Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan
Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Bagi ASN
( MAXIMIANUS LIARIAN ETO, A.Md.Par )
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT melalui
Bidang Industri dan Ekraf mengelar Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan
Produk Kreatif bagi ASN. Kegitan tersebut bertempat di Sahid T-More Hotel
and lounge dan dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 18 – 20 Juli 2022. Kegitan
ini melibatkan peserta dari ASN berbagai kabupaten/kota maupun Provinsi NTT
yang meliputi ASN pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pusat
Statistik, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten/Kota, Bapelitbangda
Provinsi NTT, Dinas Koperasi dan UKM
serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang berjumlah 50 perserta. Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif
bagi ASN dikhususkan bagi ASN yang bertugas pada perangkat daerah yang terkait
dengan pembinaaan sektor Ekonomi Kreatif dan diselenggarakan dengan tujuan
untuk meningkatkan pemahaman terkait pengembangan Ekonomi Kreatif, potensi dan
dampak yang ditimbulkan di daerahnya. Diharapkan dengan ASN yang lebih memahami
subtansi terkait ekonomi kreatif dengan lebih baik dapat mendorong lahirnya
program dan kebijakan di sektor ekonomi kreatif yang lebih baik dan bermanfaat
bagi masyarakat.
Kadisparekraf Provinsi NTT, Bapak DR. Drs. Zeth Libing, M.Si, dalam kata sambutannya pada pembukaan
kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital
dan Produk Kreatif bagi ASN, mengatakan “ Industri Kreatif merupakan salah satu
sektor yang diharapkan bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Ekonomi kreatif adalah penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang lahir
dari kreatifitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis ilmu
pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi produk - produk virtual harus kita dorong, bukan hanya
yang sifatnya fisik. Beberapa strategi pengembangan kebijakan kewirausahaan,
termasuk pengembangan ekonomi kreatif yang saat ini dilakukan pemerintah adalah
dengan meningkatkan kapasitas usaha dan akses pembiayaan bagi wirausaha, meningkatkan
penciptaan peluang usaha dan start-up, serta meningkatkan nilai tambah
usaha sosial ”.
Sudah tidak bisa
dipungkiri lagi bahwa perkembangan teknologi telah benar-benar merubah sektor
ekonomi menjadi lebih dinamis. Banyak sektor yang dulunya hanya bisa dijangkau
oleh korporasi dan pemilik modal besar kini bisa dilakukan oleh individu dan
pelaku usaha kecil. Konsekuensinya, setiap bisnis harus cepat beradaptasi dan
tidak hanya menggunakan metode konvensional dalam strategi maupun manajemennya.
Perkembangan ekonomi kreatif ke depan pasti bersinergi dengan ekonomi digital,
apalagi saat ini perkembangan fintech juga semakin pesat yang memberikan
peran penting dalam semua bentuk transaksi, terutama yang berbasis online.
Bahkan, tarif internet yang semakin murah semakin memungkinkan semuanya
terkoneksi secara realtime online tanpa lagi terkendala oleh ruang dan
waktu. Artinya, perkembangan ekonomi kreatif di masa depan pasti bersinergi
dengan tuntutan terhadap ekonomi digital dan karenanya digitalisasi menjadi
salah satu tuntutan dan tantangan bagi semua pelaku usaha – bisnis. Fakta
dibalik pesatnya ekonomi kreatif dan digital memberikan peluang dari setiap
celah yang ada dan karenanya mereka yang jeli melihat dan memanfaatkan peluang
akan bisa eksis dan bersaing secara kuat.
Sebagai Narasumber pertama, Romi Astuti ,SE,MM, Direktur
Kuliner dan Fesyen Kemenperekraf
/Baparekraf memaparkan materi Program
dan Kebijakan Ekonomi Kreatif Nasional, materi ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada para ASN di daerah mengenai program dan
kebijakan ekonomi kreatif di level Nasional, khususnya UU no 24 tahun 2019
tentang Ekonomi Kreatif dan peraturan terkait lainnya serta program dan
kebijakan turunannya. Selain itu disampaikan pula pengetahuan dasar tentang HKI
sebagai inti dari Ekonomi Kreatif .
Bapak Joni Lie Rohi Lodo, SH sebagai Narasumber kedua
memaparkan materi tentang Potensi dan Masalah Pengembangan Ekonomi Kreatif di
Daerah. Materi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada
para peserta kegiatan mengenai potensi ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan
di masing-masing daerah serta tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan dan
alternatif solusi yang dapat diusulkan untuk menyelesaikannya.
Narasumber ketiga Bapak Deden A.Sunarjo mewakili Badan
Pusat Statistik memaparkan materi tentang Nilai Tambah Ekonomi Kreatif dengan
tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para peserta mengenai
ruang lingkup metode ataupun pendekatan perhitungan dalam menilai suatu
aktivitas ekonomi kreatif sehingga bisa menjadi landasan dalam mengambil keputusan
dan menyusun program serta kebijakan ekonomi kreatif di daerah.
