasar danau. Penjelasan secara ilmiah terkait  perubahan warna air ke biru putih terjadi karena adanya  perubahan komposisi kimia air kawah. Perubahan ini terjadi  akibat perubahan gas-gas gunung api, atau dapat juga diakibatkan oleh adanya peningkatan suhu dalam perut bumi

Danau Kelimutu memiliki  luas sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air sekitar 1.292 juta meter kubik. Dinding batu yang sempit, terjal  dan  mudah longsor menjadi batas antar danau. Dinding kawah  memiliki  sudut kemiringan sedikitnya 70 derajat dengan  ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter dari air danau. Kelimutu menghadirkan eksotika alam yang unik. Dinding terjal yang mengelilingi danau sejenak menghadirkan sejumlah pertanyaan tak terjawab tentang kebesaran alam dibandingkan dengan jangkauan imaji manusia. Fenomena yang menantang untuk diungkapkan dan dijangkau dengan segenap upaya nyata manusia.

Kawasan  Destinasi Wisata Koanara yang berada di bawah kaki gunung Kelimutu ini menyimpan banyak potensi wisata yang wajib dikunjungi, seperti air terjun Murundao, suasana perkampungan dan Agrowisata Moni, dan situs rumah adat Moni Koanara. Hal yang menarik dan patut dibanggakan bagi dari Desa Wisata ini yakni kerjasama pemerintah desa, tokoh adat maupun masyarakat desa  setempat.  Masyarakat bahu membahu menata desa wisata ini sesuai potensi dan karakteristiknya. 

4 unit cottage ( 8 kamar)  yang sudah dilengkapi dengan air dan listrik.

1 unit restoran dan 2 lopo  dibangun Pemprov NTT,

Puskesmas, sarana ibadah dan toko/pasar, jaringan listrik dan internet

 Pantai Watotena memiliki pemandangan yang menakjubkan, pasir putih dan air berwarna biru kehijauan akan membuat siapa saja jatuh cinta padanya. Pemandangan di sekitar pantai dengan Pulau Lembata di timur, Pulau Solor di barat, dan gunung Ile Boleng di utara tak kalah menawan. Selain pasir putih dan laut biru, daya tarik pantai ini adalah batu lava dengan berbagai bentuk dan corak yang menghiasi pantai. Keberadaan batuan vulkanik hitam diyakini disebabkan oleh letusan Gunung Ile Ape yang semakin membuat pantai Watotena menjadi indah.

Kebersihan di tempat ini tentu saja menjadi prioritas utama, wisatawan tidak boleh membuang sampah sembarangan, tidak merokok atau membawa minuman ke pantai (jika merokok atau menikmati minuman dan makanan, sud Adonara adalah salah satu pulau di ujung timur Flores yang kaya akan keindahan alam. Pantai Watoten adalah salah satu pantai yang terkenal dan indah di Adonara. Pantai ini bernama Neren Watoten, namun masyarakat Adonara sering menyebutnya Pantai Watotena. Pantai Watoten terletak di Desa Nelerereng, Kecamatan Ileboleng Adonara Timur, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Nama Watotena sendiri berarti perahu batu atau perahu berbentuk batu. Hal ini dapat dilihat pada bebatuan hitam (magmatic rocks) di sepanjang pantai yang berbentuk seperti perahu. Pemandangan pantai Watoten yang indah, dengan ombak yang lambat dan angin sepoi-sepoi dari pantai yang menghadap ke Gunung "Ile Boleng", Pulau Lembata dan Pulau Solor membuat kita betah, nyaman dan ingin berlama-lama di sini. Jika ingin merokok atau menikmati minuman dan makanan, sudah ada tempat atau cottage bagi wisatawan/pengunjung harus menjaga kebersihan. 

