Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif ASN
Card image
Diposting oleh - Dinas Parekraf Provinsi NTT, Pada 29 July 2022
Catatan Kecil Kegiatan Workshop Pengembangan
Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Bagi ASN
( MAXIMIANUS LIARIAN ETO, A.Md.Par )

 

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT melalui Bidang Industri dan Ekraf mengelar Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif bagi ASN. Kegitan tersebut bertempat di Sahid T-More Hotel and lounge dan dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 18 – 20 Juli 2022. Kegitan ini melibatkan peserta dari ASN berbagai kabupaten/kota maupun Provinsi NTT yang meliputi ASN pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten/Kota, Bapelitbangda Provinsi NTT, Dinas Koperasi dan UKM  serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang berjumlah 50 perserta. Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif bagi ASN dikhususkan bagi ASN yang bertugas pada perangkat daerah yang terkait dengan pembinaaan sektor Ekonomi Kreatif dan diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait pengembangan Ekonomi Kreatif, potensi dan dampak yang ditimbulkan di daerahnya. Diharapkan dengan ASN yang lebih memahami subtansi terkait ekonomi kreatif dengan lebih baik dapat mendorong lahirnya program dan kebijakan di sektor ekonomi kreatif yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Kadisparekraf Provinsi NTT, Bapak DR. Drs. Zeth Libing, M.Si, dalam kata sambutannya pada pembukaan kegiatan Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif bagi ASN, mengatakan “ Industri Kreatif merupakan salah satu sektor yang diharapkan bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Ekonomi kreatif adalah penciptaan nilai tambah yang berbasis ide yang lahir dari kreatifitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi produk - produk virtual harus kita dorong, bukan hanya yang sifatnya fisik. Beberapa strategi pengembangan kebijakan kewirausahaan, termasuk pengembangan ekonomi kreatif yang saat ini dilakukan pemerintah adalah dengan meningkatkan kapasitas usaha dan akses pembiayaan bagi wirausaha, meningkatkan penciptaan peluang usaha dan start-up, serta meningkatkan nilai tambah usaha sosial ”.

 Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa perkembangan teknologi telah benar-benar merubah sektor ekonomi menjadi lebih dinamis. Banyak sektor yang dulunya hanya bisa dijangkau oleh korporasi dan pemilik modal besar kini bisa dilakukan oleh individu dan pelaku usaha kecil. Konsekuensinya, setiap bisnis harus cepat beradaptasi dan tidak hanya menggunakan metode konvensional dalam strategi maupun manajemennya. Perkembangan ekonomi kreatif ke depan pasti bersinergi dengan ekonomi digital, apalagi saat ini perkembangan fintech juga semakin pesat yang memberikan peran penting dalam semua bentuk transaksi, terutama yang berbasis online. Bahkan, tarif internet yang semakin murah semakin memungkinkan semuanya terkoneksi secara realtime online tanpa lagi terkendala oleh ruang dan waktu. Artinya, perkembangan ekonomi kreatif di masa depan pasti bersinergi dengan tuntutan terhadap ekonomi digital dan karenanya digitalisasi menjadi salah satu tuntutan dan tantangan bagi semua pelaku usaha – bisnis. Fakta dibalik pesatnya ekonomi kreatif dan digital memberikan peluang dari setiap celah yang ada dan karenanya mereka yang jeli melihat dan memanfaatkan peluang akan bisa eksis dan bersaing secara kuat.

Sebagai Narasumber pertama, Romi Astuti ,SE,MM, Direktur Kuliner  dan Fesyen Kemenperekraf /Baparekraf  memaparkan materi Program dan Kebijakan Ekonomi Kreatif Nasional, materi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para ASN di daerah mengenai program dan kebijakan ekonomi kreatif di level Nasional, khususnya UU no 24 tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif dan peraturan terkait lainnya serta program dan kebijakan turunannya. Selain itu disampaikan pula pengetahuan dasar tentang HKI sebagai inti dari Ekonomi Kreatif .

Bapak Joni Lie Rohi Lodo, SH sebagai Narasumber kedua memaparkan materi tentang Potensi dan Masalah Pengembangan Ekonomi Kreatif di Daerah. Materi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para peserta kegiatan mengenai potensi ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan di masing-masing daerah serta tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan dan alternatif solusi yang dapat diusulkan untuk menyelesaikannya.

Narasumber ketiga Bapak Deden A.Sunarjo mewakili Badan Pusat Statistik memaparkan materi tentang Nilai Tambah Ekonomi Kreatif dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para peserta mengenai ruang lingkup metode ataupun pendekatan perhitungan dalam menilai suatu aktivitas ekonomi kreatif sehingga bisa menjadi landasan dalam mengambil keputusan dan menyusun program serta kebijakan ekonomi kreatif di daerah.

