Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT menyelenggarakan kegiatan talkshow
online pada Kamis, 12 Agustus 2021 dengan tema “Destinasi Wisata NTT : Kemarin,
Kini dan Nanti” yang berlangsung via media zoom
dan disiarkan secara langsung melalui akun youtube dan Facebook resmi Dinas Parekraf NTT.
Kemarin merujuk pada kondisi pmbangunan pariwisata NTT yang terpukul akibat
pandemi, Kini kita membangun dan menata kembali pariwisata NTT, dan Nanti
bagaimana Destinasi Wisata NTT dapat bangkit dan hidup berdampingan dengan
kondisi pandemik. Peserta kegiatan ini berjumlah 200 orang yang merupakan
pemangku kepentingan di bidang pariwisata dalam skema pentahelix dan juga berasal
dari masyarakat umum yang ikut menyaksikan.
Kegiatan
ini dipandu oleh MC Miegdal Thene dan Martinus Enggu staf Dinas Parekraf NTT, moderator talkshow adalah
Prof. Intiyas Utami, Staf Ahli Gubernur Provinsi NTT. Talkshow online ini
menghadirkan Keynote Speaker Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia, Sandiaga Uno dan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Viktor
Bungtilu Laiskodat; Sebagai pembicara antara lain: Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT, DR.
Drs. Zet Sony Libing, M.Si; Arsitek-pegiat pemberdayaan masyarakat, Yori Antar;
FOM Swisscontact Sustour Labuan Bajo, Sapto Siswoyo; Pemerhati pariwisata,
Sonny Sukada; Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina; dan Kepala Bidang
Kelembangan Disparekraf NTT; Toby Messakh.
Menteri
Parekraf, Mas Sandi Uno dalam arahannya menggambarkan pembangunan pariwisata
berkelanjutan akan menjadi kunci bagi pemulihan perekonomian nasional dan
mendorong kesejahteraan masyarakat. Untuk memulihkan sektor pariwisata yang
berkelanjutan, kemenparekraf memiliki empat tahap pemulihan yaitu revitalisasi
destinasi dan peningkatan confidence;
pemulihan permintaan domestik; pemulihan permintaan internasional; dan
melanjutkan pembangunan pariwisata sesuai arahan dari Bapak Presiden Joko
Widodo melalui RPJMN.
Bapak
Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya mengatakan hal yang paling sulit
dalam pembangunan pariwisata di NTT adalah membangun mindset pariwisata. Membangun pariwisata tidak hanya mengandalkan
potensi pariwisata, tetapi harus didukung dengan mindset yang mendukung pariwisata, memberikan citarasa dalam
pelayanan kepariwisataan. Pembangunan pariwisata estate merupakan salah satu usaha Pemprov NTT untuk membangun mindset pariwisata baik itu bagi
pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Pariwisata harus menjadi idola bagi
kita semua, harus dijaga, dirawat, dikelola dan dilindungi karena mendatangkan
manfaat yang besar bagi daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Kepala
Dinas Parekraf Prov. NTT dalam arahannya mengatakan kebijakan pembangunan
pariwisata dilakukan melalui pembangunan kawasan Pariwisata Estate di 22 kab/kota yang akan menjadi role model pengembangan pariwisata NTT
ke depan. Untuk tahap ini kita akan melanjutkan pembenahan 7 Kawasan Pariwisata
Estate yang sudah di bangun dalam
bentuk penguatan SDM pariwisata dan aspek kelembagaannya. Disamping itu terus akan dilakukan promosi
secara besar-besaran melalui informasi secara digital mengenai pembangunan parekaf
di NTT. Pembenahan, promosi dan pengembangan lainnya perlu berkolaborasi dengan
berbagai pihak seperti swasta untuk melatih masyarakat kita, menyiapkan
masyarakat dalam menghadapi kebangkitan pariwisata ke depan. Untuk memastikan hal tersebut kita akan
bekerja dari destinasi untuk memastikan mindset
masyarakat dapat berubah.
Pak Yori Antar, yang merupakan seorang arsitek,
memaparkan materi arsitektur lokal berbasis komunitas. Beliau membagikan
pengalamannya selama berkeliling wilayah NTT untuk membantu masyarakat lokal
dalam membangun rumah-rumah adat khas daerah yang berada diambang kepunahan. Tradisi
– tradisi di masa lalu termasuk arsitektur tradisional adalah arsitektur cipta
di masa depan sehingga perlu dibukukan, dinarasikan dan disebarkan ke dunia
luas agar menjadi daya tarik baik dari aspek pengetahuan dan membangkitkan rasa
keingintahuan yang dapat mendatangkan minat orang untuk berkunjung ke NTT. DNA
orang Indonesia adalah sifat kegotongroyongan dan hal ini perlu disebarluaskan.
Bagaimana proses pembangunan sebuah rumah adat, proses tenun, atau
tradisi-tradisi dan ritual budaya setempat menjadi kekuatan lokal yang dapat
menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Pak Sonny Sukada memaparkan materi
berkaitan dengan Sustainable tourism
menggambarkan bagaimana pariwisata berkelanjutan dimulai dari pariwisata yang bertanggungjawab.
