TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19,
WISATA BALAS DENDAM?
Paul J. Andjelicus
Perencana Madya Bidang Spasial Dinas Parekraf NTT
Masyarakat
mulai menikmati kebebasan untuk aktivitas
di luar rumah. Pandemi Covid – 19 semakin mereda, walaupun ada lonjakan kasus – kasus di
beberapa kota dan daerah namun tak lagi sedasyhat tahun 2020 dan 2021.
Program vaksinasi masyarakat menjadi faktor
utama meningkatkan kekebalan masyarakat. Selama pandemi, orang lebih suka
melakukan kegiatan secara online untuk menghindari kontak fisik. Kini? Lihat
saja Piala Dunia 2022 Qatar makin membuat orang menikmati kebebasan. Nobar
dimana-mana, pembatasan fisik hilang. Semakin rapat semakin asyik.
Pusat
perbelanjaan ramai dikunjungi. Bioskop mulai dibuka. Film nasional dan luar
negeri silih berganti menghadirkan
penonton. Masyarakat juga mulai bergerak untuk berwisata baik dalam kota maupun
pergi ke luar kota. Bagi warga kota, ruang
publik seperti taman kota dan
kawasan tepi pantai menjadi sasaran untuk berekreasi di sore hari dan
puncaknya pada weekend atau hari-har libur. Fenomena Citayam Fashion Week di Jakarta yang sempat
viral dan menjalar di kota lainnya. Munculah istilah wisata balas dendam atau revenge
tourism.
Industri
pariwisata tumbuh kembali, bangkit kembali dengan adaptasi terhadap kebutuhan
wisatawan dan perkembangan yang ada khususnya teknologi informasi. Bentuk –
bentuk wisata baru lahir atau mengalami pengembangan
dari wisata yang sudah ada. Trend berwisata telah berubah. Bentuk wisata yang diinginkan adalah back to nature, mencari ketenangan di
alam bebas. Ini menjadi peluang karena Indonesia memiliki destinasi wisata alam yang beraneka ragam dengan keunikan
masing -masing dari Sabang sampai Merauke,
dari Miangas sampai Rote Ndao.
Tren Perubahan Industri Pariwisata Pasca Pandemi
Trend berwisata yang lahir setelah pandemi Covid -19 adalah wisata dengan 4 karakteristik yaitu memperhatikan aspek kebersihan dan kesehatan (hygienis), meminimalkan kontak fisik (less touch), menghindari kerumunan massa (less crowd) dan mengurangi mobilitas (low mobility).. Wisatawan makin sadar akan pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan suatu destinasi wisata sehingga destinasi wisata yang menerapkan Cleanliness, Healthy, Safety and Environment Sustainabity (CHSE) menjadi pilihan utama berwisata.
Pilihan
berwisata juga dilakukan dengan menghindari kontak secara fisik dengan orang
lain. Pemanfaatan teknologi informasi seperti media digital untuk berwisata
dilakukan dengan beberapa pilihan wisata
antara lain wisata mandiri, wisata virtual, hibrid MICE (meeting,
intensive, convention and exhibition).
Pada
low mobility, wisatawan cenderung untuk melakukan perjalanan jarak
pendek di destinasi wisata terdekat. Sehingga transportasi darat yang sering dipakai atau mengunakan mobil pribadi. Rasa khawatir
penularan Covid-19 dan varian terbarunya
tetap ada jika mengunakan transportasi umum. Sementara yang terakhir yaitu
wisatawan cendrung memilih tempat wisata yang sunyi, terpencil dan jauh dari
keramaian (crowd), belum terkenal dan mempunyai peluang menghadirkan
pengalaman dan sensasi yang baru. Keempat trend perubahan ini menempatkan wisata
alam dan budaya menjadi favorit.
Wisata Alam Menjadi Unggulan
Wisata
alam menjadi populer selama pandemi. Wisatawan mengunjungi destinasi wisata
alam terdekat atau bahkan yang lebih jauh dari tempat tinggalnya untuk mencari pengalaman tersembunyi di suatu
tempat dan eksplorasi lebih jauh.
Kini
di pasca pandemi, wisata alam tetap menjadi wisata favorit karena dapat mengakomodir keempat trend perubahan tersebut. Mendapatkan ketenangan
dan keheningan, jauh dari keramaian dan
minim kontak fisik. Berbagai aktivitas yang dapat dilakukan dilakukan adalah camping,
hiking, meditasi, olahraga atau rekreasi ringan. Desa – desa
terpencil yang jauh dari keramaian
atau pantai tersembunyi bakal jadi pilihan wisatawan. Apalagi
dilakukan dengan perjalanan mandiri atau bersama keluarga dan distinasi wisata tersebut berada tidak jauh dari lokasi tempat
tinggal.
Bentuk
wisata alam yang lagi trend adalah camping glamour (glamping) dan
bobocabin. Pelaku industri wisata dengan jitu melihat kebutuhan berwisata di
alam terbuka. Ini merupakan bentuk inovasi dan adaptasi. Beberapa fasilitas
glamping dan bobocabin pun bertebaran di destinasi wisata alam yang sudah ada maupun yang baru dibangun.