Bapak Benny Leonard mewakili Dekranasda Provinsi NTT, memaparkan materi tentang Sinergi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Daerah dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para peserta kegiatan mengenai upaya - upaya kolaborasi yang diperlukan dalam mengembangkan ekonomi kreatif di daerah. Dekranasda sebagai wadah yang membina kreatifitas dan kerajinan di daerah memiliki peran yang strategis dalam mengembangkan produk kreatif di daerah.

Narasumber ke 5 (lima) Dr. Frits O Fanggidae memaparkan materi tentang Rantai Nilai dan Rantai Pasok Sub Sektor Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para peserta kegiatan mengenai rantai nilai yang ada pada suatu sub sektor ekonomi kreatif mulai dari tahap pengadaan, produksi, distribusi dan konservasi.

Dr Andre pemilik La Moringa sebagai narasumber terakhir memaparkan materi tentang Kunci Sukses Usaha Kreatif Lokal bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para peserta mengenai ruang lingkup metode ataupun pendekatan perhitungan dalam menilai suatu aktivitas ekonomi kreatif sehingga bisa menjadi landasan dalam mengambil keputusan dan menyusun program serta kebijakan ekonomi kreatif di Daerah.

Workshop Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif bagi ASN sangat memberi wawasan dan penguatan bagi ASN untuk turut serta dan berkolaborasi bersama pihak – pihak yang mempunyai peran penting bagi pengembangan ekonomi Kreatif. Penguatan pada produk ekonomi kreatif harus didukung dengan ekosistem yang baik. Ekosistem ini memiliki beberapa komponen dasar. Pertama dan yang terpenting adalah SDM dan talenta yang  kompeten yang akan menjadi penggeraknya. Kedua, adalah ketersediaan sumber daya yang lainnya. Peningkatan populasi konsumen digital adalah peluang yang sangat besar bagi industri kreatif di NTT untuk bangkit. Untuk dapat menyentuh konsumen tersebut, pelaku ekonomi kreatif harus mampu memanfaatkan media digital. Ketika memasuki ekosistem digital, salah satu modal yang harus dimiliki oleh pelaku ekraf adalah kreativitas. Pelaku ekraf juga harus selalu memperbarui ide untuk dapat menarik perhatian konsumen atau audience. Selain itu, adanya digitalisasi dalam ekosistem ekonomi kreatif memberikan banyak manfaat untuk pelaku ekraf, transformasi digital menyederhanakan proses operasional jauh lebih efektif. Selain itu penggunaan ekonomi digital juga bermanfaat untuk membuat perusahaan lebih berkembang. Karena penggunaan teknologi digital menciptakan lingkungan kerja yang lebih modern. Ekonomi digital juga punya potensi besar untuk meningkatkan omzet, alasannya digitalisasi mendobrak batas-batas antara produsen dan konsumen.

 Dengan begitu para pelaku ekraf sangat mungkin melakukan perluasan jaringan bisnis. Tidak hanya dengan konsumen, ekonomi digital juga membuka peluang dengan perusahaan lain yang dapat membantu operasional. Dalam menyiapkan ekonomi digital, khususnya di sektor ekonomi kreatif di Indonesia, pelaku ekraf tidak sendiri. Pemerintah turut membantu mengupayakan langkah strategis pemanfaatan ekonomi digital dan produk kreatif.



Artikel Lainnya


PROGRAM CSR PT. PEGADAIAN GALERI 24 DISTRO KUPANG UNTUK PANTAI WISATA LASIANA

MENJAGA KEDAULATAN RUPIAH DI KAWASAN PERBATASAN RI – TIMOR LESTE

Kota Kreatif

Lomba Geowisata Goes to School

URGENSI PELINDUNGAN HUKUM EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (EBT) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH UNTUK AKSELERASI PEMBANGUNAN PARIWISATA DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT (2)

PENGEMBANGAN WISATA KOTA DI NTT

Calendar of Events East Nusa Tenggara 2024

Potret Komponen Pariwisata Kota Atambua Untuk Mengembangkan Wisata Kota Perbatasan

Pelatihan dan Sertifikasi Pemandu Geowisata

Menulis Buku Bagi ASN Perencana

Talk Show Radio Alor : Kolaboratif untuk Mewujudkan NTT sebagai New Tourism Territory

Sertifikasi Profesi Terapis Spa Bidang Tata Kecantikan di Kota Kupang

Kegiatan Penanaman Mangrove Nasional Secara Serentak oleh Presiden Republik Indonesia

Penyelenggaraan Sertifikasi Profesi Bidang Tour Guide

SALAM GEOWISATA

TREND WISATA PASCA PANDEMI COVID-19, WISATA BALAS DENDAM?

DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN DI NTT

RAGAM KULINER RAMADHAN DI KOTA KUPANG SEBUAH DAYA TARIK WISATA BUDAYA

PENYUSUNAN RENSTRA DISPAREKRAF NTT 2024-2026

BIMTEK 75 BESAR ADWI 2023

MPD SEBAGAI METODE PERHITUNGAN KUNJUNGAN WISATAWAN

SOSIALISASI MENYUSUN DUPAK

DINAS PAREKRAF NTT IKUT RAKORTEKRENBANG TAHUN 2023

BIMTEK DAN WORKSHOP ONLINE ADWI 2023 ZONA II

PUNGUT SAMPAH, PEDULI SAMPAH

Mau Belajar Sambil Rekreasi Dalam Kota?....Ayo ke Kebun TAFA

Pentingnya Perlindungan Kekayaan Intelektual bagi Berbagai Karya Cipta, Rasa dan Karsa Manusia

Festival Desa Binaan Bank NTT dan Upaya Pengembangan Ekonomi Kreatif dalam Kerangka Pemberdayaan Masyarakat

PENINGKATAN KAPASITAS PENYELENGGARAAN SAKIP DI PROVINSI NTT

PENYERAHAN BUKU KOLASE WISATA

Focus Group Discussion (FGD) Dukungan Data Penyusunan Grand Desain Pariwisata NTT

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA LELOGAMA KABUPATEN KUPANG

DISPAREKRAF NTT “ IKUT” PESPARANI NASIONAL II DI KUPANG

EXPO NUSANTARA : DARI NTT UNTUK NUSANTARA

MEREKAM KOTA KUPANG DARI DE MUSEUM CAFE JKK

Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan SDGs bagi Sekretariat SDGs Provinsi NTT

BKD PROVINSI NTT SERAHKAN HASIL UJI KOMPETENSI

Transformasi Pariwisata Modern Menuju Era Industri 4.0 Melalui Sistem Informasi Kepariwisataan Nasional

Dinas Parekraf Provinsi NTT Berduka

Asah Kemampuan Promosi Kreatif ASN Melalui Kegiatan Pelatihan Pemasaran Pariwisata Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)

FESTIVAL GOLO KOE : GELIAT BARU PARIWISATA LABUAN BAJO

Eksotisnya Pantai di Ujung Utara Flores

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT Selenggarakan Pelatihan Implementasi Konsep CHSE

Ruang Terbuka Publik dan Penanganannya

Sosialisasi Input Data Innovative Government Award Tahun 2022

JEJAK SUKACITA FESTIVAL MUSIM DINGIN TAHUN 2022 DI SURGA TERSEMBUNYI TIMOR TENGAH SELATAN

WELCOME LABUAN BAJO

KOTA ENDE, KOTA LAHIRNYA PANCASILA

AJANG ANUGERAH PESONA INDONESIA (API) 2022

Workshop Penguatan Kapasitas Sekretariat SDGs Daerah Dalam Pengelolaan Pelaksanaan SDGs

KOTA KUPANG DALAM PAMERAN GAMBAR MALOI KUPANG

Kampung Seni Flobamorata Kupang

Lasiana Beach

KAWASAN PARIWISATA ESTATE NTT : Dimana Batas-Batasnya ? Berapa Luasnya?

Standar Operasional Prosedur Disparekraf Prov. NTT

Standar Pelayanan Publik

Maklumat Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov NTT

DESA GOLO LONI MENAWARKAN WISATA ARUNG JERAM DI FLORES

IDENTIFIKASI DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN HOMESTAY DI DESA GOLO LONI KABUPATEN MANGGARAI TIMUR

Wisata Aman Bencana di NTT

Catatan Perjalanan Wisata di Fatumnasi

KEGIATAN MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

KEGIATAN PRA MUSRENBANG NTT TAHUN 2022

Membangun Kemandirian Lokal Menjadi Arah Pembangunan NTT 2023

Kemenparekraf Gelar Workshop Pengelolaan Event Daerah Demi Wujudkan Event Berkualitas

RUMAH BUMN, RUMAHNYA INDUSTRI KREATIF

RAPAT KOORDINASI MENDUKUNG CAPAIAN TARGET PESERTA DESA WISATA YANG AKAN MENDAFTAR DI ADWI 2022

SOSIALISASI PENGINPUTAN RKPD NTT TAHUN 2023

Buku Database 2021

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ENDE

Karya Arsitektur sebagai Daya Tarik Wisata

Pertemuan dengan Forkasse (Forum Komunikasi antar sanggar Seni Provinsi NTT)

