PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !
Card image
Diposting oleh - Paul J. Andjelicus, Pada 19 October 2021

PARIWISATA  NTT  BUTUH  BRANDING, GUYS !

Paul J. Andjelicus

Perencana Muda Dinas Parekraf  Provinsi NTT

Anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) NTT

 

Salah satu strategi promosi dan pemasaran pariwisata adalah dengan membangun  branding pariwisata. Branding pariwisata merupakan suatu cara atau strategi dalam memasarkan suatu destinasi wisata agar dapat lebih dikenal luas oleh wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Hal ini juga merupakan upaya agar sebuah destinasi wisata mampu bertahan lama dan menjadi favorit. Menurut Hermawan Kertajaya, dalam strategi pemasaran termasuk pemasaran pariwisata dikenal 3 aspek yaitu positioning, differentiation dan branding. Branding mempermudah wisatawan membedakan suatu destinasi dengan destinasi lainnya, sehingga untuk memenangkan persaingan sangat diperlukan membangun keunikan desitinasi wisata tersebut. Membangun branding sebuah destinasi pariwisata adalah upaya agar destinasi tersebut memiliki keunggulan dari sisi identitas  (competitive identity) dan menjadi sebuah janji (promise) yang harus ditepati.

  NTT sebagai sebuah provinsi kepulauan mempunyai potensi dan kekuatan wisata yang luar biasa  karena memiliki 1305 destinasi wisata dengan fokus wisata alam dan budaya dan semua kabupaten / kota memilikinya. Menjadi provinsi yang paling banyak memiliki destinasi wisata. Konsep dan gagasan pembangunan pariwisata NTT adalah membangun “Ring of Beauty”. Menciptakan cincin keindahan  wisata alam dan budaya dari  rangkaian kepulauan. Promosi keindahan, membangun ekspetasi dan imaginasi ini yang harus terus menerus dibangun sebagai citra wisata NTT di mata dunia dan salah satunya melalui branding pariwisata untuk membedakan pariwisata di NTT dengan destinasi – destinasi wisata  yang ada di tempat lain.

 Branding adalah merek. Menurut Tony Kleden, Pariwisata NTT butuh merek karena untuk urusan pariwisata, merek yang menjadi nilai jual dan dalam ilmu pemasaran merek sangat penting dan vital.  Penting juga dicatat, branding menjadi  pedoman sinergitas seluruh pelaku pembangunan pariwisata di NTT dalam skema pentaheliks (masyarakat, pemerintah, swasta, media dan akademisi) untuk terus menerus membangun dalam semangat untuk mewujudkan janji branding yang ada.

 Branding menjadi pintu gerbang informasi calon wisatawan dan dapat memberikan kesan pertama atau persepsi yang berbeda dengan destinasi lainnya sehingga tertarik untuk datang. Branding dibangun untuk mendapatkan pengakuan, penghormatan bahkan dapat menjadikan wisatawan  loyal untuk terus datang berkunjung dan mempromosikan suatu destinasi. Hal ini juga terkait janji (promise) dalam branding yang harus ditepati. Membangun dan mengelola branding sejati mengelola reputasi. Wisatawan akan memilih sebuah destinasi karena percaya akan branding dan kenyataan (imaginasi dan ekspektasi) yang diperoleh di lokasi. Branding juga dapat dijadikan alat promosi dan daya tarik produk jika sudah memiliki kekuatan sehingga mudah mempromosikan sebuah produk  khususnya destinasi wisata.

 Bagaimana menjual keunikan dan identitas destinasi wisata yang ada di NTT yang berbeda dengan destinasi lain yang ada di tempat lain dan kenapa wisatawan harus datang ke destinasi wisata NTT?  Untuk itu perlu adanya narasi destinasi wisata NTT memberikan manfaat  yang unik yang disebut  Unique Selling Proposition (UPS). UPS digunakan sebagai landasan dari keunikan dan perbedaan  serta mencerminkan keunggulan destinasi dibandingkan dengan positioning destinasi wisata yang lain. Kriteria yang diperlukan dalam UPS antara lain mempunyai nilai (valuable), langka (rare), tidak mudah ditiru dan tidak ada yang mampu menggantikan destinasi tersebut. Contohnya Komodo yang merupakan hewan biawak raksasa purba yang hanya ada di Indonesia dan NTT, tidak ada di negara lain. Begitu juga dengan Danau Tiga Warna Kelimutu, Ende. Danaunya ada tiga dengan warna yang berbeda dan dapat berubah-rubah. Tidak ada tempat lain yang memiliki danau tiga warna yang berubah-ubah warnanya selain di Ende.

