MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE
Card image
Diposting oleh - Paul J. Andjelicus, Pada 01 November 2023

MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH

DI KAWASAN PERBATASAN  RI – TIMOR LESTE

 

Paul J. Andjelicus

 

 

   Serombongan wisatawan terlihat menyempatkan diri singgah dan berselfi ria di bawah Pohon Asam Jokowi, sebuah daya tarik wisata baru di Desa Tulakadi Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu. Presiden Jokowi pada kunjungan ke perbatasan Motaain Kabupaten Belu tahun 2014 lalu menyempatkan diri berdialog dengan warga setempat di bawah sebuah pohon asam yang kemudian menjadi viral sejak saat itu. Puas berselfi, seseorang dari rombongan terlihat membeli kuliner setempat dan ketika ingin membayar secara non tunai, namun ditolak karena tidak punya telepon genggam (HP) dan hanya melayani pembelian secara tunai. Dibutuhkan beberapa saat untuk mendapatkan uang tunai agar bisa melakukan transaksi. Sementara di tempat lain, seorang pedagang di pasar tradisional Betun Kabupaten Malaka terlihat serius melayani transaksi nontunai yang dilakukan  seorang pembeli. Ketika scan barcode dan nama akunnya keluar, sang pedagang dengan hati-hati mengetik nilai nomimal pembayaran dan klik. Proses berjalan sekitar beberapa saat, dan tampilan layar keberhasilan transaksi diperlihatkan kepada pembeli. Ini tanda uang pembelian sudah masuk rekening sang pedagang. Transaksi pun selesai.

 

Penggunaan QRIS di NTT

    Demikian sepenggal kisah  kondisi transaksi nontunai yang masih terbatas dipergunakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan jumlah penduduk sekitar  5,46 juta jiwa pada tahun 2022. Penggunaan pembayaran  nontunai melalui QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) di NTT termasuk   di Kawasan Perbatasan RI dengan Timor Leste memang belum terlalu banyak walaupun secara umum pertumbuhan pengguna dan layanan QRIS di NTT terus meningkat.  Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI)  NTT  mencatat tahun 2021 sebanyak 122.459 orang pengguna dan meningkat tahun 2022 menjadi 137.459 orang pengguna. Jumlah dari sisi suplay sebanyak 141.727 merchant yang mengunakan QRIS dan akhir Januari 2023 naik menjadi 148.232 merchant. Sepanjang tahun 2022 jumlah  transaksi yang terjadi sebanyak 952.073 dengan nilai mencapai Rp 129,459 Miliar dan transaksi terbesar terjadi di Kota Kupang (ibukota Provinsi NTT).

Penggunaan pembayaran nontunai  melalui QRIS di NTT  dimulai dirintis  tahun 2019 dan  masih belum digunakan secara menyeluruh dan hanya sebatas pada daerah kota seperti Kota Kupang dan Kota Labuan Bajo (Manggarai Barat). Kebetulan kedua kota ini menjadi pintu gerbang utama  masuknya pengunjung dan wisatawan dari luar NTT. Sementara kota kota lain belum begitu  banyak masyarakat  mengunakan transaksi nontunai apalagi di  kawasan perdesaan. Pembayaran nontunai masih identik dengan masyarakat kelas menengah  ke atas di kawasan perkotaan. Meski begitu perkembangan belanja online masyarakat NTT sangat signifikan pertumbuhannya yang sesungguhnya dapat menjadi pemicu pertumbuhan penggunaan transaksi nontunai secara signifikan.

 

Kawasan Perbatasan RI di NTT

    Kawasan perbatasan negara di NTT meliputi empat kabupaten yaitu Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) berbatasan dengan enclaf Oekusi Negara Timor Leste dan Kabupaten Belu serta Kabupaten Malaka yang berbatasan dengan Negara Timor Leste. Berpedoman pada Perpres 179 Tahun 2014 tentang  Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di NTT, kawasan perbatasan diproyeksikan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan, baik  sebagai gerbang masuk maupun  menjadi pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang baru.

   Pembangunan kawasan perbatasan, salah satunya ditandai dengan pembangunan sejumlah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang  sekaligus menjadi daya tarik wisata buatan  baru. Kebetulan Provinsi NTT sedang giat membangun industri pariwisatanya sebagai salah strategi untuk meningkatkan perekonomian daerah dan mengatasi masalah kemiskinan yang ada. Ada 4 (empat) PLBN di NTT, yaitu PLBN Motaain di Belu, PLBN Motamasin di Malaka, PLBN Wini dan PLBN Napan di TTU. Selain pos utama yang dibangun dengan megah, kawasan PLBN tersebut dilengkapi dengan sejumlah fasilitas umum dan sosial, seperti mess pegawai, tempat ibadah, pasar, jalan pedestrian, area parkir, money changer dan fasilitas pendukung lainnya. Kegiatan perdagangan dan aktivitas ekonomi yang tumbuh di area PLBN menjadi potensi pengembangan transaksi nontunai melalui penggunan QRIS.

