IDENTIFIKASI AWAL POTENSI GEOWISATA NTT
Penulis : Paul J. Andjelicus Perencana Muda / Dinas Parekraf Provinsi NTT
Keterangan Gambar: Keindahan Proses Geologi di Kelaba Maja - Sabu Raijua. sumber: Istimewa
Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu provinsi kepulauan memilki obyek wisata alam yang sangat banyak dan beranekaragaman yang terjadi dari proses geologi yang telah berlangsung lama. Namun informasi geologi tersebut kurang/sangat minim atau bahkan tidak ada, sehingga wisatawan dan pengunjung yang datang hanya sebatas mengagumi keindahan alamnya. Proses terbentuknya pulau – pulau di NTT dapat menjadi salah satu cerita menarik dan dapat menjadi pintu gerbang menyingkap tabir rahasia geologi dan misteri terciptanya obyek – obyek wisata alam menarik di NTT. Deskripsi seperti ini dapat menjadi salah satu daya tarik minat wisatawan untuk berkunjung ke semua lokasi wisata alam yang ada. Keberadaan obyek wisata alam dengan adanya obyek – obyek geologi dan kelengkapan deskripsi menarik tentang proses geologi tersebut, menjadi salah satu modal bagi pengembangan kawasan wisata menjadi sebuah kawasan geowisata. Geowisata adalah kegiatan pariwisata yang terkait dengan keragaman geologi (geodiversity) yang merupakan bentukan-bentukan tapak geologis, termasuk tapak-tapak geomorfologis (proses pembentukan geologi) dan fisiografi. Geowisata merupakan kelanjutan dari pengembangan daya tarik wisata minat khusus. Pengembangan obyek wisata alam menjadi Kawasan Geowisata akan memastikan keberlangsungan tatanan keanekaragaman baik geologi, biologi dan budaya, kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan serta sekaligus menjadi daya tarik kuat bagi peningkatan arus kunjungan wisatawan ke NTT. Beberapa destinasi wisata alam NTT yang berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi kawasan geowisata antara lain:
1. Danau Tiga Warna Kelimutu – Taman Nasional Gunung Kelimutu Kabupaten Ende.
Kawasan ini menjadi salah satu kawasan Pariwisata Estate (PE) NTT dari 7 PE yang dibangun tahun 2019 dan berpusat di Desa Koanara, Kecamatan Moni. Hasil penelitian/studi awal yang sudah dilakukan Badan Geologi terhadap Kawasan Danau Tiga Warna Kelimutu di Kabupaten Ende telah memenuhi persyaratan untuk diusulkan menjadi kawasan Geopark Nasional karena telah memiliki 3 (tiga) komponen Geopark yaitu keragaman geologi, keragaman biologi (flora dan fauna) dan keragaman budaya. a). Keragaman geologi berupa tiga danau kawah dengan warna yang berbeda dan dapat berubah warna yang diakibatkan oleh pengaruh aktivitas vulkanik, komposisi kimia, tumbuhan, dan lainya. Disamping itu terdapat keragaman geologi lainnya berupa mata air panas, air terjun, dan bentang alam. b). Keragaman biologi diantaranya terdapatnya flora sekitar 140 jenis tumbuhan berkayu dan fauna sekitar 48 jenis burung, 150 jenis serangga dan beberepa jenis mamalia serta reptil. c). Keragaman budaya yang terdapat di sekitar kawasan Taman Nasional Kelimutu diantaranya, sekitar 17 komunitas adat Suku Lio yang mempunyai kekhasan berupa rumah adat, kerajinan tenun ikat, seni ukir, seni tari, dan upacara adat.(PPSDM Geominerba,2020)
2. TWAL 17 Pulau Riung
Taman ini berada di wilayah Desa Sambinasa, Nangamese, Benteng Tengah, Tido dan Lengkosambi, Kecamatan Riung Kab. Ngada Merupakan gugusan pulau-pulau kecil dan besar sebanyak 24 pulau, yang memanjang dari Toto Padang di sebelah barat sampai Pulau Pangsar di sebelah timur. Pulau yang terkenal adalah Pulau Rutong dan Pulau Ontoloe (Kelelawar). Jenis atraksi wisata utama adalah area savana yang dihuni biawak rinca, aneka satwa liar seperti kelelawar, bangau hitam,parkit dada kiuning , burung beo, elang dan keindahan taman laut. Ditunjang dengan atraksi budaya. Obyek geologi / geosite adalah pulau – pulau kecil yang terbentuk. (kumparan.com)
3. Danau Sano Nggoang