Bapak Benny Leonard mewakili Dekranasda Provinsi NTT,
memaparkan materi tentang Sinergi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Daerah dengan
tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para peserta kegiatan
mengenai upaya - upaya kolaborasi yang diperlukan dalam mengembangkan ekonomi
kreatif di daerah. Dekranasda sebagai wadah yang membina kreatifitas dan
kerajinan di daerah memiliki peran yang strategis dalam mengembangkan produk
kreatif di daerah.
Narasumber ke 5 (lima) Dr. Frits O Fanggidae memaparkan
materi tentang Rantai Nilai dan Rantai Pasok Sub Sektor Ekonomi Kreatif yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para peserta
kegiatan mengenai rantai nilai yang ada pada suatu sub sektor ekonomi kreatif
mulai dari tahap pengadaan, produksi, distribusi dan konservasi.
Dr Andre pemilik La Moringa sebagai narasumber terakhir
memaparkan materi tentang Kunci Sukses Usaha Kreatif Lokal bertujuan untuk memberikan
pengetahuan dan pemahaman kepada para peserta mengenai ruang lingkup metode
ataupun pendekatan perhitungan dalam menilai suatu aktivitas ekonomi kreatif
sehingga bisa menjadi landasan dalam mengambil keputusan dan menyusun program
serta kebijakan ekonomi kreatif di Daerah.
Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif
bagi ASN sangat memberi wawasan dan penguatan bagi ASN untuk turut serta dan
berkolaborasi bersama pihak – pihak yang mempunyai peran penting bagi
pengembangan ekonomi Kreatif. Penguatan pada produk ekonomi kreatif harus
didukung dengan ekosistem yang baik. Ekosistem ini memiliki beberapa komponen
dasar. Pertama dan yang terpenting adalah SDM dan talenta yang kompeten yang akan menjadi penggeraknya.
Kedua, adalah ketersediaan sumber daya yang lainnya. Peningkatan populasi
konsumen digital adalah peluang yang sangat besar bagi industri kreatif di NTT
untuk bangkit. Untuk dapat menyentuh konsumen tersebut, pelaku ekonomi kreatif
harus mampu memanfaatkan media digital. Ketika memasuki ekosistem digital,
salah satu modal yang harus dimiliki oleh pelaku ekraf adalah kreativitas.
Pelaku ekraf juga harus selalu memperbarui ide untuk dapat menarik perhatian
konsumen atau audience. Selain itu, adanya digitalisasi dalam ekosistem
ekonomi kreatif memberikan banyak manfaat untuk pelaku ekraf, transformasi
digital menyederhanakan proses operasional jauh lebih efektif. Selain itu
penggunaan ekonomi digital juga bermanfaat untuk membuat perusahaan lebih
berkembang. Karena penggunaan teknologi digital menciptakan lingkungan kerja
yang lebih modern. Ekonomi digital juga punya potensi besar untuk meningkatkan
omzet, alasannya digitalisasi mendobrak batas-batas antara produsen dan
konsumen.
Dengan begitu para
pelaku ekraf sangat mungkin melakukan perluasan jaringan bisnis. Tidak hanya
dengan konsumen, ekonomi digital juga membuka peluang dengan perusahaan lain
yang dapat membantu operasional. Dalam menyiapkan ekonomi digital, khususnya di
sektor ekonomi kreatif di Indonesia, pelaku ekraf tidak sendiri. Pemerintah
turut membantu mengupayakan langkah strategis pemanfaatan ekonomi digital dan
produk kreatif.
Artikel Lainnya
PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA
MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE
Kota Kreatif
Lomba Geowisata Goes to School
URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)
PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT
Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024
Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan
Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata
Menulis Buku Bagi ASN Perencana
Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory
Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang
Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia
Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide
SALAM GEOWISATA
TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?
DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT
RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA
PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026
BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023
MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN
SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK
DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023
BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II
PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH
Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA
Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia
Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat
PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT
PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA
Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT
PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG
DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG
EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA
MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK
Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT
BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI
Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional
Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka
Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO
Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE
Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya
Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022
JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN
WELCOME LABUAN BAJO
KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA
AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022
Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs
KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG
Kampung Seni Flobamorata Kupang
Lasiana Beach
KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?
Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT
Standar Pelayanan Publik
Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT
DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES
IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
Wisata Aman Bencana di NTT
Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi
KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022
Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023
Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas
RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF
RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022
SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023
Buku Database 2021
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE
Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata
Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)
WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR
DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA
Outlook Parekraf 2022
Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang
PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA
Semauku Indah
MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG
WISATA KOTA, KOTA WISATA
NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai
KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF
PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !
Regional Calender Tourism Events 2022
RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT
KENYAMANAN RUANG HOMESTAY
SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE
MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO
KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT
Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang
PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI
DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?
Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao
Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT
MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA
Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata
Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA
Catatan Perjalanan ke Liman
Wisata Langit Gelap “Lelogama”
TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI
Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT
Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya
Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur
Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT
Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT
Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT
Kunjungan Bupati Malaka
Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana
Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT
Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende
Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur
Literasi Kabupaten Alor
Literasi Lamalera
Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)
MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO
EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM
Tourism Event 2022
WORKSHOP ARSITEK
DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT
MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG
DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT
Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles
Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang
Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT
Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT
FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025
Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT
Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo
Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT
Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik
Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi
| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555