WORKSHOP PENGEMBANGAN SENI BUDAYA KABUPATEN ALOR

DINAS PAREKRAF NTT BELAJAR APLIKASI BELA

Outlook Parekraf 2022

Mengenal Dunia Astronomi Melalui Wisata Ke Observatorium Nasional Timau Kabupaten Kupang

PROTOKOL KESEHATAN PADA DESTINASI WISATA

Semauku Indah

MENDATA POTENSI USAHA EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN KUPANG

WISATA KOTA, KOTA WISATA

NTT Hijau dalam Pesona 1000 Bonsai

KICKOFF JABATAN FUNGSIONAL ADYATAMA KEPARIWISATAAN DAN EKONOMI KREATIF

PARIWISATA NTT BUTUH BRANDING, GUYS !

Regional Calender Tourism Events 2022

RAKOR PEMBANGUNAN PARIWISATA RING OF BEAUTY NTT

KENYAMANAN RUANG HOMESTAY

SOSIALISASI DAN SIMULASI PANDUAN SERTIFIKASI CHSE PADA PENYELENGGARAAN MICE

MENATA ARSITEKTUR KOTA LABUAN BAJO

KASUS HIV AIDS DI PROVINSI NTT TETAP MENINGKAT

Konsep Desain Monumen di Kelurahan LLBK Kota Kupang

PEMBANGUNAN DI PROVINSI NTT MEMBUTUHKAN HARMONISASI DAN SINKRONISASI

DESA WISATA, DESA WISATA TEMATIK DAN DESA WISATA HIJAU. Mana yang Cocok Untuk NTT?

Reef Check Indonesia Kembangkan Wisata Spesies dan Industri Penunjangnya di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao

Simulasi Bencana di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Prov. NTT

MENDORONG STANDARISASI PELAKU PARIWISATA

Kolaborasi Kemitraan, Disparekraf NTT Gandeng Pelaku Wisata

Upaya Penerapan ISO 9001 : 2015 di Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT

PEMBINAAN STATISTIK SEKTORAL PARIWISATA

Catatan Perjalanan ke Liman

Wisata Langit Gelap “Lelogama”

TALK SHOW ONLINE ANTARA BETA, DIA DAN DESTINASI WISATA NTT: KEMARIN, KINI DAN NANTI

Diseminiasi Anggaran Belanja Dinas Parekraf NTT

Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen Antara Rencana Zonasi Kawasan Antar Wilayah Laut Bali dan Sekitarnya

Diskusi Konsep Smart Tourism di Indonesia Timur

Rapat Tim Pengelola Website Dinas Parekraf NTT

Bambu dan Prospek Pengembanganya Bagi Ekowisata NTT

Kunjungan Kerja Gubernur NTT ke Kantor Dinas Parekraf NTT

Kunjungan Bupati Malaka

Lokakarya Konsolidasi Pembentukan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana

Pertemuan Tim Kajian Pariwisata Aman Bencana Provinsi NTT

Literasi Desa Koanara Kabupaten Ende

Literasi Obyek Wisata Desa Praimadita Kabupaten Sumba Timur

Literasi Kabupaten Alor

Literasi Lamalera

Profile Kawasan Pariwisata Estate (PE)

MENDORONG KAMPUNG DENGE SEBAGAI PINTU GERBANG KAWASAN WISATA WAEREBO

EVALUASI DESTINASI WISATA PASCA BENCANA ALAM

Tourism Event 2022

WORKSHOP ARSITEK

DISKUSI PUBLIK PARIWISATA AMAN BENCANA DI PROVINSI NTT

MENEMUKAN POTENSI INDENTITAS FISIK KOTA KUPANG

DAYA TARIK WISATA RUMAH ADAT NTT

Belajar dari Utusan Khusus Presiden Seychelles

Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Cerah-Cemerlang

Deseminasi Pengelolaan Website Dinas Parekraf NTT

Menggali Spirit of Place Dalam Desain Kawasan Pariwisata Estate NTT

FGD Review RIPPARNAS 2011- 2025

Penerapan CHSE Usaha Pariwisata di Provinsi NTT

Tata Kelola Persampahan Di Destinasi Wisata Super Premium Labuan Bajo

Identifikasi Awal Potensi Geowisata NTT

Waterfront City Kota Kupang Sebagai Destinasi Wisata Kota

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Panen Perdana Sayur Organik

Kajian Pengembangan KSPN Nemberala-Rote dan KSPN Alor-Kalabahi


MEDIA SOSIAL DAN KONTAK


| Dinas Pariwisata Provinsi NTT
| @thenewtourismterritory
| @PariwisataNTT


Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT
Jl. Frans Seda 2 No.72, Kayu Putih, Oebobo, Kota Kupang, 85228
(0380) 826384
082144082555