Danau Sano Nggoang berada di wilayah Desa Waesano Kecamatan Sano Nggoang Kabupaten Manggarai Barat. Desa Waesano merupakan salah satu desa wisata di kabupaten Manggarai Barat dengan obyek wisata utama adalah Danau Sano Nggoang. Danau ini merupakan danau purba dan danau vulkanik di NTT yang dapat dikategorikan sebagai geological heritage. Danau ini terletak di ketinggian 750 m dpl dengan kedalaman ± 600 m dan luas 513 hektare. Rentangan danau ini sekitar 2,5 – 3 km. Danau ini juga ditetapkan sebagai danau terdalam di dunia bersama Danau Victoria di Afrika dan Danau Baikal di Rusia. Terbentuk akibat proses geologi jutaan tahun yang lalu dan terus menerus berlangsung sampai saat ini. Menurut Badrudin, dkk (1994), batuan tertua yang terdapat di sekitarnya terdiri atas batuan sedimen berumur Tersier, tersingkap di bagian utara daerah Werang. Batuan vulkanik Kuarter berasal dari produk erupsi Gunung Sanonggoang yang membentuk Kaldera Sanonggoang dan batuan vulkanik tua yang sebagian tersebar di sekitar Sano Nggoang. Ciri paling jelas di antaranya adalah selang-seling antara breksi tuf terubah, andesit, andesit basaltic dan tuf terubah. Batuan – batuan ini terus mengalami perubahan hidrotermal sehingga muncul mata air panas di sekitar danau dengan temperatur sekitar 370-1000 derajat Celcius dengan kadar belerang yang cukup tinggi. (Mochamad Nurhadi,dkk.) Disamping itu terdapat kekayaan hayati seperti kawasan hutan yang asri menjadi habitat penting bagi burung -burung endemik di Flores seperti gagak flores, celepuk flores, punai flores.
4. Kelabba Maja - Kecamatan Hau Mehara Kab. Sabu Raijua
Kelabba Maja merupakan salah satu kawasan dari 22 kawasan yang akan dikembangkan menjadi Pariwisata Estate (PE) di NTT sampai tahun 2023. Dijuluki Grand Canyonnya NTT. Memilki ciri khas kumpulan tebing-tebing batuan yang diprediksi berumur sekitar 70 juta tahun yang lalu, menyerupai tabung dengan lapisan warna – warni seperti warna biru,putih,coklat dan merah. Pulau Sabu merupakan percabangan dua jalur geantiklinal Busur Banda yang dikelilingi terumbu karang dengan ketinggian mencapai 300 m dpl dan salah satunya membentuk Kelabba Maja. Menurut bahasa setempat Kelabba Maja berasal dari Kelabba yang artinya tanah, abu dan Maja yang berarti tempat para dewa. Kelabba Maja tahun 2018 lalu dinobatkan sebagai surga tersembunyi terpopuler dan meraih juara satu dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2018. (wartawisata.id)
5. Bekas Tambang Marmer Fatukoko
Terletak di Desa Tunua, Kecamatan Molo Utara Kabupaten Timor Tengah Utara. Daya tarik yang dimiliki adalah dinding vertikal yang lurus dan licin hasil potongan peralatan teknologi dari bukit kapur yang sudah dieksploitasi menjadi bongkahan batu untuk pembuatan marmer. Kondisi ini diperkuat dengan keindahan hutan yang asri, hutan pinus dan berada pada ketinggian 1200 m dpl serta kehadiran danau Nefo Kaenka sebagai geosite lain, maka kawasan ini sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata. Kawasan ini berdekatan dengan kawasan Fatumnasi yang merupakan Kawasan Pariwisata Estate di TTS.
6. Pantai Didi
Pantai ini terletak di Kecamatan Alor Tengah, Kabupaten Alor. Obyek wisata pantai dengan pasir putih dan hamparan batu andesit. Secara geologi merupakan bagian dari formasi Alor yang berumur Miosen Akhir-Pliosen Awal. Geosite yang terbetuk dari lava andesit yang membentuk struktur kolom kekar yang merupakan struktur primer pada batuan beku.
7. Geyser Panas Bumi Tuti Adagae
Geyser ini terletak di Desa Air Mancur, kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor Sumber panas bumi menghasilkan semburan air mancur setinggi 3 meter diantara susunan batu-batu seperti kerucut dan berwarna jingga. Air ini juga mengandung belerang yang sangat bermanfaat untuk kesehatan kulit. Hasil penelitian geologi , stratifikasi daerah panas bumi di Alor Timur terdiri dari batuan berumur tersier yang terdiri dari batuan sedimen dan batuan vulkanik yang tidak diketahui sumber erupsinya. Batuan berumur Kuarter terdiri dari batuan vulkanik dari beberapa sumber erupsi, batu gamoing dan alluvial. (Fredy Nanlohi & Herry Sundhoro,2005 -Geologi dan Geokimia Pendahuluan daerah Alor Timur Alor - Subdit Panas Bumi).
