Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles
Dr. Lerry Y. Rupidara
Kepala Biro Ekonomi dan Kerja Sama, Setda Prov. NTT
Drs. Alexander B. Koroh, MPM
Sekretaris Dinas Parekraf Prov. NTT
Sabtu, 22 Agustus 2020 lalu, kami (Saya, Kepala Biro Ekonomi
dan Kerja Sama, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Sekretaris Dinas Pariwisata
Provinsi NTT dan Kabag Kerja Sama) ditugaskan Gubernur Nusa Tenggara Timur
(NTT) untuk menjemput dan mendampingi Utusan Khusus Presiden Seychelles untuk
ASEAN. Utusan Khusus Seychelles, Yang Mulia Nico Barito, saat itu, tiba di
Bandara Internasional El Tari pada jam 06.40, dalam rangka melakukan kunjungan kerja ke provinsi NTT. Kunjungan
kerja ini lokusnya adalah di Kabupaten Rote Ndao, yang mana Gubernur NTT dan
rombongan telah terlebih dahulu tiba di Rote Ndao. Karena itu, pejabat tinggi
setingkat Dubes ini hanya melakukan transit di Kupang menuju Rote Ndao. Akan
tetapi karena penerbangan ke Rote Ndao baru dilaksanakan pada pukul 15.20, maka
waktu untuk berdiskusi dan mendampingi beliau terbuka lebar. Selanjutnya pada
Senin 24 Agustus 2020 saya dan Sekretaris Dinas Parekraf Provinsi NTT sekali
lagi menjemput kedatangan pak Dubes dari Rote Ndao pada jam 07.40, dan terus
mendampingi beliau hingga keberangkatannya ke Jakarta pada jam 13.20. Oleh
karena itu, sekali lagi tersedia waktu untuk menangkap berbagai pemikiran dan
tindakan yang ditampilkan oleh Utusan Khusus Yang Mulia Nico Barito.
Pengembangan Pariwisata
NTT
Pengetahuan dan cakrawala berpikir pak Utusan Khusus ini
tentang pengembangan pariwisata luas tetapi menarik. Artinya beliau mengetahui big
picture dan detail pengembangan pariwisata dalam pendekatan dan pola
terbaik. Hal ini tidak mengherankan mengingat Seyschells adalah salah satu
negara di dunia yang telah dan sedang melakukan pengembangan pariwisata dengan
pendekatan dan model terbaik karena didasarkan pada gagasan besar high
values, low volumes/Impacts. Bapak Nico mendorong agar pengembangan
pariwisata NTT sebaiknya juga dilakukan dalam bentuk ini. Sebab pariwisata yang
demikiannlah yang dapat mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan yang
mengutamakan keselamatan lingkungan alam, kelestarian budaya lokal, dan
keuntungan pengelolaan pariwisata yang langsung kepada seluruh masyarakat.
Pariwisata yang didasarkan pada gagasan besar di atas tidak mengejar tingkat
kunjungan wisatawan yang tinggi, tetapi lebih mengutamakan jumlah wisatawan yang
terbatas namun dengan kemampuan berbelanja yang tinggi dan hasrat untuk
bersosialisasi dengan host (tuan rumah).
Hal di atas adalah krusial sebab jumlah wisatawan yang
melampaui tourism carrying capacity hanya akan merusak lingkungan hidup,
mengabaikan budaya lokal dan merugikan masyarakat lokal. Karena itu, tanpa
pembatasan jumlah wisatawan akan bermuara pada pendeknya usia suatu destinasi
wisata. Karena, destinasi wisata akan dengan cepat memasuki fase decline (kemundurun) sebagai konsekwensi
dari memudarnya daya tarik entah alam, budaya, dan buatan yang
dihancurkan/dirusak pengunjung. Dengan demikian destinasi wisata dimaksud
segera ditinggalkan wisatawan dan menjadi arena yang kehilangan makna,
maksudnya area tadi tidak lagi mampu menciptakan revenue yang mendukung terciptanya public values untuk kesejahteraan bersama bagi penduduk lokal. Oleh
karena itu, menurut pak Dubes cara terbaik untuk menghindari kerusakan di atas
maka pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Secara
riil model ini hadir dalam bentuk pengembangan pariwisata yakni pengembangan homestay
pada pariwisata estate atau kawasan pariwisata. Artinya pengembangan pariwisata
mengutamakan pengembangan homestay di desa tertentu yang memiliki keaslian daya
tarik budaya, alam dan buatan atau ketiga-tiganya yang memukau. Daya tarik
menjadi landasan bagi pengembangan pariwisata yang ramah lingkungan seperti
terlestarikannya flora dan fauna, pengelolaan sampah yang baik, penyediaan
sayur-mayur, bumbu dapur, daging dan telur organik. Selanjutnya pada kawasan
wisata ini adat, tradisi, tarian dan lagu daerah dilestarikan melalui lembaga
desa dan sanggar-sanggar seni desa, dan ditampilkan secara teratur pada
panggung desa yang memberi ruang bagi para wisatawan untuk ikut serta dalam berbagai
kegiatan budaya di atas.