   Kegiatan pariwisata di kawasan perbatasan, selain menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan Nusantara (wisnus), juga dapat mendukung pengembangan kabupaten yang berada di daerah perbatasan. Kedatangan wisatawan akan membuka potensi ekonomi bagi masyarakat setempat. Masyarakat dapat mengembangkan berbagai sektor ekonomi kreatif sebagai penyokong pariwisata, mulai dari bisnis kuliner, kerajinan tangan, hingga akomodasi seperti  penyewaan homestay. Hal ini jelas terlihat ketika diselenggarakan beberapa event besar di Atambua (ibukota Kabupaten Belu) sebelum pandemi Covid-19 yaitu  Konser Musik Cross Border Atambua, Festival Wonderful Indonesia dan Festival Fulan Fehan. Permintaan akomodasi dan layanan jasa wisata lainnya melonjak drastis.

 

Kendala dan Potensi  Transaksi Nontunai di Kawasan Perbatasan

    Kendala – kendala yang menghambat penggunaan transaksi non tunai adalah terkait budaya dan cara pandang mayoritas masyarakat yang masih menganggap bahwa seseorang memiliki uang harus  dibuktikan dalam bentuk fisik. Walaupun,  risiko  kehilangan uang fisik sangat tinggi. Kendala lainnya khususnya  bagi pelaku usaha mikro seperti pedagang pasar adalah  tidak ingin repot ke bank atau ATM untuk mengambil uang. Volume uang transaksi  nontunai juga masih kecil sehingga tidak efisien  disimpan di bank karena uang hasil penjualan langsung dipakai sebagai modal harian.

   Masih banyak pelaku usaha di sektor usaha mikro dan kecil yang belum punya HP khususnya HP android, seperti para pedagang di pasar-pasar tradisional yang ada di kawasan perbatasan. Kendala lain yang dihadapi adalah banyak pasar tradisional di NTT yang belum terjangkau jaringan internet untuk mendukung transaksi nontunai.  Yang menarik, ternyata masih ada pedagang belum memiliki KTP yang menjadi syarat untuk pembukaan rekening di bank.

   Meski ada banyak kendala namun potensi penggunaan transaksi nontunai di kawasan perbatasan tetap besar. Kunjungan wisatawan terus meningkat akan memicu aktivitas ekonomi di kawasan perbatasan. Data kunjungan wisman masuk dari Pintu masuk Atambua tahun 2022 sebanyak 20,907 wisman dan sampai Agustus 2023 sudah mencapai 56.059 wisman (BPS NTT). Kebanyakan wisman berasal dari Timor Leste dengan alasan  beragam  seperti mengunjungi keluarga, rekreasi dan belanja. Wisatawan baik wisman maupun wisnus menjadi target pengguna transaksi nontunai pada saat mengunakan berbagai fasilitas wisata yang ada seperti hotel dan restoran termasuk di area PLBN yang menjadi pintu masuk keluar perbatasan kedua negara.

   Potensi selanjutnya adalah  penggunan HP di NTT yang cukup tinggi. Tercatat 52,73 persen penduduk atau sekitar 2,2 juta pengguna HP di NTT (BPS NTT 2022). Sementara jumlah  penduduk di kawasan perbatasan dengan  tiga kabupaten sebagai sampel (Belu, Malaka,TTU) tahun 2022, mencapai 676.408 jiwa. Jika asumsi  penggunaan HP sekitar 50 persen saja, maka sudah ada sekitar 335.000 penguna HP di kawasan perbatasan. Selanjutnya dengan asumsi 50 persen mengunakan HP android, maka sudah ada sekitar 160.000 pengguna HP android  baik pelaku usaha maupun masyarakat yang dapat menjadi target pelaku transaksi nontunai di kawasan perbatasan.

 

Upaya Masif Mengejar Target

   Bank Indonesia (BI) terus melakukan sosialisasi agar pertumbuhan penggunaan transaksi nontunai di NTT termasuk di kawasan perbatasan terus meningkat. Salah satunya lewat upaya digitaslisasi sistem pembayaran di Provinsi NTT dalam rangka mengejar target penambahan minimal sebanyak 150 ribu pengguna baru di tahun 2023. Berbagai upaya antara lain  melalui QRIS experience di berbagai komunitas seperti universitas, rumah ibadah, pusat perbelanjaan, kantor swasta dan kantor pemerintahan.

   Untuk kantor pemerintah, BI telah membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di 22 kabupaten/kota di NTT yang membantu meningkatkan digitalisasi sistem pembayaran guna mendukung target 15 juta pengguna baru QRIS secara nasional. Hasilnya,  sudah  ada sembilan pemda dari 23 pemda di NTT mengunakan digitalisasi termasuk Kabupaten Belu. Belu menjadi salah satu kabupaten di kawasan perbatasan yang telah menerapkan sistem digital dalam pengelolaan keuangan pemerintah.