8. Tiga Gunung Api Lembata
Gunung ini berada di wilayah Kecamatan Ile Ape dan Atadei , Kabupaten Lembata Berada di lempeng Eurasia, lembata diapit oleh tiga gunung api aktif yaitu Ile Batutara, Ole Lewotolok ( Ile Ape) dan Ile Werung. Ile Batutara memiliki keunikan karena meletup setiap 20 menit dengan menyemburkan asap dan bunga api, Ile Ape memiliki keunggulan karena hamaran kawah yang sangat uas serta udarabyang sejuk. Sementara Ile Werung merupakan gunung api dengan karakteristik kawah dalam dan dinding batu terjal. Keunikan setiap gunung ini membuat digelarnya Festival 3 Gunung Lembata (F3G) sejak tahun 2017. Khusus untuk Ile Batutara sudah memilki branding karena meraih medaliperak kategori destinasi wisaat terunik dalam Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017.
Tentu masih banyak destinasi wisata alam di NTT yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis geologi atau geowisata. Untuk itu diperlukan identifikasi awal semua destinasi wisata alam yang ada bekerjasama dengan ahli geologi yang ada. Setelah itu perlu disusun narasi terkait proses geologi yang terjadi sebagai informasi edukasi bagi masyarakat dan pengunjung/wisatawan. Narasi tersebut dapat berupa tulisan, papan informasi di lokasi wisata dan tersedia bentuk digital sehingga dapat diakses melalui internet. Informasi ini juga dapat disimpan di Museum Geologi yang sudah ada di Kupang (Jl. Frans Seda) sebagai salah satu destinasi buatan di Kota Kupang. Narasi yang dikemas secara menarik tentu akan memberikan nilai tambah informasi dan pengalaman menarik dalam rangka meningkatkan interest wisatawan yang berkunjung ke NTT.
Daftar Pustaka
1. Nanlohi, Fredy & Sundhoro, Herry.2005. Geologi dan Geokimia Pendahuluan Daerah Alor Timur, Kabupaten Alor. Subdit Panas Bumi.
2. Nurhadi, Mochamad,dkk. ------. Survey Geologi dan Geokimia Panas Bumi Daerah Waesano Kab. Mabar NTT. Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi. Bandung.
3. Bahan Materi Diskusi Keragaman Eksogen, Diklat Pengenalan Geowisata Online 2020. PPSDM Geominerba. Bandung.
4. Materi dari internet : kumparan.com, warta wisata.id, m.liputan6.com
Artikel Lainnya
PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA
MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE
Kota Kreatif
Lomba Geowisata Goes to School
URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT
Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024
Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan
Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata
Menulis Buku Bagi ASN Perencana
Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory
Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang
Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia
Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide
SALAM GEOWISATA
TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?
DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT
RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA
PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026
BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023
MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN
SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK
DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023
BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II
PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH
Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA
Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia
Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat
PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT
PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA
Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG
DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG
EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA
MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK
Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT
BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI
Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional
Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka
Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO
Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE
Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya
Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022
JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN
WELCOME LABUAN BAJO
Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN
KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA
AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022
Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs
KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG
Kampung Seni Flobamorata Kupang
Lasiana Beach
KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?
Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT
Standar Pelayanan Publik
Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT
DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES
IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Wisata Aman Bencana di NTT
Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi
KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023
Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas
RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF
RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022
SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023
Buku Database 2021
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE
Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata
Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR
DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA
Outlook Parekraf 2022
Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang
PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA
Semauku Indah
MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG
WISATA KOTA, KOTA WISATA
NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai
KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF
PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !
Regional Calender Tourism Events 2022
RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT
KENYAMANAN RUANG HOMESTAY
SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE
MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO
KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT
Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang
PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI
DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?
Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao
Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT
MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA
Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata
Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA
Catatan Perjalanan ke Liman
Wisata Langit Gelap “Lelogama”
TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI
Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT
Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya
Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur
Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT
Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT
Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT
Kunjungan Bupati Malaka
Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana
Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT
Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende
Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur
Literasi Kabupaten Alor
Literasi Lamalera
Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)
MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO
EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM
Tourism Event 2022
WORKSHOP ARSITEK
DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT
MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG
DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT
Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles
Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang
Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT
Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT
FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025
Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT
Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo
Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik
Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi
| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555