Di pantai Watotena dilarang membawa minuman beralkohol. Pantai dengan pasir putih dan laut yang jernih dan biru ini sangat menakjubkan ketika matahari akan terbenam karena kita disuguhkan dengan sunset yang sangat indah, untuk mencapai Watotena anda dapat naik perahu dari Larantuka dan mendarat di Pelabuhan Terong atau Pelabuhan Waiwerang di Pulau Adonara. Watotena berjarak 6 Km dari Pelabuhan Waiwerang dan memakan waktu sekitar 30 menit dari Waiwerang membutuhkan waktu sekitar 3 jam dari Pelabuhan Larantuka. Perjalanan dari Larantuka ke Watotena di pulau Adonara kita akan menikmati pemandangan menarik di sekitar pulau Adonara dan beberapa pulau di bagian timur Flores seperti Solor dan Lembata.

 Tidak tersedia fasilitas namun tetap memberikan sedikit uang kepada pemilik lahan sebagai bayaran.

   Lokasi Danau Waibelen :

Danau cantik ini terletak diantara Desa Waibao dan Desa Riangkeroko Kecamatan Tanjung Bunga tepatnya 53 km arah ujung timur Pulau Flores. Untuk menuju ke sana, perjalanan dari Kota Larantuka memakan waktu sekitar 1 jam atau sekitar 40 km. Danau Waibelen, saat ini lebih dikenal dengan sebuatan Danau Asmara. Untuk sampai di danau ini pengunjung dapat mengaksesnya menggunakan sepeda motor atau menyewa mobil dengan membayar Rp.300.000 pulang pergi. Dari Waiklibang, ibukota Kecamatan Tanjung Bunga, Danau Waibelen bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, perjalanan menuju danau melewati Desa Waibao membutuhkan waktu kurang lebih 45menit.

 Keunggulan :    Danau Waibelen berasal dari bahasa Lamaholot yang artinya sumber air besar. Danau Wai artinya air dan Belen artinya besar atau luas merupakan sisa dari letusan Gunung Sodoberawao sehingga membentuk kawah vulkanik yang besar, dan terisi oleh air hujan. Danau Waibelen merupakan sumber air bagi masyarakat Desa Waibao yang terdiri dari beberapa kampung yaitu Keka, Tengadei, Riangpuho, dan Lebao Kecamatan Tanjung Bunga. Kisah asmara menjadi latar belakang terbentuknya Danau Asmara. Sepasang kekasih, Lio Kelen dan Nela Kelen, mencintai satu sama lain namun tidak mendapat restu dari kedua orang tua karena mereka memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat. Sepasang kekasih ini berasal dari desa yang sama yakni Kampung Tengadei, Desa Waibao. Hubungan mereka tetap tidak direstui oleh orang tua mereka meskipun sudah melalui perjalanan dan penantian yang panjang. Atas dasar penolakan keras itu, mereka bersepakat untuk bunuh diri di Danau Waibelen. Sebelum melaksanakan rencananya, Lio dan Nela menuruni jalan yang menurun menuju danau. Setibanya di tepi danau, mereka beristirahat dan duduk di tepiannya. Kemudian, keduanya melompat dan terjun ke dalam danau. Mereka hanya meninggalkan sepucuk surat yang dijepit diantara ranting pohon di sekitar danau yang bertulis pesan “Jika Bapak dan Mama ingin mencari emas, maka carilah ke dalam danau.” Tiga hari kemudian, jasad pasangan itu ditemukan dengan tangan keduannya terikat dalam kondisi utuh, meski di danau tersebut terkenal buayanya yang sangat ganas. Pada bagian tempat tenggelamnya, ditandai dengan tumbuhnya satu pohon kelapa di tepi danau. Sejak peristiwa tragis itu, danau Waibelen Masyarakat sekitar menyebut danau tersebut sebagai Danau Asmara. Keindahan Danau ini benar-benar memukau hati para pengunjung. Dengan suasana yang tenang, pengunjung dapat merasakan kenyamanan di tengah suasana alam yang begitu indah.  Di balik rerimbunan pohon-pohon hutan, pengunjung dapat mendengar suara riuh burung liar. Burung Titihan Australia merupakan salah satu jenis burung yang dapat ditemukan di Danau Waibelen. 