Wisata
glamping menawarkan kegiatan berlibur di
alam terbuka seperti berkemah. Wisatawan
tidak perlu repot membawa perlengkapan
kemah dan fasilitas pendukungnya karena semua fasilitas sudah disiapkan seperti
hotel. Beberapa contohnya adalah The Highland Park Resort Bogor dan Sang Giri
Mountain Glamping Tabanan, Bali.
Bobocabin
atau dapat diartikan tidur dalam kabin dan menjadi pengalaman baru dalam
menginap di alam terbuka. Kabin kamar
yang disiapkan tidak terlalu luas namun memiliki fasilitas lengkap seperti hotel termasuk penggunaan teknologi
mulai dari booking sampai penggunaan fasilitas di dalamnya. Kombinasi ketenangan
alam dan sentuhan teknologi menjadi pengalaman dan gaya berwisata yang baru. Beberapa lokasi bobocabin antara lain Ranca Upas Bandung, Coban Rondo Malang dan Baturaden Purwokerto.
Disamping wisata alam, beberapa jenis
wisata yang saat ini digemari adalah staycation dan road trip.
Staycation di hotel terdekat dalam kota atau luar kota merupakan jawaban
kebosanan aktivitas di rumah dan ingin mengganti suasana. Termasuk untuk
melepas kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Sementara road trip
merupakan perjalanan wisata melalui darat yang dilakukan dengan mobil pribadi. Bersifat
perjalanan keluarga, lingkungan pertemanan atau komunitas. Bahkan road trip
dapat menjadi bagian dari wisata alam
dan juga staycation itu sendiri.
Disamping itu terdapat beberapa jenis
wisata baru yang tumbuh dengan peminatan yang terbatas seperti virtual tour,
weelness trip dan voluntourism. Virtual tour memang menjadi
pilihan berwisata yang paling aman di masa pandemi dan di masa pasca pandemi dapat
menjadi informasi awal (promosi) bagi wisatawan untuk merancang perjalanan
wisatanya secara langsung.
Menjaga Momentum
Industri
pariwisata menggeliat kembali ditandai dengan makin banyaknya orang yang
melakukan kegiatan berwisata baik dalam kota, maupun ke luar kota dan daerah.
Kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dengan
mengunakan data pergerakan wisatawan domestik dari Kemenparekraf RI, periode
Januari – September 2022 sudah mencapai 600 juta pergerakan dari target 550
juta pergerakan. Angka ini bahkan jauh diatas pergerakan sebelum pandemi
Covid-19, yaitu tahun 2018 dengan 303, 4 juta pergerakan dan 2019 dengan 275
juta pergerakan.
Kunjungan
wisatawan manca negara (wisman) juga naik drastis.
Menurut data BPS, secara kumulatif Januari-Desember 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara
(wisman) ke Indonesia sebanyak 5,47
juta kunjungan. Angka ini naik 251,28 persen dibandingkan
dengan jumlah kunjungan wisman tahun
2021. Trend kunjungan yang semakin meningkat ini perlu
dipertahankan momentumnya agar industri pariwisata bertumbuh dan juga
berkelanjutan.
Terkait pariwisata berkelanjutan, menarik menyikapi pesan sederhana Presiden Jokowi ketika meresmikan Marina Labuan Bajo dan fasilitas di KSPN Labuan Bajo di Provinsi NTT beberapa waktu lalu. Menjaga fasilitas yang ada, memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan jangan membuang sampah sembarangan. Melakukan hal sederhana ini penting untuk membangun citra pariwisata Indonesia di pasca pandemi. Pengembangan wisata yang berkelanjutan tetap menjadi yang utama dan kontribusi masing-masing kita sangat dinantikan baik sebagai pangunjung maupun sebagai tuan rumah.
Artikel Lainnya
PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA
MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE
Kota Kreatif
Lomba Geowisata Goes to School
URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT
Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024
Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan
Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata
Menulis Buku Bagi ASN Perencana
Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory
Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang
Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia
Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide
SALAM GEOWISATA
DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT
RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA
PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026
BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023
MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN
SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK
DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023
BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II
PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH
Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA
Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia
Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat
PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT
PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA
Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG
DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG
EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA
MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK
Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT
BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI
Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional
Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka
Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO
Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE
Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya
Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022
JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN
WELCOME LABUAN BAJO
Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN
KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA
AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022
Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs
KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG
Kampung Seni Flobamorata Kupang
Lasiana Beach
KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?
Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT
Standar Pelayanan Publik
Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT
DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES
IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Wisata Aman Bencana di NTT
Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi
KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023
Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas
RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF
RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022
SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023
Buku Database 2021
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE
Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata
Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR
DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA
Outlook Parekraf 2022
Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang
PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA
Semauku Indah
MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG
WISATA KOTA, KOTA WISATA
NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai
KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF
PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !
Regional Calender Tourism Events 2022
RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT
KENYAMANAN RUANG HOMESTAY
SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE
MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO
KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT
Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang
PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI
DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?
Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao
Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT
MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA
Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata
Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA
Catatan Perjalanan ke Liman
Wisata Langit Gelap “Lelogama”
TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI
Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT
Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya
Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur
Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT
Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT
Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT
Kunjungan Bupati Malaka
Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana
Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT
Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende
Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur
Literasi Kabupaten Alor
Literasi Lamalera
Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)
MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO
EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM
Tourism Event 2022
WORKSHOP ARSITEK
DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT
MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG
DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT
Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles
Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang
Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT
Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT
FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025
Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT
Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo
Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT
Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik
Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi
| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555