 Pendekatan yang dapat dilakukan membangun branding adalah branding setiap daya tarik  wisata. Keunikan dari setiap daya tarik wisata yang ada di NTT seperti Komodo, Danau Tiga Warna Kelimutu, Bukit Wairinding Sumba, Taman Laut Alor, Pantai Nembrala Rote dan lainnya dapat dibuat merek tertentu. Kemudian branding  setiap pulau  karena Pulau Timor, Flores dan Sumba, masing – masing mempunyai keunikan tersendiri. Dan akhirnya NTT sebagai satu kesatuan branding dalam konsep ring of beauty. Pendekatan bisa dibalik mulai dari branding pariwisata NTT kemudian pulau dan branding setiap destinasi wisata. Seperti yang dilakukan untuk branding baru 10 destinasi yang berpedoman pada branding nasional Woderfull Indonesia.

Upaya untuk menggali merek pariwisata NTT sudah mulai dilakukan dan dipromosikan seperti Exotic NTT, yang didorong untuk menjadi branding karena dianggap menggambarkan keragaman alam, adat dan budaya NTT. Namun  perlu dipertimbangkan karena banyak daerah juga mengunakan kata exotic sebagai branding wisatanya seperti Kabupaten Majalengka dengan Majalengka Exotic Sundaland. Beberapa yang lain adalah Lumajang Eksotik, Exotic Kalasan, Exotic Gunung Kidul Jogya, Gili Genting, exotic island (NTB) dan  Maros exotic place in CelebesYang pasti, branding pariwisata NTT tidak dihasilkan lewat ilmu sulap menyulap  atau pemikiran semalam, namun membutuhkan kajian mendalam untuk menghasilkan sebuah branding pariwisata  berdasarkan hal yang unik, langka, bernilai.

 Tidak hanya branding yang merupakan strategi pemasaran namun pembangunan pariwisata di sektor hulu juga harus dipersiapkan dan ini yang paling penting. Upaya pemenuhan aspek 5 A (Atraksi, Aksesibilitas, Akomodasi, Amenitas dan Awarnes) di setiap destinasi wisata yang ada sangat penting dan tidak bisa ditawar. Akhirnya membangun branding pariwisata NTT adalah membangun   janji yang harus ditepati. Membangun dan mempertaruhkan reputasi wisata NTT dengan menghadirkan dan memenuhi aspek 5 A Pariwisata di semua destinasi wisata yang ada, agar wisatawan tidak kecewa dan berpaling ke daerah lain.

Dokumentasi : bahan dari internet (istimewa)



Artikel Lainnya


PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA

MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE

Kota Kreatif

Lomba Geowisata Goes to School

URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT

Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024

Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan

Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata

Menulis Buku Bagi ASN Perencana

Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory

Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang

Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia

Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide

SALAM GEOWISATA

TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?

DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT

RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA

PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026

BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023

MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN

SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK

DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023

BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II

PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH

Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA

Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia

Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat

PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT

PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA

Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG

DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG

EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA

MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK

Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT

BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI

Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional

Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka

Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)

FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO

Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE

Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya

Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022

JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN

WELCOME LABUAN BAJO

Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN

KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA

AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022

Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs

KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG

Kampung Seni Flobamorata Kupang

Lasiana Beach

KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?

Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT

Standar Pelayanan Publik

Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT

DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES

IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Wisata Aman Bencana di NTT

Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi

KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023

Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas

RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF

RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022

SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023

Buku Database 2021

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE

Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata

Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR

DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA

Outlook Parekraf 2022

Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang

PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA

Semauku Indah

MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG

WISATA KOTA, KOTA WISATA

NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai

KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF

Regional Calender Tourism Events 2022

RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT

KENYAMANAN RUANG HOMESTAY

SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE

MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO

KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT

Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang

PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI

DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?

Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao

Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT

MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA

Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata

Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT

PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA

Catatan Perjalanan ke Liman

Wisata Langit Gelap “Lelogama”

TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI

Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT

Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya

Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur

Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT

Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT

Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT

Kunjungan Bupati Malaka

Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana

Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT

Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende

Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur

Literasi Kabupaten Alor

Literasi Lamalera

Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)

MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO

EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM

Tourism Event 2022

WORKSHOP ARSITEK

DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT

MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG

DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT

Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles

Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang

Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT

Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT

FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025

Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT

Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo

Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT

Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik

Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi


MEDIA SOSIAL DAN KONTAK


| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT


Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555