Syarat Untuk Berkunjung: 

Ada beberapa persyaratan yang harus dipatuhi oleh wisatawan yang ingin berkunjung ke Danau Waibelen. Setiap pengunjung diwajibkan untuk dibasuh dengan air danau oleh juru kunci setempat sebelum melakukan wisata. Penduduk setempat percaya bahwa buaya yang ada di danau adalah jelmaan dari para leluhur. Selain itu, para pengunjung diminta untuk menjaga sopan santun dan tata krama dengan tidak mengucapkan kata-kata kasar atau sumpah serapah.

 Salah satu hal yang menarik dari Danau Waibelen adalah rumah pohon yang terletak di puncak pohon asam. Rumah pohon ini dibangun dari bale-bale bambu berukuran 2,5 x 1,5 meter dan memungkinkan pengunjung untuk menikmati pemandangan danau dan lembah di sekitarnya. Namun, untuk mencapai rumah pohon tersebut, pengunjung harus melewati tangga panjat selama sekitar 10 meter. Pembangunan rumah pohon ini dilakukan karena banyaknya wisatawan yang penasaran dengan pengalaman menikmati keindahan danau dari ketinggian.

PANTAI BAUN BOTING KABUPATEN FLORES TIMUR

Pantai Baun Botin merupakan salah satu destinasi wisata pantai di Flores Timur (Flotim) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Pantai Baun Botin terletak di Desa Halakodanuan, Kecamatan Pulau Mandiri, Kabupaten Flores Timur. Kawasan pantai Baun Botin mempunyai luas sekitar 100 meter persegi dan berbentuk seperti payung jika diukur dari jalan menuju ke pantai. Di kawasan pantai Baun Botin terdapat hutan yang sejuk. Suasana lingkungan semakin semarak dan menarik karena di beberapa sudut telah diposting cerita-cerita lucu namun sangat inspiratif. Dari catatan tersebut, tak ayal keinginan para pengunjung tampak lengkap dan sempurna selama berada di sana. Nama Pantai Baun Botin lebih dari sekedar nama tampilan sederhana. Ada makna menarik di balik setiap kata. Nama “Baun Botin” merupakan terjemahan dari bahasa tradisional yang mempunyai arti. “Baun” berarti “tempat atau tempat berlindung” dan “Botin” berarti “berkumpulnya orang-orang”. Jika menyebut istilah “Baun Botin” dapat diartikan sebagai “tempat berkumpulnya banyak orang untuk bersenang-senang”. Jika memasuki area ini, anda akan berhadapan langsung dengan pasri pantai berwarna cokelat kemasan. Lautnya tenang dan kaya ikan. Terdapat sejumlah gazebo/tempat nongkrong untuk sekedar berbagi cerita dan bersukacita. Aliran listrik juga memadai di tempat ini. Jika ada gangguan listrik, sudah tersedia generator listrik cadangan milik pengelola pantai.

Dari hal di atas, tak heran jika sebagian masyarakat Flores Timur, khususnya di kawasan Kota Larantuka, Ile Mandiri, Lewolema, dan Tanjung Bunga kerap memilih pergi ke Pantai Baun Botin untuk bersantai bersama keluarga, kekasih, dan teman dekat. Untuk mencapai pantai Baun Botin, anda harus menempuh perjalanan 45 menit dari Kota Larantuka dengan menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Sejauh ini tidak ada biaya yang pasti untuk menikmati wisata pantai ini. Biasanya pengelola menerima berapa pun uang yang anda berikan kepada mereka.

Setidaknya harga promo berlaku setiap hari. Fasilitas wisata ini masih dalam pengembangan. Saat ini di pantai tersebut terdapat empat lopo, satu unit MCK dan beberapa permainan seperti ayunan yang terbuat dari ban karet.selain itu, kondisinya cukup terjaga dan jika dilihat tidak ada sampah disekitarnya. Dengan pesan-pesan indah di setiap sudutnya, seolah mengedukasi pengunjung dan menginspirasi mereka untuk ikut melestarikannya dari pencemaran limbah. Tak hanya peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya, pesan lukisan indah itu mengingatkan pengunjung untuk melupakan mantan kekasih, menjaga makhluk hidup lain, dan selalu tersenyum bahagia. Semua pesan ini dibuat menggunakan ekspresi yang menyenangkan namun menginspirasi. Siapa pun yang membacanya pasti akan tertawa, bahkan tertawa terbahak-bahak. 

