Suara merdu MC Martin Enggu membuka acara Sosialisasi
dan Simulasi Panduan CHSE pada penyelenggaraan MICE yang diselenggarakan oleh Direktorat
Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Event (MICE) Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata Ekonomi Kreatif RI di Aston Hotel Kupang pada Selasa, 28 September 2021. Kegiatan ini diikuti puluhan
orang peserta dari berbagai unsur yakni Pemerintah Daerah, Badan Otoritas
Pariwisata Labuan Bajo Flores,
Akademisi, Asosiasi, Industri MICE, Desa Wisata dan dari perwakilan media massa.
Direktur
Pertemuan, Insentif, Konvensi dan Pameran, Kemenparekraf RI, Ny.Masruroh,S.Sos,MBA
dalam sambutannya mengatakan panduan CHSE itu menjadi acuan bagi asosiasi,
industri dan
seluruh stakeholders MICE dalam menyelenggarakan dan menggelorakan berbagai kegiatan
MICE di era new normal. Panduan CHSE juga katanya disusun dengan
berbagai pertimbangan guna memastikan kesiapan destinasi pariwisata yang standar
sesuai panduan WHO dan Kemenkes RI. Provinsi
NTT kata Ny.Masruroh,S.Sos,MBA, memiliki banyak potensi wisata dan menjadi
salah satu lokus pagelaran MICE misalnya di Kota Kupang yang menjadi pusat
ibukota propinsi dengan aneka industri MICE,
juga kota Labuan Bajo yang kini menjadi destinasi wisata super prioritas. Beliau juga meminta kepada awak media
untuk lebih aktif mempromosikan destinasi-destinasi wisata yang menjadi unggulan di wilayah Provinsi NTT agar
kedepannya bukan hanya Labuan Bajo yang bisa menjadi penghasil devisa, tetapi daerah-daerah lain di
Provinsi NTT dapat menjadi Labuan Bajo baru
yang dapat meningkatkan devisa dan jumlah
kunjungan wisatawan ke Provinsi NTT.
Sementara
Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, DR. Drs. Zeth Sony Libing,M.Si
pada kesempatan itu menegaskan Pariwisata NTT harus bangkit, berdiri dan
berlari menuju masyarakat yang sejahtera. Meski dilanda pandemi
covid-19, Pemda NTT tetap menggelar even-even secara terbatas, ada festival
kelimutu, festival dugong, festival budaya di Semau, Rally Wisata Timor, serta
Paralayang festival di Alor. Semuanya digelar dengan ketat sesuai protokol
kesehatan. Searah
dengan semangat membangkitkan pariwisata tersebut katanya, Gubernur NTT telah
mengeluarkan Instruksi No. 49 tahun
2019 yang meminta kepada hotel dan restoran di NTT untuk menggunakan produk
lokal semisal kopi, kelor, gula semut, tenunan dan sebagainya. Oleh karna itu Pemprov NTT melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif mengajak dan menjalin kerja sama dengan para pelaku UMKM serta memfasilitasi pelaku UMKM untuk
mempromosikan dan menjual produk-produknya di hotel-hotel yang ada di Provinsi
NTT lewat kerja sama dengan PHRI dan para sponsor. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Provinsi NTT, DR. Drs.
Zeth Sony Libing,M.Si menegaskan dalam rangka menghadapi tatanan kenormalan baru, khususnya pada sektor MICE, panduan
CHSE itu menjadi acuan bagi asosiasi, industri dan seluruh stakeholders
MICE dalam menyelenggarakan dan menggelorakan
berbagai kegiatan MICE. Dengan
sertifikasi CHSE, para
pelaku Industri MICE bisa menyelenggarakan
kegiatan MICE dengan panduan CHSE secara
profesional. Beliau
juga berharap kegiatan - kegiatan MICE bisa menjadi sumber devisa utama di
Provinsi NTT.
Kepala Bidang Ekraf
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Prov NTT Drs, Johny Lie Rohi yang bertindak sebagai moderator
memberikan gambaran Provinsi NTT yang memiliki letak yang sangat strategis
sehingga menjadi pintu gerbang Indonesia Timur. Infrastruktur
dan fasilitas MICE yang dimiliki sudah sangat mumpuni, mulai dari Bandara
Internasional hingga banyaknya hotel-hotel yang dapat menjadi lokasi
penyelenggaraan MICE. Selain itu faktor pendukung seperti daya tarik wisata
yang menarik dan sudah tersohor menjadi daya tarik tersendiri. Panduan CHSE pada
kegiatan MICE ini menekankan pada penerapan prosedur standar pelaksanaan
kegiatan MICE yang aturan teknis spesifiknya akan disesuaikan dengan panduan
yang dibuat oleh Asosiasi dan Industri MICE sesuai dengan kebutuhan di
lapangan. Melalui kegiatan sosialisasi dan simulasi panduan ini diharapkan
Sektor MICE kembali siap dan mampu bangkit kembali untuk memacu pertumbuhan
Ekonomi Kreatif.
