RAGAM KULINER RAMADHAN DI
KOTA KUPANG
SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA
Bulan Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat Islam di
seluruh dunia. Pada bulan ini umat muslim melaksanakan ibadah puasa. Tradisi
unik yang berlangsung ketika bulan Ramadhan juga berbeda-beda di setiap Negara.
Di Indonesia terdapat tradisi ngabuburit,
yakni menunggu waktu berbuka di tempat tertentu dan biasanya dibarengi
dengan berbelanja makanan berbuka puasa.
Tradisi Ramadhan di Kota Kupang tidak lepas dari
keberadaan penduduk muslim. Awal mula kedatangan penduduk muslim di Kupang berasal
dari kedatangan para pedagang muslim yang sebelumnya sudah bermukim di Solor
untuk mencari kayu cendana di Pulau Timor. Kedatangan pedagang muslim ini
pertama kali di daerah Fatubesi dan Oeba yang terdapat sumber air yang kemudian
membuat permukiman yang membaur dengan orang-orang Helong yang lebih dulu
bermukim di Kupang. (Satriani, 2017: 16-18)
Tradisi ngabuburit di Kupang biasa bersamaan dengan
berburu takjil untuk berbuka puasa di lokasi-lokasi tertentu. Masyarakat yang ngabuburit biasanya dimulai
pada jam 4 sore hingga adzan maghrib berkumandang saat matahari terbenam.
Lokasi ngabuburit sambil berbelanja takjil di Kota Kupang berada di Kawasan Kota Lama Kupang, yakni JKS (Jajanan
Kampung Solor) di depan Katedral Kristus
Raja Kupang dan JAM (Jajanan Air Mata) di depan Kantor Bupati Lama Kupang.
Sejarah Kampung Solor dan Airmata
Keberadaan Katedral di Kota Kupang tidak lepas
berdirinya permukiman Portugis di dekat sungai Kuanino pada Tahun 1645 Kedatangan
Portugis di Kupang untuk menguasai perdagangan kayu cendana dan mengantarkan
para misionaris untuk menyebarkan agama Katolik di Pulau Timor. Namun karena
persaingan dengan VOC dan konflik dengan kerajaan lokal di Timor akhirnya
Portugis hengkang dari Kupang setelah peperangan sengit dengan berbagai pihak
selama dekade 1640 hingga 1650 an. Setelah kepergian Portugis, Kota Kupang
kemudian dikuasai oleh Kerajaan Helong (Taebenu) dan VOC, sebagai hadiah atas
aliansi dengan Solor beserta sekutunya yang keturunan Arab maka diberikanlah
tanah di Muara Oeba yang kemudian menjadi Kampung Solor, dan dekat Benteng Concordia di muara Kali Dendeng
untuk permukiman yang kemudian dinamai dengan Kampung Air Mata (Hagerdal, 2012:
94-109).
Kampung
Airmata merupakan salah satu permukiman muslim tertua di Kota Kupang, di
Kampung ini terdapat Masjid yang pertama kali dibangun di Kota Kupang. Tahun 1812 seseorang yang bernama Sya’ban bin Sanga merintis
pembangunan Masjid Airmata. Pada tahun 1825-1830 datang
seorang pangeran Surya Mataram dan Syeh Syarif Abu Bakar bin Abdulrahman Alqodri dari
Pontianak. Ia diasingkan oleh Belanda ke Sumba kemudian
dipindahkan ke Kupang akibat perdagangan budak. Pada tahun 1886 ia menetap di kampung
Airmata sampai wafat pada tahun 1897. Syeh Syarif Abu
Bakar bin Abdulrahman Alqodri merupakan keturunan Arab yang tinggal di Kampung
Airmata (Luitnan,2012:195; Satriani, 2017:4).
Masjid Airmata ketika dibangun pertama kali tahun 1806
Masehi berarsitektur perpaduan gaya Jawa dan Cina dengan ukuran 10 x 10 meter,
berbentuk joglo, dengan atap genteng. Tahun 1984 masehi dilkukan
pemugaran total dengan pemrakarasa Imam H. Birando bin
Taher. Menjadi bentuknya yang sekarang.Pemugaran ini dilakukan Birando bin Tahir atas
persetujuan jemaah setempat, dengan sejumlah alasan, di
antaranya bertambah pesatnya warga muslim dam muslimah. Pemugaran itu juga
didasarkan pada kondisi rumah ibadah tertua ini tidak layak lagi dipandang,
karena sebagian dinding dan atap mengalami perapuhan, sehingga perlu
direnovasi, tanpa menghilangkan keasliannya yang tetap nampak pada sebagian
dinding ruangan yang hingga kini masih ada di Masjid Airmata. Masjid Kampung
Airmata Kupang menjadi simbol pemersatu umat beragama di Kupang dan sekitarnya, karena
sejak pertama kali dibangun bergotong royong bersama masyarakat Nasrani
setempat. Selain dari itu Masjid Airmata juga merupakan potret dasar masuknya Islam
di Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur (NTT). Masjid ini merupakan pemersatu
warga Muslim dan nonmuslim dan letaknya tepat di tengah tengah. (Satriani,
2017: 34-35)
Di lokasi JAM dan JKS ini bisa dijumpai aneka makanan yang dijajakan di lokasi
ini berbagai macam, mulai dari kue jajanan pasar seperti Kue Bajongko,
Kalesong, Kue Abu, Salome, Klepon, Wajik, Jalangkote, Kue Cucur, Panada, Kue
Lapis, Perut Ayam, Mata Kebo, Putu Ayu. Adapun
aneka minuman seperti es Pisang
Ijo, Es Buah, Es Dawet, Es Cincau. Aneka bubur seperti bubur kacang hijau,
bubur ketan hitam, bubur sagu, bubur candil, bubur sum-sum. Selain itu ada juga makanan berat seperti Nasi Bakar, Nasi Rendang, Sate, Pampis Ayam, Ikan bakar.