Nuha Waibalun adalah sebuah pulau kecil di selatan Kota Larantuka, tepatnya di Kelurahan Waibalun Kecamatan Larantuka  Kabupaten Flores Timur. Pulau ini dapat menjadi salah satu tempat wisata yang patut direkomendasikan kepada  para pecinta traveling.

Pulau ini oleh masyarakat setempat disebut dengan Tenue Rae yang bisa diartikan sebagi tempat para tetua adat, dari  penyebutan nama ini dapat kita pahami bahwa  masyarakat setempat amat mengaharagai pulau ini. Hal ini menjadikan pulau ini masih sangat terawat. Pohon pohon rindang juga satwa satwa liar seperti kera, ular dan burung di pulau ini masih terjaga dengan baik.

Masyarakat setempat juga sangat menghargai pulau ini karena menjadi salah satu tempat wisata rohani bagi umat katolik. Di puncak bukit ini terdapat sebuah patung Yesus Kristus sebagai gembala menggendong seekor domba di tangan kirinya dan tongkat di tangan kanannya serta di kelilingi beberapa patung domba lainnya serta pelataran untuk berdoa. patung setinggi 13 meter ini  dinamai patung Yesus Gembala Yang Baik.

Pulau ini sangat mudah untuk dikunjungi karena masih berada di dekat pusat  kota Larantuka. Letaknya sangat strategis karena hanya berjarak 15 Km dari pelabuhan Larantuka dan kurang lebih 200 meter dari pelabuhan ASDP Larantuka (pelabuhan Feri) . Tranportasi menuju lokasi ini pun cukup mudah, banyak kapal kapal nelayan yang siap mengantarkan pengunjung dengan waktu tempuh kurang dari 15 menit, tentu dengan harga yang bersahabat. Sudah ada tambatan perahu yang disediakan bagi para pengunjung.Bagi pengunjung yang berasal dari luar Propinsi Nusa Tenggara Timur, dapat melalui pesawat dari Bandara El Tari Kupang ke bandara Gewayang Tanah Larantuka kurang lebih 45 menit dan dari bandara Gewayang Tanah ke Lokasi kurang lebih 30 menit, selain dengan pesawat bisa juga ditempuh dengan penyebrangan laut dengan menggunakan kapal very dengan waktu tempu 12 jam. Untuk sampai ke puncak bukit juga telah dibuatkan tangga, tepatnya menuju ke Patung Yesus Gembala Yang Baik. Hal ini menjadikan tempat ini ideal untuk pengunjung solo traveling  bahkan untuk mereka yang sekedar singgah di Kota Larantuka karena tidak memakan waktu, biaya dan tenaga.

Puncak bukit Nuha Waibalun akan memanjakan indra para pengunjung, kicau burung, udara yang segar juga pemandangan yang memanjakan mata. Dari puncak bukit ini akan terlihat lautan biru yang menghubungkan pulau Flores, Pulau Adonara dan, Pulau Solor. Gunung Ile Mandiri yang kokoh juga memanjakan mata dengan hijau hutan yang membentang. Jika pengunjung datang berkunjung di sore hari tentu lebih indah sebab jingga yang memancar di puncak daratan Flores terpantul pada Lautan teduh tentu sangat mendamaikan. Bagi umat katolik tempat ini lebih spesial karena dapat sekaligus berdoa, tidak banyak tempat wisata yang dapat digunakan sebagai tempat beribadah di waktu bersamaan.

Nuha Waibalun menawarkan diri bagi kita yang membutuhkan healing. Ingin mencoba? Jangan ditunda!