Widyaiswara
Kemenparekraf Fransiskus Handoko,SST.Par, M.Sc. sebagai pemateri pertama
memberikan gambaran bahwa Sertifikasi CHSE adalah proses pemberian sertifikat kepada
Usaha Pariwisata, Destinasi Pariwisata, dan Produk Pariwisata lainnya untuk
memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan,
Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan. Untuk mendapatkan
Sertifikasi CHSE, para pemilik atau pengelola usaha dan destinasi
pariwisata yang ingin melakukan penilaian mandiri dapat melakukan pendaftaran secara daring atau online di
website resmi chse.kemenparekraf.go.id
dan melakukan pengisian formulir identitas usaha. Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif telah mengeluarkan Panduan Protokol Kesehatan, Kebersihan,
Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan atau yang lebih dikenal dengan Panduan
Protokol berbasis CHSE bagi pelaku industri Meeting, Incentive, Convention,
and Exhibition (MICE). Panduan Protokol CHSE MICE ini
menekankan pada penerapan prosedur standar pelaksanaan kegiatan wisata MICE
yang disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan sehingga sektor MICE dapat
beradaptasi di tengah pandemi Covid-19 dan kembali bangkit perekonomiannya.
Ketua Asita NTT, Abednego Frans sebagai
pemateri kedua memaparkan tentang Perjalanan Insentif yaitu suatu
kegiatan perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk para
karyawan dan mitra usaha sebagai suatu imbalan penghargaan atas perhatian
mereka dalam kegiatan penyelenggaraan konvensi yang membahas perkembangan
kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Program Perjalanan Insentif berfungsi
sebagai salah satu cara atau solusi untuk menggairahkan kembali segmen-segmen
guna peningkatan kinerja sebuah perusahaan. Daya tarik Provinsi NTT dimata para
pelaku bisnis insentif adalah memiliki alam yang luar biasa, keindahan alam
Provinsi NTT ini yang kami tawarkan kepada perusahaan-perusahaan besar. Di luar
keindahan alam, potensi budayanya yang beragam juga patut dipertimbangkan.
Nilai plusnya, Provinsi NTT memiliki label sebagai daerah yang masyarakatnya
terkenal ramah dan welcome. Berdasarkan data dari UNWTO (United
Nation of World Tourism Organization), pada tahun 2014 ada sekitar 1,1 miliar perjalanan
wisata di seluruh dunia dan dari angka tersebut 14 persennya atau sekitar 154
juta merupakan perjalanan bisnis. Dari 154 juta itu, sekitar 54 persennya
(atau 83,16 juta) merupakan perjalanan untuk kegiatan MICE. Di Benua Asia,
tiga negara yang menjadi tujuan perjalanan insentif paling utama adalah Korea
Selatan, Hong Kong, dan Indonesia. Sementara itu, Bali menjadi kota nomor satu
tujuan wisata insentif dunia. Untuk
menjadi sebuah destinasi MICE, beberapa kriteria yang wajib dimiliki oleh
destinasi wisata adalah: akomodasi, fasilitas restoran (harga, kualitas, dan
variasi), aksesibilitas destinasi, destination image, destination
awareness, destination novelty (apa yang menarik dan tidak
ada di daerah lain), safety and security, cuaca yang baik dan dapat
diperkirakan, physical and socio cultural setting (apa yang
dapat diangkat dari destinasi tersebut), entertainment and extra
meeting opportunities (belanja, teater, museum), SDM yang berkualitas,
dan affordable.
Sosialisasi dan simulasi CHSE ini bertujuan menyamakan persepsi mengenai isi panduan CHSE kepada stakeholders MICE dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pertemuan, insentif, konvensi dan juga event sebagaimana standar penyelenggaran kegiatan di masa pandemic covid-19. Hal ini penting dilakukan karena meski pandemic covid-19, kehidupan tetap berjalan, industri MICE dan Ekraf juga harus terus bergerak maju, dengan tetap menyesuaikan dengan standar-standar tatalaksana MICE sebagaimana anjuran.
Penulis : MAXIMIANUS LIARIAN ETO; STAF JARINGAN PEMASARAN
Dokumentasi : Disparekraf NTT, 2021
Artikel Lainnya
PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA
MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE
Kota Kreatif
Lomba Geowisata Goes to School
URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT
Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024
Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan
Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata
Menulis Buku Bagi ASN Perencana
Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory
Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang
Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia
Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide
SALAM GEOWISATA
TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?
DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT
RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA
PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026
BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023
MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN
SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK
DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023
BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II
PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH
Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA
Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia
Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat
PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT
PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA
Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG
DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG
EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA
MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK
Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT
BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI
Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional
Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka
Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO
Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE
Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya
Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022
JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN
WELCOME LABUAN BAJO
Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN
KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA
AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022
Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs
KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG
Kampung Seni Flobamorata Kupang
Lasiana Beach
KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?
Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT
Standar Pelayanan Publik
Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT
DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES
IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Wisata Aman Bencana di NTT
Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi
KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023
Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas
RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF
RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022
SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023
Buku Database 2021
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE
Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata
Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR
DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA
Outlook Parekraf 2022
Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang
PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA
Semauku Indah
MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG
WISATA KOTA, KOTA WISATA
NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai
KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF
PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !
Regional Calender Tourism Events 2022
RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT
KENYAMANAN RUANG HOMESTAY
MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO
KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT
Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang
PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI
DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?
Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao
Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT
MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA
Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata
Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA
Catatan Perjalanan ke Liman
Wisata Langit Gelap “Lelogama”
TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI
Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT
Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya
Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur
Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT
Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT
Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT
Kunjungan Bupati Malaka
Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana
Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT
Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende
Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur
Literasi Kabupaten Alor
Literasi Lamalera
Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)
MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO
EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM
Tourism Event 2022
WORKSHOP ARSITEK
DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT
MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG
DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT
Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles
Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang
Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT
Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT
FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025
Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT
Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo
Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT
Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik
Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi
| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555