Tambahan pula pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di
pariwisata estate yang menghadirkan homestay secara langsung memberikan
keuntungan financial pada warga desa pemilik homestay. Pengelolaan
dalam model ini tidak menyebabkan keuntungan besar berada pada tangan shareholder (pemegang saham) sebagaimana
pengelolaan hotel dan atau terjebak para elite desa dari elite capture dalam pengelolaan akomodasi yang hanya memberikan
keuntungan untuk para elit desa.
Dalam konteks pariwisata NTT, keberhasilan Seychelles dalam
melestarikan flora dan faunanya melalui pengembangan pariwisata berkelanjutan,
menjadi contoh yang dapat kita tiru. Bahkan dengan keanekaragaman potensi
kepariwisataan yang kita miliki, dan dalam kepemimpinan Gubernur VBL dan Wagub
YNS pengembangan pariwisata NTT dapat terus maju, dan bisa saja suatu waktu
melampaui pariwisata Seychelles.
Merakyat
Utusan Khusus President Seychelles ini, juga menekankan
tentang betapa pentingnya kuliner lokal dalam pengembangan pariwisata daerah.
Penekanan ini tidak hanya tampil secara verbal tapi nyata dalam tindakannya.
Untuk itu beliau sangat menikmati kudapan lokal NTT yakni jagung rebus, ubi
rebus dan kue lamet.
Lebih jauh lagi dalam kerendahan hati beliau juga berkenan makan siang berasama
kami di Rumah Makan RW Om Polin dan berikutnya di Rumah Makan Nasi Kuning Kali
Sembunyi milik Aci Noni sekeluarga. Kerendahan hati untuk menikmati makan siang
di rumah makan bersahaja di atas menunjukkan kerendahan hati seorang pejabat
tinggi. “Yang penting menurut beliau makanannya harus sehat (organik), higenis,
dan rumah makannya harus bersih.”
Dalam kerendahan hatinya Utusan Khusus ini juga berkunjung ke
rumah Raja Kupang, Opa Leo Nisnoni dan berdiskusi serius mengenai sejarah
kerajaan Kupang dan kontribusinya bagi kemerdekaan NKRI.
Apresiasi dari Utusan Khusus berhati mulia ini tidak saja
menunjukkan itikat baiknya dalam mendukung pengembangan pariwisata di NTT,
tetapi juga fakta menunjukkan bahwa provinsi ini memiliki beraneka ragam
potensi pariwisata kelas wahid. Oleh karena itu adalah penting bagi kita untuk
tidak melihatnya sebagai take it for granted,
tidak menghargai atau dianggap biasa-biasa saja dan tak bernilai. Kita
perlu melihat pariwisata NTT dari sudut pandang sang Utusan Khusus di atas
sehingga membantu untuk membangun kesadaran kepariwisataan kita dengan memahami
dan menghargai potensi wisata kita lalu merawat dan melestarikannya melalui
pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan.
Gagasan besar dan tindakan Utusan Khusus Presiden Seychelles untuk ASEAN dalam pembangunan pariwisata, kami berharap membantu mencerahkan kita dalam mengembangkan pariwisata di NTT tercinta. Hal ini vital mengingat sektor pariwisata telah ditetapkan Gubernur VBL dan Wakil Gubernur YNS sebagai penggerak utama dalam penyelenggaraan pembangunan di provinsi ini. Pengembangan pariwisata yang telah, sedang, dan akan kita bangun hemat kami akan bermuara pada public values bila dikembangkan sebagaimana telah dilakukan di Seychelles. Dengan demikian berbagai hal baik akan kita peroleh bersama dari pengembangan pariwisata NTT yang konstrukif dan berkelanjutan demi terwujudnya kesejahteraan bersama.
Gambar: Pantai Lasiana Kupang, sumber: istimewa
Artikel Lainnya
PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA
MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE
Kota Kreatif
Lomba Geowisata Goes to School
URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT
Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024
Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan
Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata
Menulis Buku Bagi ASN Perencana
Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory
Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang
Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia
Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide
SALAM GEOWISATA
TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?
DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT
RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA
PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026
BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023
MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN
SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK
DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023
BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II
PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH
Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA
Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia
Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat
PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT
PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA
Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG
DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG
EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA
MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK
Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT
BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI
Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional
Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka
Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO
Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE
Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya
Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022
JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN
WELCOME LABUAN BAJO
Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN
KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA
AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022
Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs
KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG
Kampung Seni Flobamorata Kupang
Lasiana Beach
KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?
Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT
Standar Pelayanan Publik
Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT
DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES
IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Wisata Aman Bencana di NTT
Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi
KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023
Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas
RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF
RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022
SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023
Buku Database 2021
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE
Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata
Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR
DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA
Outlook Parekraf 2022
Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang
PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA
Semauku Indah
MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG
WISATA KOTA, KOTA WISATA
NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai
KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF
PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !
Regional Calender Tourism Events 2022
RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT
KENYAMANAN RUANG HOMESTAY
SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE
MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO
KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT
Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang
PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI
DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?
Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao
Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT
MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA
Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata
Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA
Catatan Perjalanan ke Liman
Wisata Langit Gelap “Lelogama”
TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI
Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT
Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya
Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur
Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT
Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT
Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT
Kunjungan Bupati Malaka
Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana
Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT
Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende
Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur
Literasi Kabupaten Alor
Literasi Lamalera
Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)
MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO
EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM
Tourism Event 2022
WORKSHOP ARSITEK
DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT
MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG
DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT
Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang
Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT
Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT
FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025
Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT
Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo
Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT
Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik
Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi
| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555