Selain event Semana Santa yang menjadi icon destinasi wisata religi, ternyata Kabupaten Flores Timur juga memiliki banyak daya tarik wisata yang belum banyak diketahui. Salah satunya adalah Pantai Rako yang terletak di Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang. Pantai berpasir putih halus dan luas serta berombak ini bersebelahan dengan Pantai Oa yang juga memiliki karakter pantai yang sama. Keduanya dijuluki sebagai surga tersembunyi yang masih terjaga keutuhannya. Letaknya di bawah kaki Gunung Api Lewotobi dan berhadapan langsung dengan Laut Sawu ternyata menyimpan keindahan yang luar biasa dan sungguh menantang, terutama bagi wisatawan yang menyukai wisata adventure dan olahraga selancar. Gulungan ombak yang deras dan tinggi serta memiliki dasar laut yang landai, membuat Pantai Rako sangat nyaman bagi peselancar pemula atau amatir. Bahkan pantai ini biasa menjadi tempat bagi anak-anak pelajar SD dan SMP belajar selancar, apalagi posisinya yang berada di selat di antara dua tanjung, menjadikan Rako dalam lindungan dua daratan di kiri dan kanan yakni Tanjung Manuk dan Tanjung Makasar.

Pantai Rako memiliki tinggi ombak 5-7 dan panjang dua kilometer. Keunikan ombak ini menjadikan Pantai Rako sebagai salah satu destinasi yang wajib dikunjungi oleh para peselancar. Bahkan  pula ombak pantai Rako termasuk yang terbaik dan menjadi salah satu spot surfing di NTT. Ada tiga jenis ombak di Pantai Rako, yaitu Kong Waves dengan tinggi ombak mencapai 6-8 meter; Speedis Waves dengan ketinggian 5-6 meter dan Many Track Waves yang memiliki ketinggian 3-4 meter yang biasa digunakan oleh peselancar pemula untuk mengasah skill mereka.

 Untuk mencapai lokasi ini anda dapat menempuh dua jalur, yaitu dari arah Timur Larantuka sejauh 56 kilometer atau dari arah barat Maumere sejauh 90 kilometer dengan tujuan utama desa Boru, kecamatan Wulanggitang, kemudian mengambil jalur pantai selatan kurang lebih 30 menit. Wisatawan harus menjelajah sawah dan perkebunan sepanjang perjalanan dari desa Boru menuju Hewa, pemandangannya sangat menakjubkan. Segala biaya yang dikeluarkan dan waktu yang dihabiskan serta segala penat perjalanan akan terbayar dengan pesona Pantai Rako masih sangat asri dan eksotik.

Bagi mereka yang mencintai wisata pantai, Rako adalah tujuan yang tepat untuk dikunjungi, selain karena pesona gelombang laut untuk berselancar, tetapi juga hamparan pasir putih yang membentang luas, dan tentu kesederhanaan dan keramah-tamahan masyarakat setempat untuk menyambut setiap wisatawan akan melengkapi kebahagiaan. Selamat berkunjung.

Fasilitas yang tersedia antara lain toilet umum dan tempat parkir kendaraan. Dan walaupun belum tersedia rumah makan/restaurant tetapi aneka jajajan kuliner lokal dengan sajian tradisional selalu siap di tempat. Wisatawan siap disugguhkan ikan bakar dan pangan lokal seperti ubi rebus/bakar, pisang rebus/bakar, jagung titi, kelapa muda, dan tuak putih manis dari sadapan pohon nira.

Bagi pecinta wisata pantai, Pasir Putih Kawalelo atau biasa dikenal dengan Pantai Likutudeng yang terletak di Dusun Likotudeng, Desa Kawalelo, Kecamatan Demon Pagong Kabupaten Flores Timur bisa jadi rekomendasi utama saat menikmati akhir pekan ataupun hari libur. Di sini, pengunjung dapat menikmati embusan angin sejuk serta memiliki pemandangan pantai dengan pasir putih bersih dan banyak pepohonan hijau yang asri. Terumbu karang di tempat ini juga masih asli, dengan warna-warna cerah yang memanjakan mata,warna laut biru dan jernih. Wisatawan bisa menikmati gulungan ombak kecil yang tampak terlihat dari bibir pantai. Pantai ini juga menyajikan permukaan air laut yang tenang serta  kemolekan Pantai yang dihiasi beberapa onggok batu hitam.