   Kabupaten Belu menjadi lokasi  prioritas kegiatan sosialisasi transaksi nontunai. Beberapa kali  Bank Indonesia  Perwakilan NTT berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Belu dalam berbagai kegiatan seperti  Sosialisasi Interoperabilitas Layanan Sistem Pembayaran (SP) dan QRIS, pada 27 Juli 2023 di Atambua. Selanjutnya dalam rangka  peringatan HUT RI ke-78 dilakukan Garda Gebyar Rupiah Berdaulat Atambua 2023.  Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat melalui Gerakan Cinta Bangga dan Paham Rupiah (CBP Rupiah). Pasar tradisionalnya yang ada juga menjadi sasaran sosialisasi bekerjasama dengan Bank NTT. Hasilnya mulai terlihat, sudah ada beberapa pasar seperti Pasar Baru Atambua dan Pasar Tradisional di Betun, Malaka  telah mulai menerapkan transaksi nontunai melalui QRIS.

   Sementara untuk mendukung pembangunan industri kepariwisataan di kawasan perbatasan, maka bebarapa fasilitas wisata seperti hotel dan restoran sudah menyiapkan transaksi non tunai. Ke depan diharapkan semua hotel, restoran, toko dan pasar di kawasan perbatasan di Belu, Malaka, TTU dan Kupang sudah menyiapkan transaksi nontunai. PLBN dan fasilitas yang ada di dalamnya seperti pasar dan restoran menjadi garda terdepan yang dapat menjadi contoh penerapan transaksi nontunai. Target lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah mengedukasi  kaum milenial,  yang merupakan  kelompok melek teknologi  agar dapat menjadi agen transaksi nontunai di masyarakat.

Pada akhirnya, terdapat banyak manfaat melakukan transaksi nontunai di Kawasan Perbatasan RI dengan Timor Leste antara lain:

a.      Pembayaran menjadi nyaman, aman, cepat,  tidak memerlukan kembalian, bebas dari resiko uang palsu  dan higienis.

b.    Pembayaran nontunai  merupakan salah satu upaya dalam mencegah laju inflasi dengan penguatan nilai mata uang dan kestabilan nilai tukar rupiah sekaligus  membangun kepercayaan dunia terhadap mata uang Rupiah.

c.    Penggunaan uang Rupiah di kawasan perbatasan memiliki makna penting dalam menjaga kedaulatan NKRI dan kedaulatan mata uang Rupiah untuk mendukung aktivitas transaksi antar masyarakat di kawasan  perbatasan.

"QRISnya satu, menangnya banyak!"

---------------------------------------------

Penulis adalah fungsional perencana madya bidang spasial di Dinas Parekraf Provinsi NTT- participant of BI Digital Content Competition 2023

 

Sumber gambar:

PLBN Motaain                    : (wonderful image/Yogi Wirawan) travel.kompas.com

PLBN Motamasin               : www.plbnmotamasin.com

PLBN Wini                          : finance.detik.com/Andhika Prasetia/detikcom

PLBN Napan                      : www.wikagedung.co.id

 




Artikel Lainnya


PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA

Kota Kreatif

Lomba Geowisata Goes to School

URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT

Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024

Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan

Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata

Menulis Buku Bagi ASN Perencana

Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory

Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang

Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia

Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide

SALAM GEOWISATA

TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?

DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT

RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA

PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026

BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023

MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN

SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK

DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023

BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II

PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH

Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA

Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia

Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat

PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT

PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA

Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG

DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG

EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA

MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK

Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT

BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI

Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional

Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka

Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)

FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO

Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE

Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya

Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022

JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN

WELCOME LABUAN BAJO

Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN

KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA

AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022

Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs

KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG

Kampung Seni Flobamorata Kupang

Lasiana Beach

KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?

Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT

Standar Pelayanan Publik

Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT

DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES

IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Wisata Aman Bencana di NTT

Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi

KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023

Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas

RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF

RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022

SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023

Buku Database 2021

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE

Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata

Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR

DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA

Outlook Parekraf 2022

Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang

PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA

Semauku Indah

MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG

WISATA KOTA, KOTA WISATA

NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai

KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF

PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !

Regional Calender Tourism Events 2022

RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT

KENYAMANAN RUANG HOMESTAY

SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE

MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO

KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT

Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang

PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI

DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?

Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao

Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT

MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA

Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata

Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT

PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA

Catatan Perjalanan ke Liman

Wisata Langit Gelap “Lelogama”

TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI

Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT

Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya

Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur

Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT

Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT

Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT

Kunjungan Bupati Malaka

Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana

Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT

Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende

Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur

Literasi Kabupaten Alor

Literasi Lamalera

Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)

MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO

EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM

Tourism Event 2022

WORKSHOP ARSITEK

DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT

MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG

DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT

Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles

Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang

Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT

Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT

FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025

Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT

Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo

Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT

Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik

Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi


MEDIA SOSIAL DAN KONTAK


| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT


Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555