Makanan khas dari pusat kuliner ramadhan JKS dan JAM
adalah jajanan khas Kota Kupang, yakni Kue Bajongko, Kalesong, Kue Abu, dan
Salome. Kue Bajongko terbuat dari adonan
tepung beras, santan kelapa, dengan tambahan irisan gula yang kemudian
dibungkus dan dikukus hingga matang. Cita rasa kue ini cenderung kenyal dari
tepung beras, manis dari gula merah dan gurih dari santan kelapa. Berbeda
dengan Bajongko, Kalesong bercita rasa dominan gurih. Kue Kalesong dibuat dari
beras yang dicampur kelapa yang dibungkus dengan daun kelapa. Karakteristik kue
ini mirip dengan Lepet yang ada di Pulau Jawa. Kue Abu di Kupang mirip dengan
Awug yang ada di Jawa Barat. Kue ini dibuat dari adonan tepung ketan yang
dicampur parutan kelapa yang kemudian dibungkus daun pisang membentuk kerucut
dan dikukus hingga matang. Bedanya dengan Awug, kue Abu di Kupang berukuran
lebih kecil. Berbeda dengan kue-kue di atas yang dibuat dari olahan beras,
kelapa dan gula merah, Salome terbuat dari olahan tepung terigu dan daging yang
tekstur dan rasanya mirip dengan bakso pentol yang di Jawa. Salome
merupakan jajanan favorit warga Kupang. Yang membedakan hanya “bakso” kecil ini
digoreng lagi setelah dilumuri telur dan ketika akan disantap disiram dengan
bumbu kacang.
Beragam jenis makanan yang dijajakan dalam pusat
kuliner ramadhan JKS dan JAM merupakan bukti adanya silang budaya yang terjadi
di masyarakat Kota Kupang. Penduduk Kota Kupang yang beragam yang terdiri dari
Orang Atoni yang berbahasa Dawan, Helong dari Pulau Seram, Orang Solor, Rote,
Sabu, Bugis dan Makassar yang hidup berdampingan dari abad-17. Seiring
berjalannya waktu, penduduk di Kota Kupang semakin beragam karena menjadi
Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 1958.
Lokasi pusat kuliner ramadhan di Kota Kupang yang
tidak jauh dari Katedral mencerminkan kerukunan antar umat beragama yang ada di
Kota Kupang. Hal ini merupakan cerminan dari semboyan Kupang Kota Kasih. Kondisi
ini sangat mendukung untuk menjadikan Kota Kupang sebagai Destinasi Pariwisata
yang Aman dan Lestari. Maka dari itu diperlukan sebuah kebijakan yang tepat
untuk mendukung adanya wisata kota yang edukatif dan penuh daya tarik di Kota
Kupang.
Penulis: Wachid Azis,
S.Ark. (Analis Objek Wisata Disparekraf NTT)
Kupang, 14 April 2023
Dokumentasi: Pribadi
Referensi:
Hägerdal, Hans. 2013. Lords of The Land, Lords of The
Sea. Leiden: KITLV.Press.
Satriani, Sekar Mirah.
2017. Karakteristik Permukiman Islam
di Kampung Airmata Kupang Nusa Tenggara Timur.
Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.
http://jogjaicon.blogspot.com/2011/01/kue-bajongko-si-putih-manis-dari.html
https://uun-halimah.blogspot.com/2011/04/kue-abu.html
Artikel Lainnya
PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA
MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE
Kota Kreatif
Lomba Geowisata Goes to School
URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT
Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024
Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan
Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata
Menulis Buku Bagi ASN Perencana
Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory
Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang
Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia
Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide
SALAM GEOWISATA
TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?
DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT
PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026
BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023
MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN
SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK
DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023
BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II
PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH
Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA
Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia
Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat
PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT
PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA
Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG
DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG
EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA
MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK
Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT
BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI
Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional
Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka
Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO
Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE
Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya
Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022
JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN
WELCOME LABUAN BAJO
Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN
KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA
AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022
Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs
KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG
Kampung Seni Flobamorata Kupang
Lasiana Beach
KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?
Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT
Standar Pelayanan Publik
Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT
DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES
IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Wisata Aman Bencana di NTT
Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi
KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023
Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas
RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF
RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022
SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023
Buku Database 2021
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE
Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata
Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR
DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA
Outlook Parekraf 2022
Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang
PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA
Semauku Indah
MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG
WISATA KOTA, KOTA WISATA
NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai
KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF
PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !
Regional Calender Tourism Events 2022
RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT
KENYAMANAN RUANG HOMESTAY
SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE
MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO
KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT
Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang
PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI
DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?
Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao
Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT
MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA
Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata
Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA
Catatan Perjalanan ke Liman
Wisata Langit Gelap “Lelogama”
TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI
Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT
Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya
Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur
Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT
Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT
Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT
Kunjungan Bupati Malaka
Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana
Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT
Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende
Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur
Literasi Kabupaten Alor
Literasi Lamalera
Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)
MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO
EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM
Tourism Event 2022
WORKSHOP ARSITEK
DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT
MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG
DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT
Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles
Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang
Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT
Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT
FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025
Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT
Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo
Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT
Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik
Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi
| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555