Meski indah, tak sembarang orang bisa mencapai Pantai Likutudeng lantaran akses jalannya yang cukup sulit, belum lagi lokasinya yang tak pernah dijamah pengunjung lantaran akses jalan rusak parah bertahun-tahun, akses jalan memang sudah dibuka sejak tahun 2003 masa Bupati Felix Fernandez kini tak diurus lagi. Dari Dusun Likotudeng, pengunjung harus berjalan kaki lebih dari 300 meter,sebab belum ada akses untuk kendaraan roda empat.

Di Pantai Likutudeng wisatawan yang berkunjung dapat menikmati spot-spot fotografi yang sangat menarik dan instramable sehingga membuat destinasi Pantai Likutudeng sangat digemari masyarakat Kota larantuka dan wisatawan luar biarpun terkendala akses jalan. Pantai Likutudeng adalah surga yang tersembunyi yang sangat cocok menjadi destinasi wisata untuk menghilangkan penat dengan cara menikmati deburan ombak dan merasakan lembutnya pasir.

Bagi para pecinta kegiatan diving dan snorkeling, wajib banget mengunjungi Pantai Likutudeng karena memiliki terumbu karang yang masih asli, dengan warna-warna cerah yang memanjakan mata,warna laut biru dan jernih dan memiliki ribuan biota laut yang indah saat kita jelajahi dengan kegiatan diving dan snorkeling.

Fasilitas penunjang yang sudah tersedia di Pantai Likutudeng hanya lopo-lopo kecil yang dibangun masyarakat yang berkerja sebagai nelayan sedangkan fasilitas lainnya seperti kamar mandi belum dibangun,fasilitas penunjang lainya seperti kios atau warung hanya terdapat di Desa Kawalelo begitu juga penginapan hanya disediakan rumah-rumah warga sebagi tempat menginap,untuk fasilitas ATM belum ada hanya ada kios-kios kecil penyedia jasa BRI Link yang tersedia di Desa Kawalelo.

Pantai Oa berada di Desa Pantai Oa, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur. Oa dalam bahasa Nagi (sebutan untuk Larantuka, Kabupaten Flores Timur)  merupakan sapaan untuk perempuan muda, gadis muda. Sesuai namanya, Pantai Oa diibaratkan gadis jelita yang belum tersentuh dan tidak pernah didandani. Ia adalah mutiara tersembunyi di Pantai Selatan Flores Timur Kecamatan Wulanggitang.  

Pencapaian dari  Kota Maumere, menempuh perjalanan sekitar 90-an kilometer, setelah sampai  di Boru lalu berbelok ke kanan menuju Pantai Selatan. Sementara pencapaian  dari  Kota Larantuka menempuh perjalanan sekitar 50-an kilometer, tiba di Boru lalu berbelok ke kiri menuju Pantai Selatan. Jarak dari pertigaan Pasar Boru menuju Pantai Selatan  sekitar 15 kilometer.   

Salah satu keunggulan Pantai Oa adalah hamparan pasir putihnya  yang memanjakan mata pengunjung. Pantai Oa ini mulai terkenal berkat  kreativitas anak muda dan pemerintah desa setempat yang mempromosikan pantai ini di dunia maya sehingga dapat dinela pihak luar. Udara yang sejuk, hamparan pasir putih yang halus dipadu deburan ombak yang lembut, dan air laut yang bening dan bersih, bebas dari polusi sampah akan segera menghapus semua kelelahan Anda. Belum lagi tegur sapa dan keramahan masyarakat lokal menyambut siapa saja tamu yang akan datang ke pantai ini membuat kita betah datang dan beteduh lama di Pantai Oa.

Pantai ini bersebelahan dengan Pantai Rako sehingga dalam satu kali agenda perjalanan wisata, dapat menikmati keindahan dua destinasi wisata. Menjadi menarik karena dari pantai ini juga Anda bisa menyaksikan gunung api Lewotobi, yang juga sebagai latar Pantai Oa.

Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Pantai Oa antara lain  bersantai di bibir pantai atau menenggelamkan diri ke lautan jernih. Menikmati  matahari terbit (sunrise) atau terbenam (sunset) di Pamai ini sangat tepat dan nikmat sambil mencicipi ikan bakar yang sudah disiapkan masyarakat setempat. Bagi wisatawan, waktu yang tepat untuk menikmati keindahan Pantai Oa adalah saat matahati terbit (sunrise) dan terbenam (sunset). Salah satu spot manarik adalah menyaksikan cantiknya sunrise di celah antara Pulau Solor dan Adonara di pagi hari. Spot lainnya adalah keindahanya sunrise  di balik Gunung Lewotobi pada sore hari.  

Fasilitas di lokasi memang masih terbatas seperti belum adanya  warung makan, sehingga wisatawan/pengunjung disarankan untuk membawa perbekalan yang dibutuhkan. Akses jalan masuk sudah beraspal dan rabat. Anda aman sampai tujuan. Di Pantai Oa, laut tampak tenang dan sangat nyaman. Sedangkan di Pantai Rako, laut sedikit bergelombang. 

Tempat wisata Pantai Wini adalah salah satu tempat wisata yang terletak di desa Humusu, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berbatasan langsung dengan Distrik Oekusi, Timor Leste. Karena berada di pintu perbatasan Indonesia Timor-Leste maka warga asing dari Timor leste pun sering berkunjung di Pantai Wini.

Letaknya memang cukup jauh dari Kupang. Jika menggunakan mobil, waktu yang ditempuh kurang lebih 6 jam. Bisa juga menggunakan pesawat ATR dari Kupang menuju ke Atambua, dilanjut menggunakan mobil dengan perjalanan kurang lebih 1 setengah jam. Meski perjalanan lewat darat cukup lama, panorama yang disuguhkan akan membuat siapapun terpana. Barisan perbukitan, rerumputan, hingga tebing-tebing yang indah jadi latar belakang dalam perjalanan 6 jam menuju Wini.

Pantai Wini merupakan objek wisata pantai andalan masyarakat Kabupaten Timor Tengah Utara karena memiliki keindahan pantai yang alami dengan hamparan pasir putih yang asri, udara pantai yang sejuk serta air lautnya yang dingin.

Pantai Wini memiliki pasir yang berwarna hitam lembut yang terdapat sedikit batu di atasnya. Masyarakat pun bisa duduk-duduk di atas pasir sambil menikmati deburan ombak yang tak terlalu besar.

Soal eksotisme, pantai ini menyuguhkan pemandangan yang sangat indah, apalagi ketika matahari terbit. Ketika matahari muncul di ufuk timur, perbukitan yang menjadi latar menambahkan keindahan dari panorama matahari terbit di tempat ini. Lautnya yang berwarna biru, sehingga cocok untuk menjadi tempat foto. Tempat ini juga terdapat sebuah tulisan yang bertuliskan 'Pantai Wini' yang dibalut dengan warna merah dan putih. Pengunjung di sini sering menggunakannya sebagai tempat berfoto bersama.

Kondisi terkini di Pantai Wini memiliki fasilitas yang sudah sangat bagus.

Ada spot foto di bibir pantai yang bertuliskan Pantai Wini membelakangi latar pantai sehingga pengunjung jadikan sebagai tempat berfoto. Ada juga pohon-pohon besar sebagai tempat nongkrong serta tempat duduk. Di pohon-pohon besar ada tulisan-tulisan kecil yang menempel. Biasanya pengunjung suka berfoto dengan latar belakang tulisan-tulisan tersebut.

Pantai Wini memiliki tempat mainan anak-anak seperti ayunan dan jungkit, jadi anak-anak kecil merasa terhibur selain mandi di laut dan bermain di pasir.

Ada juga dua buah kamar mandi atau kamar ganti, dan WC yang bersih.

Ada sebuah jembatan penghubung berukuran kecil, biasanya pengunjung suka berfoto-foto di jembatan ini ketika hendak memasuki area pantai ataupun saat keluar. Jika Anda hendak berkunjung di Wisata Pantai Wini dan ingin bermalam di Wini maka ada salah satu hotel yang tersedia. Namanya adalah Resort Marjon. Jaraknya hanya sekitar 500 meter dari lokasi Pantai Wini