Pariwisata yang mempromosikan tanggung
jawab terhadap lingkungan melalui pemanfaatannya yang berkelanjutan; tanggung
jawab untuk melibatkan masyarakat lokal dalam industri pariwisata, tanggung
jawab atas keselamatan dan keamanan pengunjung dan tanggung jawab pemerintah,
karyawan, pengusaha, serikat pekerja dan masyarakat lokal.” Keberlanjutan pariwisata di daerah pedesaan
hanya akan berhasil jika strategi perencanaan yang komprehensif dan inklusif
diadopsi dan dilaksanakan berdasarkan pendekatan multi-aksi dan multistakeholder
yang partisipatif.
Sapto Siswoyo dalam pemaparannya menguraikan
tentang pengantar pariwisata lestari. Pariwisata lestari di Indonesia terpilah
dalam 3 tahapan yaitu sustainable tourism observatory, sustainable tourism
certification, dan sustainable tourism award. Untuk membentuk
pariwisata lestari, ada beberapa kriteria sesuai pedoman destinasi pariwisata
berkelanjutan yaitu tata kelola, lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Selain
itu digambarkan juga sejarah terbentuknya gagasan pembangunan
pariwisata berkelanjutan sejak era revolusi industri sampai tahun 1950an dengan
adanya penerbangan sipil pertama yang memungkinkan adanya pergerakan orang
antar negara semakin lancar dari yang semula hanya memakai kapal laut.
Ibu Shana Fatina, Dirut BPOLBF menyampaikan materi
berkaitan dengan tugas dan fungsi BPOLBF serta strategi pengembangan wisata
berkualitas di NTT. Dalam pemaparannya dijelaskan terkait
program dan kegiatan yagn sudah dilakukan oleh BPOLBF agar memastikan Labuan
Bajo menjadi KSPN super premium yang
berkelas dunia. Hal ini yang menjadi alasan kenapa dibentuk badan otorita,
karena banyak pihak yang akan terlibat (pentahelix) dan harus ada yang
mengelola dan bertanggung jawab. Terdapat 4 top isu yang dihadapi BPOLBF yaitu
keterpaduan infrastruktur berkelanjutan, SDM dan kontribusi lokal, penyediaan
komoditas pangan penunjang pariwisata
dan peningkatan kapasitas destinasi.
Toby
Mesakh, kepala bidang Kelembagaan Disparekraf Prov NTT dalam arahannya
mengatakan kolaborasi dalam pembangunan pariwisata dapat dilakukan pemerintah
dengan pemerintah, pemerintah dan masyarakat dan pemerintah dengan swasta.
Contohnya sudah ada kerjasama dengan hotel-hotel yang ada di Kupang untuk ikut
melatih dan memberikan pendampingan cara mengelola kawasan Pariwisata Estate
khususnya dari aspek pelayanan
akomodasi dan makan-minum.
Beragam
paparan materi yang sudah disampaikan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan
pariwisata Nusa Tenggara Timur perlu dilakukan dengan pola kemitraan skema
pentaheliks. Melalui pola kemitraan ini diharapkan dapat terbangun mindset
pariwisata yang selama ini belum menunjukan titik kejelasan. Dengan adanya
mindset pariwisata, maka segala potensi wisata yang dimiliki dapat
dioptimalkan. Potensi wisata berupa keunikan dan kelestarian obyek wisata alam dan budaya perlu dijaga karena inilah kekuatan NTT. Momentum
kebangkitan industri pariwisata harus diambil oleh NTT dan menjadikan NTT
sebagai inspriasi dunia.
Penulis : yandriLagut, PDE Disparekraf
Sumber foto: dokumentasi Disparekraf 2021
Artikel Lainnya
PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA
MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE
Kota Kreatif
Lomba Geowisata Goes to School
URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT
Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024
Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan
Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata
Menulis Buku Bagi ASN Perencana
Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory
Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang
Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia
Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide
SALAM GEOWISATA
TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?
DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT
RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA
PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026
BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023
MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN
SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK
DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023
BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II
PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH
Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA
Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia
Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat
PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT
PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA
Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG
DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG
EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA
MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK
Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT
BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI
Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional
Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka
Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO
Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE
Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya
Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022
JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN
WELCOME LABUAN BAJO
Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN
KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA
AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022
Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs
KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG
Kampung Seni Flobamorata Kupang
Lasiana Beach
KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?
Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT
Standar Pelayanan Publik
Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT
DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES
IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Wisata Aman Bencana di NTT
Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi
KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023
Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas
RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF
RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022
SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023
Buku Database 2021
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE
Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata
Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR
DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA
Outlook Parekraf 2022
Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang
PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA
Semauku Indah
MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG
WISATA KOTA, KOTA WISATA
NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai
KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF
PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !
Regional Calender Tourism Events 2022
RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT
KENYAMANAN RUANG HOMESTAY
SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE
MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO
KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT
Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang
PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI
DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?
Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao
Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT
MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA
Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata
Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA
Catatan Perjalanan ke Liman
Wisata Langit Gelap “Lelogama”
Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT
Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya
Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur
Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT
Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT
Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT
Kunjungan Bupati Malaka
Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana
Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT
Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende
Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur
Literasi Kabupaten Alor
Literasi Lamalera
Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)
MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO
EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM
Tourism Event 2022
WORKSHOP ARSITEK
DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT
MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG
DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT
Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles
Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang
Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT
Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT
FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025
Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT
Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo
Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT
Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik
Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi
| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555